• Login
  • Register
Jumat, 6 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Waspada Trend Skincare dalam Gaya Hidup Remaja

Hal terpenting yang perlu ditanamkan dalam diri mereka adalah bahwa skincare bukan standar kecantikan seseorang.

Sukma Aulia Rohman Sukma Aulia Rohman
11/02/2025
in Publik
0
Skincare

Skincare

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa hari yang lalu, beredar sebuah video seorang anak perempuan berusia remaja di Pemalang yang diduga ingin membunuh ibunya akibat tidak dibelikan skincare.

Dalam video yang beredar, ia terlihat membawa sebilah pisau dan berbicara dengan nada tinggi dan terdengar berkali-kali ia melontarkan kata “mati” yang ditujukan kepada ibunya.

Sebagian orang yang ada dalam video tersebut berusaha melerai sang anak, dengan cara ingin merebut pisau yang ia genggam. Namun hingga video berakhir, sang anak terlihat berjalan meninggalkan area tersebut dengan tetap membawa pisau di tangannya.

Fenomena seperti ini, dapat di latarbelakangi oleh berbagai hal, termasuk soal trend gaya hidup yang ada di kalangan remaja.

Trend Skincare

Skincare dalam gaya hidup remaja di era sekarang, seringkali dianggap sebagai standar kecantikan. Para remaja sering menganggap bahwa mereka akan terlihat cantik dan lebih percaya diri ketika mereka menggunakan skincare.

Baca Juga:

Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!

Mengenal Lebih Dekat Kanker Ovarium: Sebagai Salah Satu Sillent Killer pada Wanita

Green Deen: Perspektif Islam tentang Keselarasan antara Lingkungan dan Spiritualitas

Membongkar Dogma yang Selama Ini Keliru tentang Kesuksesan

Anggapan demikian muncul, lantaran mereka terpengaruh oleh para influencer atau artis idola mereka yang seringkali mempromosikan skincare sebagai rahasia kulit putih glowing dan bersih.

Mereka kemudian berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan skincare tersebut hingga tak jarang bagi mereka yang memiliki latarbelakang ekonomi kurang mampu harus memaksa orang tuanya untuk membelikan mereka skincare.

Perilaku memaksa inilah kemudian yang memicu tindakan abnormal seperti yang terjadi para gadis remaja di Pemalang. Ia bukan hanya mengamuk melainkan ingin membunuh ibunya hanya karena ia tidak dibelikan skincare.

Skincare bukan Standar Kecantikan

Kasus remaja di atas hanyalah satu dari sekian banyaknya perilaku tantrum yang terjadi akibat keinginan yang tidak terpenuhi. Perilaku tantrum dapat memberikan dampak negatif, bukan hanya kepada diri sendiri melainkan juga terhadap orang lain terutama keluarga.

Menyikapi maraknya kejadian tantrum pada anak remaja terutama bagi mereka yang tidak mampu untuk membeli skincare. Maka hal terpenting yang perlu ditanamkan dalam diri mereka adalah bahwa skincare bukan standar kecantikan seseorang.

Seringkali pola pikir yang ada dalam diri remaja baik disadari atau tidak bahwa kecantikan seseorang adalah ketika memiliki kulit putih. Maka, bagi yang memliki kulit yang tidak putih, maka akan dianggap tidak cantik sehingga berpotensi menjadi korban bullying di lingkungan pergaulannya.

Hal ini membuat banyak dari remaja bahkan orang dewasa terutama Gen Z, menjadi insecure bahkan tidak bersyukur dan akhirnya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kulit putih yang mereka harapkan. Dan tak jarang prilaku memaksa kedua orang tua untuk membelikan skincare akan mereka lakukan.

Pola pikir bahwa cantik adalah putih, tentu hal tersebut sangat keliru. Mengingat Tuhan menciptakan manusia dengan keberagaman, termasuk di dalamnya warna kulit yang beragam. Maka penting bagi kita untuk selalu menerima pemberian dari Tuhan yang pada hakikatnya berada di luar kendali kita.

Edukasi

Kita tak bisa request kepada Tuhan bahwa kita ingin memiliki kulit putih atau hitam, lahir dari keluarga kaya atau miskin dan lain sebagainya. Yang bisa kita lakukan adalah menjaga serta merawat pemberian yang Tuhan titipkan kepada kita.

Jadi tidak perlu risau jika kita tak mampu membeli skincare, masih banyak alternatif yang dapat kita lakukan untuk merawat kulit yang Tuhan berikan. Karena hakikatnya tak ada pemberian Tuhan yang buruk. Semuanya baik, hanya saja bagaimana kita memandangnya sebagai sebuah anugerah atau sebagai kesialan.

Dari kasus di atas, kita dapat menarik sebuah pelajaran berharga tentang bagaimana cara kita bersyukur serta memiliki pola pikir yang realistis. Mungkin karena pada kasus di atas, pelaku masih berusia remaja. Maka dari itu yang dapat berperan penting dalam melakukan edukasi adalah orang tua, keluarga, serta guru.

Karena remaja memiliki hak untuk menggapai masa depan yang cerah. Maka tugas kita dalam menanggapi kasus semacam di atas adalah dengan melakukan edukasi tentang skincare atau kecantikan. Bukan justru mem-bully anak remaja yang hakikatnya belum dapat berpikir jernih. []

Tags: gaya hidupremajaTrend SkincareWaspada
Sukma Aulia Rohman

Sukma Aulia Rohman

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Raja Ampat

Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

5 Juni 2025
Ibadah Kurban

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

4 Juni 2025
Mitos Israel

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

4 Juni 2025
Trans Jogja

Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!

3 Juni 2025
Perbedaan Feminisme

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

2 Juni 2025
Teknologi Asistif

Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

2 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Raja Ampat

    Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut
  • Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID