• Login
  • Register
Senin, 9 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Puasa Meningkatkan Kecerdasan Multidimensional

Berbagai riset menunjukkan bahwa puasa Ramadan dapat memicu pengembangan kecerdasan multidimensional.

Rasyida Rifa'ati Husna Rasyida Rifa'ati Husna
13/03/2025
in Personal
0
Kecerdasan Multidimensional

Kecerdasan Multidimensional

630
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ramadan merupakan bulan pendidikan bagi umat muslim, karena itu banyak hikmah dan manfaat yang bisa kita peroleh ketika menjalaninya dengan sepenuh hati. Melaksanakan puasa sebulan penuh selain dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Di lain sisi puasa juga dapat melatih dan meningkatkan kecerdasan multidimensional, antara lain spiritual, emosional, dan intelektual.

Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 186: Puasa Membentuk Kecerdasan

Sebagaimana dalam Tafsir al-Aysar (1/165) bahwa hakikat ibadah puasa ialah membiasakan diri untuk berpikir secara fokus baik kepada aturan-aturan puasa maupun terhadap keagungan dan toleransi Allah (keringanan bagi yang tidak dapat berpuasa).

Selain itu, shaimin akan selalu melakukan evaluasi terhadap kualitas puasa yang ia lakukan juga nilai-nilai spritual yang sudah ia dapatkan. Karenanya, di antara tujuan berpuasa ialah membentuk manusia-manusia yang cerdas (al-rusyd) sebagaimana termaktub dalam QS. Albaqarah ayat 186.

Inti pembahasan dalam ayat tersebut adalah pendekatan yang Allah lakukan kepada hamba-hambaNya khusus pada bulan puasa Ramadan. Karena ayat tersebut berada di antara ayat-ayat puasa lain dan masih berkaitan dengan mekanisme dan pelaksanaan puasa Ramadan, kata “hamba” yang dimaksud adalah orang-orang yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi kepada Allah. Khususnya dengan ibadah puasa yang mereka jalankan. (Tafsir Ayat-ayat Puasa, h. 131).

Prinsip Kejujuran dan Pengabdian yang Tulus pada Allah

Kata yarsyudun menjadi penutup QS. Albaqarah ayat 186 menunjukkan bahwa kecerdasan memiliki korelasi yang signifikan dengan pelaksanaan ibadah puasa. Menurut al-Jazairi orang yang cerdas adalah yang mentaati Allah sedangkan bodoh adalah bermaksiat kepadaNya.

Ia merujuk QS. Alhujurat: 7 menyebutkan bahwa orang-orang yang cerdas ialah mereka yang sudah tertanam oleh Allah rasa cinta kepada keimanan. Kemudian mereka mengindahkan iman tersebut dalam hatinya dan mereka benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan

Baca Juga:

Esensi Ibadah Haji: Transformasi Diri Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Bekerja adalah Ibadah

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

Ketika Allah Membuka jalan: Muslimah pun Mampu Mencium Hajar Aswad

Senada dengan Ibnu ‘Ajibah dalam Tafsir Bahr al-Madid (1/216), menyebutkan bahwa orang-orang yang cerdas ialah menempuh jalan Tuhan dan senantiasa mencintaiNya. Korelasi ini dapat kita lihat dari pelaksanaan ibadah puasa yang menekankan prinsip kejujuran serta pengabdian yang tulus kepada Allah.

Mereka jujur dalam menjalankan puasa. Padahal peluang untuk melakukan penyelewengan terbuka dengan lebar dan bahkan dapat kita rahasiakan dari manusia. Mereka juga rela dalam melawan bisikan hawa nafsunya dan menahan diri (puasa) untuk Allah. Hingga akhirnya berdampak pada akalnya akan berfungsi secara maksimal karena tidak lagi terbayang-bayangi oleh kedunguan nafsu.

Puasa dan Kecerdasan dalam Penjelasan Sains

Dari penjelasan tafsir ayat di atas dapat kita ketahui bahwa antara ibadah puasa dengan proses pengembangan kecerdasan seseorang saling berkesinambungan. Hal tersebut juga terbukti oleh berbagai riset yang menunjukkan bahwa puasa Ramadan dapat memicu pengembangan kecerdasan multidimensional.

Sebagaimana Howard Gardner dari Harvard University menerangkan bahwa manusia memiliki tujuh multiple intelligences (kecerdasan yang beranekaragam) yang garis besarnya terkelompokkan menjadi kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.

Pertama, kecerdasan intelektual. Menurut hasil penelitian dari Americans College of Cardiology, New Orleans bahwa puasa meningkatkan hormon yang dihasilkan kelenjar pituitary, hormon tersebut yang mengatur proses metabolisme, pertumbuhan tulang, dan meningkatkan fungsi otak.

Puasa meningkatkan protein yang di produksi otak. Protein ini membantu peremajaan dan regenerasi sel induk otak, serta dapat meningkatkan fungsi memori dan motorik. Dengan terjadinya peremajaan dan regenasi sel-sel otak ketika berpuasa, maka kemampuan otak untuk berpikir, bernalar, dan berkreasi akan meningkat.

Kedua, kecerdasan emosional. Salah satu dimensi dari emotional intelligence yang Daniel Goleman paparkan  ialah kemampuan mengontrol emosi diri, hal ini sesuai dengan puasa yang identik dengan mengendalikan hawa nafsu, menahan lapar; dahaga; marah; dan berbagai aspek negatif lainnya.

Kecerdasan Emosional dan Spiritual

Penelitian dari Shahrekord University of Medical Sciences, Iran membuktikan bahwa puasa Ramadan berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan emosional. Di antaranya berkontribusi positif untuk pengendalian diri dan kontrol emosi. Selain itu berdampak pada kemampuan menghadapi dan menyikapi masalah terjadi dalam dirinya sendiri maupun di sekitarnya dengan baik.

Terakhir, kecerdasan spiritual. Peneliti dari Americans College of Cardiology menyatakan bahwa melalui puasa, niat-niat melanggar norma yang ada dalam diri, dapat teratasi. Ia menambahkan saat puasa orang menyadari tentang apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan.

Karenanya semangat spiritualnya akan meningkat dan dapat merasa lebih tenang. Kecerdasan spiritual ini lebih bersesuaian dengan pembahasan tafsir QS. Albaqarah ayat 186 di atas.

Seseorang yang memiliki kecerdasan spritual, ia dapat memahami isyarat-isyarat Allah dalam setiap keadaan. Terutama saat mendapat musibah karena ia memahami bahwa setiap kejadian ada hikmahnya. Hal ini juga sesuai dengan penjelasan Spiritual Quotien-nya Danah Zohar bahwa dengan SQ, individu dapat memaknai tiap persoalan dan masalah dalam kehidupan. Wallah a’lam. []

Tags: EmosionalHikmah RamadanibadahintelektualKecerdasan MultidimensionalpuasaSpiritual
Rasyida Rifa'ati Husna

Rasyida Rifa'ati Husna

Terkait Posts

Tragedi Sejarah

Menolak Lupa, Tragedi Sejarah Kekerasan terhadap Perempuan

9 Juni 2025
Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Berkurban

Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

6 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

5 Juni 2025
Kesehatan Akal

Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

4 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Iduladha

    Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Lupa, Tragedi Sejarah Kekerasan terhadap Perempuan
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID