• Login
  • Register
Senin, 12 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Arab Lebih Ketat Soal Kesadaran Gender

Kesadaran tentang pembedaan (bukan sekadar perbedaan) antara laki-laki (mudzakar) dan perempuan (muannats) tentu Arab jauh lebih dulu punya. Sejak kapan? Sejak bahasa Arab muncul di muka bumi.

Redaksi Redaksi
10/01/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kesadaran Gender

Kesadaran Gender

701
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam diskursus gender, kita sering kali terjebak pada asumsi bahwa konsep kesadaran gender lahir dari Barat. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, faktanya Arab jauh lebih dulu daripada Barat, bahkan lebih ketat.

Sekali lagi ini soal kesadaran. Bahwa semua masyarakat membedakan antara laki-laki dan perempuan secara sosial tentu saja betul. Tetapi secara sadar membedakan antara keduanya, bahkan menjadi pandangan dunia masyarakatnya, tidak semua masyarakat memilikinya.

Tentu saja kesadaran secara sosial yang memperlakukan laki-laki dan perempuan secara adil itu beda kisah. Lagi-lagi menarik untuk bertanya, kesadaran keadilan gender, lebih dulu Barat atau Arab?

Pertanyaan ini bukan untuk adu keren, tapi untuk menelusuri jejak keadilan gender Islam. Apakah berasal dari luar atau dari dalam tradisi Islam sendiri.

Benarkah Kesadaran Gender Sudah Sejak Lama di Arab?

Setiap masyarakat punya pandangan dunia tertentu yang terefleksikan dalam bahasa yang mereka gunakan. Bahasa Jawa yang membagi tiga cara bertutur: ngoko, madya, dan inggil merefleksikan kelas sosial sebagai cara pandang dunia masyarakatnya.

Baca Juga:

Persoalan Gender dalam Fikih Kesaksian

Wajah Perempuan Bukan Aurat, Tapi Keadilan yang Tak Disuarakan

Bagaimana Gerakan Kesalingan Membebaskan Laki-laki Juga?

Visi Besar Al-Qur’an tentang Perempuan dan Gender

Cara bertutur masyarakat Arab bukan ditentukan oleh strata sosial, melainkan oleh gender. Kita tidak bisa bicara bahasa Arab tanpa menguasai konsep mudzakar dan muannats (laki-laki dan perempuan).

Kesadaran tentang pembedaan (bukan sekadar perbedaan) antara laki-laki (mudzakar) dan perempuan (muannats) tentu Arab jauh lebih dulu punya. Sejak kapan? Sejak bahasa Arab muncul di muka bumi.

Sayangnya, relasi gender dalam bahasa Arab sangat bias. Nasr Hamid Abu Zaid memberikan salah satu contohnya, yaitu aturan bahwa satu grup perempuan (jama’ muannats) akan berubah menjadi grup laki-laki (jama’ mudzakar) hanya karena ada satu laki-laki di dalamnya.

Satu laki-laki lebih menentukan status sebuah grup daripada berapa pun jumlah perempuan di dalamnya. Tentu saja Mahasuci Allah dari salah memilih bahasa. Namun, begitu Allah memilih bahasa, maka penting bagi kita untuk tahu karakternya supaya pesan Allah tidak terkubur oleh karakter tersebut. []

Tags: arabGenderkesadaranKetat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Islam

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

11 Mei 2025
Menyusui

Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

10 Mei 2025
Bekerja adalah

Bekerja adalah Ibadah

10 Mei 2025
Mengapa Bekerja

Perempuan Bekerja, Mengapa Tidak?

10 Mei 2025
perempuan di ruang domestik

Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama

9 Mei 2025
PRT

Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

9 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pekerja Rumah Tangga

    Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha
  • Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?
  • Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version