• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Akhlak Nabi Saw Kepada Pelayan yang Beragama Yahudi

Nabi Saw, sampai di akhir hayat beliau, masih bertetangga secara baik dengan seorang Yahudi, yang saling berhutang satu sama lain untuk kebutuhan keluarga

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
12/08/2022
in Hikmah, Rekomendasi
0
Akhlak Nabi

Akhlak Nabi

439
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Allah Swt telah membuat kesaksian bahwa Nabi Muhammad Saw adalah pribadi yang berakhlak tinggi, dipercaya menjaga amanah (al-amin), suka berbuat baik, dan mudah menolong orang. “Sungguh, engkau berada pada akhlak yang agung”, kata al-Qur’an (QS. Al-Qalam, 68: 4). Di antara keagungan ini adalah akhlak Nabi Saw kepada pelayan yang beragama Yahudi.

Kisah ini terungkap dalam berbagai kitab hadits, termasuk kitab hadits yang paling shahih di mata umat Islam, yaitu Sahih Bukkhari. Dalam kitab Sahih ini, yang bernomer 1371 (Cairo: al-Maknaz al-Islami, 2000), Anas bin Malik ra bercerita bahwa Nabi Saw memiliki pelayan yang beragama Yahudi. Suatu saat, pelayan ini jatuh sakit. Lalu, Nabi Saw menjenguknya.

Ketika menjenguk, Nabi Saw mendekat ke kepala dan mengelusnya, sambil berkata: “Maukah kamu masuk Islam?”. Lalu sang pelayan melempar pandangan ke ayahnya yang juga beragama Yahudi. “Kalau kamu lihat itu baik, silahkan ikuti Ayah dari al-Qasim ini (Nabi Muhammad Saw)”, jawab sang ayah. Karena keluhuran akhlak Nabi Saw, selama ia melayani di rumah Nabi Saw, sang pelayan itu bersedia menjadi muslim.

Kemuliaan Akhlak Nabi

Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari kemuliaan akhlak Nabi Saw kepada pelayan yang beragama Yahudi tersebut. Selama kisah-kisah pelayanan di rumah Rasulullah Saw, sebagaimana juga diceritakan oleh Anas bin Malik ra, Nabi Muhammad Saw adalah orang yang baik, lembut, dan selalu tenang. Nabi Saw tidak pernah memukul, sekalipun, kepada siapapun, baik pelayan maupun istri Nabi Muhammad Saw.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَشْرَ سِنِينَ لاَ وَاللَّهِ مَا سَبَّنِى سَبَّةً قَطُّ وَلاَ قَالَ لِى أُفٍّ قَطُّ وَلاَ قَالَ لِى لِشَىْءٍ فَعَلْتُهُ لِمَ فَعَلْتَهُ وَلاَ لِشَىْءٍ لَمْ أَفْعَلْهُ أَلاَّ فَعَلْتَهُ

Baca Juga:

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

Islam dan Persoalan Gender

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung

Dari Anas bin Malik ra berkata: saya melayani Rasulullah Saw selama sepuluh tahun dan tidak pernah merendahku sama sekali, tidak juga pernah mengeluh tentang diri saya, tidak juga mengatakan tentang sesuatu yang aku kerjakan: “Kenapa kamu kerjakan ini”, atau terhadap sesuatu yang tidak aku kerjakan: “Kenapa kamu tidak mengerjakanya”. (Musnad Ahmad, no. 13234).

Substansi dari teks hadits ini, dengan redaksi yang berbeda, juga terungkap dalam berbagai kitab hadits lain. Seperti Sahih Bukhari (no. 6107), Sahih Muslim (no. 6151), Sunan Abu Dawud (no. 4776), dan banyak kitab hadits yang lain.

Nabi tidak Pernah Memukul Perempuan

Sementara teks mengenai Nabi Saw yang tidak pernah memukul perempuan maupun pelayan juga sangat populer melalui riwayat Sayyidah Aisyah ra.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلاَ امْرَأَةً وَلاَ خَادِمًا

Dari Aisyah ra berkata: Rasulullah Saw tidak pernah memukul sekalipun dengan tanganya, baik terhadap perempuan maupun terhadap pelayan (Sahih Muslim, no. 6195).

Dengan dua redaksi teks hadits ini, kita juga bisa menyimpulkan bahwa akhlak Nabi Saw kepada pelayan yang beragam Yahudi juga sama. Nabi Saw tidak pernah merendahkanya, mengeluhkan dirinya, menyalahkan pekerjaanya, atau akhlak buruk lain yang biasa dilakukan seseorang kepada pelayannya. Ketika sakit, sebagaimana dalam hadits tersebut di awal, Nabi Saw menjenguk ke rumahnya dan ikut menenangkannya.

Nabi Saw juga, sampai di akhir hayat beliau, masih bertetangga secara baik dengan seorang Yahudi, yang saling berhutang satu sama lain untuk kebutuhan keluarga beliau (Sunan Nasa’i, no. 4668). Demikianlah akhlak baik Nabi Muhammad Saw dengan keluarga, pelayan, dan tetangga. Sekalipun pelayan dan tetangga itu beragama berbeda, Nabi Saw tetap berakhlak baik terhadap mereka. Tidakkah kita seharusnya meneladani akhlaq baginda Nabi Muhammad Saw?

Atas semua teladan akhlak baik ini, mari kita selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw: Shallallahu ‘alaihi wa sallam. []

Tags: Akhlak NabiislamkeadilanKesalinganPerdamaianRelasisejarahSunah Nabitoleransi
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Founder Mubadalah.id dan Ketua LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Terkait Posts

Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Negara Inklusi

    Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam dan Persoalan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara
  • Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID