• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Apa Itu Berkah atau Nderek?

Pada akhirnya, kita dituntut untuk selalu kritis terhadap semua aspek kehidupan, termasuk dalam memilih guru. Guru sangat penting dalam membangun jiwa menuju insan yang baik dan manfaat

Iqromah Zm Iqromah Zm
28/03/2022
in Hikmah
0
Apa Itu Berkah atau Nderek?

Apa Itu Berkah atau Nderek?

447
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Apa itu berkah atau nderek? Berkah menurut bahasa merupakan karunia Tuhan yang membawa kebaikan, yakni kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup manusia. KH. Sya’roni menjelaskan bahwa berkah bermakna penambahan kebagusan dari Allah (ziyadatul khair) artinya setiap waktu semakin bertambah baik (nu.or.id). Jadi, berkah adalah sebuah pemberian tuhan yang diberikan kepada manusia.

Keberkahan bisa datang melalui banyak hal dan dalam wujud yang bermacam-macam pula. Di dalam kehidupan, kita banyak mendapat berkah yang beragam, baik melalui manusia atau alam semesta. Misalnya, ketika sedang sakit kita berobat ke dokter untuk kesembuhan.

Dokter dalam hal ini adalah perantara Tuhan dalam menyembuhkan manusia yang sedang sakit. Keberkahan hanya datang dari Allah semata, tetapi dalam praktiknya Allah menunjukkan wasilah. Sebagaimana contoh di atas, Allah menyembuhkan penyakit melalui dokter.

Berbicara mengenai apa itu berkah? Kita sering menjumpai kalimat ini di pondok pesantren. Berkah kiai, ulama, habaib dan lain sebagainya. Mengapa istilah berkah atau barakah sering terdengar di pondok pesantren? Hal ini karena di pesantren banyak orang alim (memiliki ilmu) dan shalih (baik dalam ritual ibadah) seperti kiai, ustadz, guru dan lainnya.

Jadi, kita bisa amendapatkan berkah dari mereka. Lantas, Bagaimana praktiknya? Barakah atau berkah bukan hanya ungkapan semata, ini merupakan suatu tindakan atau aksi timbal balik dari kedua belah pihak, misal kiai atau guru adalah orang alim (memiliki ilmu) maka kita mengharap berkah dari mereka dengan belajar ilmu sehingga ilmu itu sampai kepada kita dan kita mendapat keberkahan dari kiai tersebut.

Baca Juga:

Peran Pesantren dalam Kehidupan Kartini

Kisah Rumi, Aktivis, dan Suara Keledai

Hari Kemenangan dan 11 Bulan Kemudian

Doa Rasulullah dan Ulama Salih di Akhir Ramadan

KH Jazilus Sakhok, Ph.D, mengatakan bahwa ketika kita mengikuti (baca: nderek) ulama atau kiai artinya, agar kita mendapat ilmu darinya dengan mengaji atau kegiatan pembelajaran yang lain sehingga kita mendapatkan keberkahan darinya dan makna dari ziyadatul khair sampai kepada kita.

Untuk itu, kita dianjurkan untuk berbaur kepada ulama (baca: orang yang memiliki ilmu), agar ilmunya bisa sampai kepada kita dan kita mendapatkan keberkahan darinya. Jadi, nderek,  atau ngalap berkah bukan sekedar kalimat tetapi aksi atau proses menuju ziyadatul khair.

Sebelum kita mengharap dari seseorang (nderek) alangkah baiknya kita tahu tentangnya. Misal dari keilmuan, keshalehan dan lainnya, agar kita tidak salah dalam pemikiran apalagi tentang isu agama. Seperti yang sudah saya sebutkan diatas mengenai konsep dari berkah yang sejatinya bisa datang karena adanya proses sehingga bisa sampai kepada ziyadatul khair.

Untuk itu penting bagi kita kritis terhadap orang-orang yang dianggap alim tersebut. apalagi, jika melihat fenomena saat ini, ketika banyak muncul ustadz-ustadz baru yang followers intstagramnya begitu banyak. Yang disayangkan, adalah ketika masyarakat menilai kualitas guru berdasarkan dari jumlah followers di sosial media bukan dari rekam jejak (baca: sanad) yang jelas.

Di dalam kitab Kifayatul Akhyar, pada penjelasan tentang ijtihad menentukan arah kiblat dijelaskan bahwa, ketika kita tidak tahu cara mengetahui arah kiblat maka kita harus bertanya kepada seseorang, namun tidak semua orang bisa diterima ucapannya, melainkan hanya seseorang dengan syarat tertentu.

Maksudnya adalah, jika bertanya tentang arah kiblat dari seseorang saja  harus dipilih dengan sangat detil apalagi dengan seluruh perkara agama yang sifatnya begitu kompleks. Artinya, kita tidak boleh sembarangan untuk nderek. Agar esensi dari nderek tidak hilang dan keberkahan hadir di dalam diri kita.

Pada akhirnya, kita dituntut untuk selalu kritis terhadap semua aspek kehidupan, termasuk dalam memilih guru. Guru sangat penting dalam membangun jiwa menuju insan yang baik dan manfaat. Dan untuk sampai pada di gugu dan ditiru (guru) juga melalui proses yang panjang pula.

Kemudian, untuk ikut kepada perintah atau arahan dari guru-pun perlu difilter dengan pemikiran-pemikiran yang baik, agar tidak merusak esensi dari ziyadatul khair. Apalagi akhir-akhir ini ada beberapa kasus yang memprihatinkan mengenai kekerasan seksual antara guru dan siswa, dengan kedok tertentu.

Untuk menjadi beda dalam artian pemikiran agaknya perlu diterapkan, dengan syarat masih dalam koridor yang baik menurut ilmu pengetahuan dan juga akhlak, karena begitu banyak oknum kejahatan dan keburukan yang berkedok suatu hal yang terlihat baik dengan maksud yang tidak disangka-sangka. Wallahua’lam bishshawab. []

Tags: BerkahguruHikmahKaromahkiaimuridSantriWasilah
Iqromah Zm

Iqromah Zm

Mahasiswi STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta, aktif di LPM Aksara

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version