• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Begini Jalan Menemukan Tuhan Menurut Prof Quraish Shihab

Kehadiran Tuhan bahkan mampu terasa oleh seorang yang mengaku dirinya tak bertuhan sekalipun.

Alfiyah Alfiyah
03/03/2025
in Hikmah
0
Menemukan Tuhan

Menemukan Tuhan

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tema “Jalan Menemukan Tuhan” tersebut dapat kita jumpai dari rangkaian perayaan 20 tahun Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ). Meskipun acara ini terselenggara di Masjid Istiqlal, namun para penggemar kajian Prof Quraish Shihab masih bisa menikmati melalui kanal YouTube Narasi.

PSQ sendiri merupakan lembaga pendidikan Agama Islam. Dengan dorongan awal untuk membimbing anak-anak dari beragam kalangan untuk belajar Al-Qur’an sekaligus memahaminya.

Sejak awal para pendirinya berharap agar pembelajaran tersebut berlandaskan pada nilai-nilai Al-Qur’an. Artinya, mampu selaras dengan budaya dan kultur masyarakat Indonesia.

Selain itu, juga terus berupaya melahirkan para pakar yang mampu membumikan Al-Qur’an dengan kondisi masyarakat Indonesia yang plural itu.

Tulisan ini merupakan hasil rangkuman penulis setelah mengikuti via YouTube Narasi. Tujuannya agar memudahkan para pembaca menyerap dan mengamalkan isi kajian tersebut.

Baca Juga:

Kisah Rumi, Aktivis, dan Suara Keledai

Hari Kemenangan dan 11 Bulan Kemudian

Tauhid Menempatkan Laki-laki dan Perempuan Sama sebagai Manusia

Tauhid Meniscayakan Kesetaraan Gender

Membumikan Al-Qur’an

Menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada Agustus 2024 Indonesia memiliki sebaran berdasarkan pemeluk agama yang terkategorikan sebagai berikut:

Agama Islam memiliki jumlah 245.973.915 jiwa atau 87,08%, agama Kristen 20.911.697 jiwa atau 7,40%, agama Katolik 8.667.619 jiwa atau 3,07%, sedangkan agama Hindu 4,74 juta jiwa.

Melalui data-data sebaran pemeluk agama tersebut. Maka, pantas jika Indonesia terkenal sebagai negara plural dalam konteks keagamaan.

Mengingat Al-Qur’an telah menghendaki perbedaan itu sejak awal. Maka, menurut Prof Quraish perbedaan dalam bentuk keragaman itu bukanlah perbedaan dalam bentuk pertentangan.

Keragaman itu dalam rangka memudahkan ummat untuk terus melakukan dialog. Hal ini belakangan terkenal dengan sebutan moderasi beragama.

Dalam narasi moderasi beragama para muslim diharapkan menonjolkan praktik persaudaraan kepada sesama muslim sekaligus kepada sesama manusia.

Jalan Menemukan Tuhan

Menurut pakar tafsir Al-Qur’an jebolan Al-Azhar Kairo itu kehadiran Tuhan itu fitrah. Artinya, setiap orang sadar bahwa Tuhan itu wujud. Hanya saja karena kekotoran jiwanya menjadikan ia tidak mengerti kehadiran Tuhan.

Jalan menemukan Tuhan dapat diupayakan sewaktu kita hidup. Sayyidina Ali pernah ditanya, “apakah kamu pernah melihat Tuhan?” Lalu beliau menjawab “bagaimana saya menyembah sesuatu yang tidak saya lihat?”

Kemudian beliau ditanya lagi “bagaimana kamu melihat Tuhan?” Beliau menjawab “Dia tidak dilihat oleh pandangan mata yang kasat ini, tetapi Tuhan dilihat oleh pandangan yang diarahkan oleh iman. Dia jauh tetapi sangat dekat kepadamu. Lebih dekat dari urat lehermu. Dia dekat, tetapi tidak dapat merabaNya”.

Kehadiran Tuhan bahkan mampu terasa oleh seorang yang mengaku dirinya tak bertuhan sekalipun. Dengan penyebutan yang berbeda-beda setiap agamanya. Seperti Yang Maha Kuasa, Yahwe, Allah dll.

Dan kehidupan duniawi membuat kita menjauh dari merasakan adanya Tuhan. Nah, dengan kembali kita bisa bertemu dengan Tuhan di dunia. Menurut Prof Quraish jangan menganggap pertemuan itu secara fisik, karena kita hanya bisa melihatnya dengan kekuatan iman.

Pertemuan menuju Tuhan itu bisa melalui jalan spiritual maupun material. Allah berfirman dalam Al-Qur’an dengan menyeru pada manusia, baik yang bekerja lewat jalan kebaikan maupun keburukan. Namun, pada ujungnya semua manusia akan bertemu dengan Tuhannya.

Melalui jalan spiritual. Jalan sendiri dalam al-Qur’an ada beberapa kategori makna. Pertama, sirath.Yang menarik atas penafsiran kata “sirath” ini adalah tidak sama seperti narasi umum yang seringkali kita dengar.

Bahwa jembatan sirath ini wujudnya seperti rambut yang terbelah menjadi tujuh. Anggapan tersebut menurut Prof Quraish tidaklah benar. Arti yang sebetulnya adalah jalan lebar sehingga semua orang bisa lewat sana.

Kedua, sabil yang berarti jalan kecil. Jalan yang kedua ini ada jalan yang baik maupun jalan yang buruk. Jalan apapun yang kita pilih dan sukai asalkan jalan damai, Karena selain kedamaian itu bukan jalan menuju Tuhan.

Sementara itu, Buya Hamka menganalogikan bahwa berhubungan dengan Tuhan itu seperti sesorang mencari saluran radio. Terus menerus mencarinya walau kadang sukar kita menemukannya. Namun lama kelamaan akan menemukan saluran yang tepat. Dengan usaha itu yakinlah bahwa Tuhan tidak akan menyia-nyiakan kita semua. []

Tags: HikmahMenemukan TuhanProf Quraish ShihabPusat Studi Qur'antauhid
Alfiyah

Alfiyah

Alumni FKD IPMAFA 2022 | Mari saling sapa di instagram @imalfi__

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID