• Login
  • Register
Selasa, 15 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Ada Parade Cosplay Ikon Tionghoa dalam Perayaan Cap Go Meh Cirebon, Keren Lho!

Napol Napol
14/02/2020
in Featured, Personal
1
146
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada Sabtu 8 Februari 2020 kemarin, karnaval tahunan Cap Go Meh di Kota Cirebon berlangsung ramai dan terkendali. Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan yang dilintasi parade budaya kesenian Tionghoa ini. Sudah 15 tahun tradisi ini berjalan di Kota Cirebon, dan selalu disambut meriah oleh masyarakat Cirebon yang multi etnis.

Yang berbeda di tahun 2020, momen puncak tahun baru Imlek ini juga dimeriahkan dengan parade cosplay (peragaan kostum) ikon-ikon Tionghoa. Cosplay yang ditampilkan di antaranya Dewi Kwan Im beserta empat muridnya, delapan dewa, dan Tong Sam Cong serta murid-muridnya, salah satunya Sun Go Kong.

Indra Liem, koordinator karnaval Cap Go Meh Vihara Welas Asih, mengungkapkan bahwa para penampil (cosplayer) merupakan siswa dari dua sekolah. Mereka pun tak hanya dari etnis Tionghoa saja, beberapa di antaranya adalah orang Jawa. Para pemuda yang bersemangat menggotong joli (tandu) pun dari etnis yang berbeda-beda. Semua berbaur dalam semarak karnaval.

Di Indonesia yang sudah puluhan tahun merdeka dan terbentuk dengan keberagaman penduduknya, perbedaan (suku, agama, ras, golongan) semestinya sudah tidak lagi jadi persoalan. Namun memang sulit dipungkiri bahwa masih ada kelompok atau oknum tertentu yang menebar kebencian atas dasar perbedaan demi kepentingan masing-masing.

Perbedaan adalah keniscayaan, tapi ‘buah busuk’ akan selalu ada dari tiap golongan. Pembenci akan selalu ada, dari golongan manapun, besar maupun kecil. Tapi bukan berarti kita tidak bisa mengurangi jumlahnya dan mencegah penyebarannya.

Baca Juga:

Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

Generasi muda adalah pelopor kerukunan dan toleransi bangsa. Wajah kerukunan Indonesia di masa depan ada di tangan para remaja saat ini. Keputusan pemerintah untuk tidak memulangkan 689 orang ISIS eks WNI (seperti kata Pak Jokowi), adalah salah satu upaya mencegah penyebaran virus-virus kebencian.

Dari ratusan orang itu, sebagiannya adalah anak-anak yang belum terverifikasi berapa jumlahnya, tapi Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan anak-anak WNI eks ISIS di bawah umur 10 tahun akan dipulangkan dan dibina dalam program kontra radikalisasi.

Suatu langkah yang bijak dari pemerintah, mengingat pikiran anak-anak masih murni, tak mengenal gelapnya kebencian karena perbedaan. Kecuali jika kebencian itu diajarkan oleh orang dewasa di lingkungannya. Pikiran mereka lebih mudah diselamatkan dengan dididik kembali dengan nilai-nilai kemanusiaan. Diiringi harapan kelak mereka tumbuh menjadi remaja pelopor kerukunan dan toleransi bangsa. Semoga. []

Napol

Napol

Terkait Posts

Kesalingan

Kala Kesalingan Mulai Memudar

13 Juli 2025
Harapan Orang Tua

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

12 Juli 2025
Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Krisis Ekologi

    Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi
  • Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman
  • Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID