• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Banjir Informasi, Gen Z Harus Ngapain?

Jangan terbuai dengan informasi yang sedang viral, secukupnya saja. Tetaplah fokus terhadap hal apa yang sedang kita kerjakan

Siti Nisrofah Siti Nisrofah
28/08/2024
in Personal
0
banjir informasi

banjir informasi

962
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Gak cuma air, banjir juga bisa dalam bentuk informasi. Meluap kemana-mana, membanjiri semua kalangan. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.

Ada apa dengan dunia medsos (media sosial) saat ini? Mungkin semacam itu pertanyaan yang sedang ramai di kalangan gen Z. Gambarannya seperti angin ribut yang tertiup ke berbagai arah. Belum selesai informasi satu sudah muncul lagi informasi yang lainnya. Begitu terus polanya.

Informasi yang masih hangat

Belum lama ini, jagat maya heboh dengan pernyataan BMKG mengenai gempa Megatrust. Gempa besar yang berpotensi tsunami melewati beberapa titik di Indonesia. Dengan Tingkat magnitude yang sangat besar, yaitu mencapai angka sembilan. Informasi tersebut sangat penting bagi Masyarakat, namun jumlah informasi yang berseliweran tanpa tujuan edukasi hanya akan menambah kepanikan.

Selaras dengan maqolah Ibnu Sina yang berbunyi “Kepanikan adalah separuh penyakit”. Informasi yang liar seringkali berujung pada kepanikan. Rasa panik itulah yang dapat memicu seseorang untuk stres (penyakit). Maka, alangkah baiknya jika kita bijak dalam berbagi informasi tentang potensi bencana alam. Misalnya dengan menyertakan langkah-langkah pertama dan utama saat situasi tersebut terjadi.

Belum tuntas edukasi mengenai bencana alam, muncul lagi informasi perselingkuhan dari kalangan selebgram dan atlet nasional. Masyarakat langsung ramai menanggapi seakan-akan paling berhak untuk berkomentar atas informasi tersebut. Tidak jarang, komentar buruk terlontarkan dari mulut netizen melalui jari jemarinya.

Baca Juga:

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

Lagi-lagi informasi panas lainnya ikut mencuat. Yaitu Putusan Mahkamah Konstitusi mengenai batas usia dalam pencalonan kepala daerah baik gubernur maupun bupati/wali kota. Tagar Kawal MK hingga peringatan darurat dengan gambar Pancasila dan background warna biru membanjiri berbagai platform media sosial.

Itu semua hanya sekilas, tentunya ke depan bakal banyak informasi yang bermunculan hingga menumpuk informasi yang seharusnya penting. Lalu apa yang perlu kita lakukan? Berikut tiga cara yang bisa menjadi alternatif dalam menghadapi fenomena banjir informasi.

Jangan terbawa arus informasi

Jadi teringat maqalahnya Kanjeng Sunan Kalijaga “Ngeli ananging ora keli” yang artinya “Mengikuti arus tetapi tidak terbawa arus”. Menolak informasi sangat tidak mungkin di era digitalisasi seperti ini. Tapi memilih untuk tidak terbawa arus masih sangat mungkin kita lakukan.

Saring sebelum sharing. Pahami dan cross check terlebih dahulu informasi yang kita dapat. Jangan latah, informasi yang belum dipastikan kebenarannya tidak layak untuk diteruskan ke berbagai grup chat maupun status media sosial.

Sekali lagi, bijaklah dalam bersosial media karena dunia digital memiliki etika dalam menggunakannya. Jangan sampai kita menjadi santapan empuk bagi segelitir orang maupun kelompok yang berkempentingan di balik semua itu untuk meyakini opini mereka.

Tanggapi informasi seperlunya untuk meng-counter arus informasi liar

Sebagai generasi Z, kita juga punya andil dalam meng-counter berbagai informasi di media sosial. Tentunya tidak asal menanggapi, namun sudah mempelajari isu terkait melalui pencarian dan perbandingan informasi dari sumber yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan.

Dalam menanggapi informasi jangan hanya mencari popularitas semata. Melainkan harus memiliki tujuan yang baik untuk meredakan gejolak informasi serta mencegah perpecahan. Tanggapi seperlunya saja sesuai dengan kapasitas yang kita miliki. Jangan sampai apa yang kita bicarakan justru menjadi fitnah karena tidak berpijak pada kebenaran.

Bahkan jika memang tidak tahu, diam lebih bijak daripada bicara omong kosong. Seperti riwayat Ibnu Jauzi mengenai seorang laki-laki yang bertanya kepada Imam Malik bin Anas.

وعن ابن مهدي قال: سأل رجل مالك عن مسألة؟ فقال: لا أحسنها

Diriwayaktkan oleh Ibnu Mahdi berkata: “Seorang lelaki bertanya kepada Imam Malik tentang suatu masalah”. Imam Malik menjawab “la unsiha (aku tidak mengerti masalah itu dengan baik) …”

Fokus terhadap apa yang sedang kita usahakan

Jangan terbuai dengan informasi yang sedang viral, secukupnya saja. Tetaplah fokus terhadap hal apa yang sedang kita kerjakan. Seorang pelajar harus kembali lagi belajar. Seorang pekerja harus melanjutkan pekerjaannya, dan lain sebagainya.

Semoga dengan fokus yang senantiasa kita rawat dapat menuntun kita pada tujuan. Apapun hal baik yang sedang kita usahakan semoga bisa memberikan manfaat dan maslahat bagi masyarakat sekitar. []

Tags: Gen Zinformasisosial mediaTeknologi Digitalviral
Siti Nisrofah

Siti Nisrofah

Hanya orang biasa :')

Terkait Posts

Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ancaman Intoleransi

    Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bekerja itu Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Malu Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID