• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Aku Setuju dengan Pernyataan Prilly, Tapi..

Pondasi utama dalam relasi adalah kerelaan, atau dalam bahasa Arab “ridha”, yakni penerimaan dan kenyamanan seseorang terhadap orang lain.

Zahra Amin Zahra Amin
23/11/2024
in Personal, Rekomendasi
0
Pernyataan Prilly

Pernyataan Prilly

1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pernyataan Prilly Latuconsina menimbulkan pro dan kontra di media sosial. Artis muda yang terkenal vokal bicara isu perempuan ini ramai menjadi pembicaraan publik setelah pernyataannya dalam sebuah video viral di platform media sosial X (sebelumnya kita kenal sebagai Twitter).

Melansir dari Tempo.co, dalam pernyataannya, Prilly menyebut bahwa di Indonesia ada banyak perempuan yang independen, tetapi hanya sedikit laki-laki yang mapan. Ucapan ini langsung menyulut reaksi panas, tak hanya pujian dan dukungan, tapi juga kritik tajam dan bahkan hujatan dari netizen.

Pernyataan ini Prilly sampaikan dalam konteks yang mengangkat isu independensi perempuan di Indonesia. Ia mengungkapkan pandangannya bahwa banyak perempuan di Indonesia yang mandiri, bekerja keras, dan mampu menopang hidupnya sendiri tanpa bergantung pada pasangan.

Namun, di sisi lain, Prilly merasa jumlah laki-laki yang mapan masih relatif sedikit dibandingkan dengan perempuan independen yang ia temui.

Mencari Pasangan yang Mendukung

“Di negara ini banyak cewek independen, tapi cowok mapan dikit. Itu data valid loh,” ujar Prilly menggebu-gebu dalam sebuah video, dikutip pada Selasa, 19 November 2024.

Baca Juga:

Dinamika Pernikahan Modern, Sejauh Apa Perjanjian Pra Nikah Diperlukan?

Meninjau Ulang Istilah Independent Woman vs Pria Mapan, Relevankah?

Perempuan Independen dan Laki-laki Mapan: Sebuah Catatan

Dari Novel Hati Suhita Kita Belajar, Nikah itu Perlu Kerelaan Kedua Belah Pihak

Prilly juga menyarankan kepada para perempuan untuk mencari pasangan yang mendukung dan turut senang dengan pencapaiannya, bukan yang malah merasa rendah diri.

“Jadi harusnya tuh cari pasangan yang selalu happy ngeliat kesuksesan kita bukannya malah insecure dan ninggalin kita gitu,” tuturnya

Ucapan ini kemudian menjadi viral, terutama setelah klip tersebut diunggah ulang oleh akun-akun gosip di media sosial X. Beberapa netizen setuju dengan pandangan yang Prilly bagikan terkait independensi bagi perempuan.

Namun, tidak sedikit juga netizen lain yang merasa ucapan Prilly terkesan merendahkan kaum laki-laki. Bahkan ada yang menyebut Prilly sebagai perempuan ‘pick me’ atau haus akan validasi.

Menjadi Perempuan Independen

Sebagai perempuan yang mengaku independen, tentu setuju dengan pernyataan Prilly di atas. Sejak usia akhir belasan tahun, aku sudah punya penghasilan sendiri, dan punya standar sendiri soal siapa yang kelak akan menjadi pasangan hidupku nanti.

Secara egois, pernah aku sampaikan pada salah satu sahabatku, bahwa aku tidak ingin menjadi sosok yang dominan dalam rumah tangga, sehingga penting mempunyai pasangan hidup yang mampu mengimbangi segala potensi yang aku miliki. Minimal memberi dukungan atas setiap pilihan hidup yang aku ambil. Tidak banyak larangan, juga tidak membatasi.

Setidaknya aku tidak ingin terjebak dalam ikatan pernikahan yang justru membelenggu kebebasanku sebagai perempuan. Atau di saat aku merasa rapuh, dia yang justru mampu menjadi penopang agar aku tetap tegak berjalan. Ya, standar pasangan hidup itu kita yang menentukan, bukan orang lain. Apalagi netizen yang selalu maha benar dengan segala komentarnya.

Jadi, Aku Setuju dengan Prilly, Tapi..

Meskipun aku setuju dengan pernyataan Prilly, tapi ada hal yang juga perlu dikomunikasikan dengan laki-laki, atau pasangan hidup kita tentang apa yang menjadi keinginan kita di masa depan. Terutama bagi pasangan yang sedang merencanakan pernikahan.

Sebagaimana yang pernah aku lakukan dulu, dengan mengajukan tiga syarat jika ingin melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih serius. Membolehkan aku tetap bekerja, berorganisasi dan kuliah lagi. Artinya, harus bersedia ketika dalam situasi dan kondisi tertentu aku harus jauh dari rumah, dan tidak bisa membersamai keluarga secara utuh.

Meminjam istilah dalam salah satu pilar, dari lima pilar perkawinan yaitu antaradhin, atau kerelaan. Sejauh ini, selama membangun relasi dengan siapapun, konsep kerelaan menjadi point penting yang menjaga keseimbangan komunikasi agar tetap berjalan lancar dan bisa diterima oleh semua pihak.

Pondasi Utama Relasi

Pondasi utama dalam relasi pasutri adalah kerelaan, atau dalam bahasa Arab “ridha”, yakni penerimaan dan kenyamanan seseorang terhadap orang lain. Artinya kerelaan itu harus dari dan oleh kedua orang, laki-laki dan perempuan, atau istri dan suami.

Al-Qur’an sendiri (QS. Al-baqarah 2:233) menyebutnya dalam ungkapan yang memang resiprokal, taradhin minhuma, atau saling rela satu sama lain, saling menerima dan merasa nyaman satu sama lain, antara laki-laki dan perempuan, atau suami dan istri.

Dengan pilar kerelaan yang resiprokal ini, seseorang tidak mudah menyalahkan pasangannya, menyudutkan, apalagi melakukan kekerasan. Sebaliknya, seseorang akan selalu mencari sisi baik pasangannya, berbaik sangka, cepat memaafkan, dan kembali merajut tali kasih bersama.

Yakin deh, perdebatan perempuan independen dan laki-laki mapan akan hilang dengan sendirinya. Seiring waktu yang berjalan, semoga setiap diri kita akan menemukan pasangan sejiwa yang mampu berjalan bersama di jalanan yang penuh duri, berkelok dan penuh liku. Yakinlah, dan tak perlu ragu. []

Tags: KerelaanLaki-laki MapanPerempuan IndependenPernyataan PrillyPilar PerkawinanPrilly Latuconsina
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Kopi yang Terlambat

Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

10 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Perempuan Lebih Religius

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

9 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan
  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID