• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Body Image Positif Perempuan

Terima, Syukuri dan Sayangi Diri

Salsabila Arwa Sajidah Salsabila Arwa Sajidah
16/08/2020
in Featured, Pernak-pernik, Personal
0
248
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kira-kira apa yang akan Anda rasakan saat mendengar kalimat berikut ini. “Coba banyakin lagi deh makannya. Terlalu kurus ga bagus.” “Kayaknya kalau kamu kurusan bakal lebih cantik deh.” Meskipun kalimat tersebut tidak hanya ditujukan bagi para perempuan saja, tetapi saya yakin sebagian besar perempuan pernah mendapatkannya.

Entah dari teman, saudara, tetangga atau siapa pun, kalimat semacam itu cukup membuat kepercayaan diri seseorang menurun bukan? Kemudian, mereka menjadi gelisah, khawatir dan cemas akan bentuk badan mereka yang dirasa jauh dari standar ideal. Dengan demikian, body image seseorang pun menjadi negatif.

Body image merupakan gambaran persepsi seseorang tentang tubuh ideal dan apa yang mereka inginkan pada tubuh mereka, baik itu dalam hal berat maupun bentuk tubuh yang didasarkan pada persepsi-persepsi orang lain dan seberapa harus mereka menyesuaikan persepsi tersebut (Denich & Ifdil, 2015).

Jika body image buruk, seseorang akan melakukan diet konstan dan diet yang bersifat sementara yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, body image buruk juga dapat menyebabkan obesitas, dan gangguan makan serta dapat menyebabkan rendahnya harga diri, depresi, kecemasan dan keseluruhan tekanan emosional.

Cash dalam Denich & Ifdil (2015) menjelaskan terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi body image seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain:

Baca Juga:

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

1. Jenis kelamin
Cash menyampaikan bahwa ketidakpuasan terhadap tubuh lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Pada umumnya perempuan, lebih kurang puas dengan tubuhnya dan memiliki body image yang negatif. Persepsi body image yang buruk sering berhubungan dengan perasaan kelebihan berat badan terutama pada perempuan.

2. Media massa
Media massa sering memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi gambaran tubuh seseorang. Isi tayangan media massa sering menggambarkan standar kecantikan perempuan adalah tubuh yang kurus. Media juga menggambarkan gambaran ideal bagi laki-laki adalah dengan memilki tubuh yang berotot dan perut yang rata.

Akibatnya, orang-orang, terutama anak-anak dan dewasa muda yang terlalu dipengaruhi dan terpengaruh oleh penggambaran seperti citra tubuh tersebut. Hal tersebut terbukti menyebabkan sejumlah efek negatif secara langsung, seperti perhatian yang lebih besar tentang berat badan, ketidakpuasan tubuh, suasana hati yang negatif dan penurunan persepsi daya tarik diri.

3. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri dengan orang lain. Selain itu, feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri termasuk mempengaruhi bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal inilah yang sering membuat orang merasa cemas dengan penampilannya dan gugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Rossen dkk dalam Denich & Ifdil (2015) menyatakan feedback terhadap penampilan dan kompetensi teman sebaya dan keluarga dalam hubungan interpersonal dapat mempengaruhi bagaimana pandangan dan perasaan mengenai tubuh.

Lalu bagaimana penampakan seseorang yang memiliki body image yang positif? Ciri-ciri orang dengan body image yang postif yaitu merasa senang ketika melihat tubuh diri sendiri di cermin. Meskipun, menyadari bahwa penampilan masih tidak sesuai dengan standar yang diharapkan, mereka tetap merasa puas dengan apa yang dimiliki pada tubuhnya. Kemudian, tidak memiliki keinginan untuk menjadi lebih kurus, lebih tinggi, atau mengubah fisik dalam rangka mendapatkan citra yang positif.

Ketiga, memiliki kondisi yang sehat secara fisik merupakan pengaruh dari pandangan positif seseorang terhadap tubuhnya. Sebuah studi di University of Florida menemukan bahwa latihan fisik sederhana dapat membuat seseorang merasa terlihat lebih baik. Selanjutnya, memiliki dukungan sosial dari orang-orang di sekitar. Sebuah studi yang dilakukan di University of Arizona menemukan bahwa perempuan yang memiliki dukungan keluarga yang tinggi dan memiliki sedikit tekanan untuk terlihat lebih kurus dan cantik memiliki body image yang lebih positif.

Lalu, bagaimana cara mengubah body image negatif menjadi positif? Pertama, kembangkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri akan muncul ketika kita memiliki pandangan yang positif terhadap diri kita sendiri. Dengan demikian, orang lain juga dapat merasa nyaman akan kehadiran kita. Jangan lupa untuk selalu mengingatkan diri sendiri, bahwa kecantikan yang sebenarnya tidak terlihat dari luar saja. Namun juga berkaitan dengan hati dan pikiran.

Selain itu, kenakanlah pakaian favorit Anda, sehingga Anda akan mendapatkan kepercayaan diri yang lebih baik.
Kedua, biasakan bersikap positif. Sikap positif akan muncul ketika Anda menerima seluruh kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Sedang sikap negatif, cenderung membuat Anda bersikap seperti seorang perfeksionis, senang membandingkan, dan sangat kritis atau menghakimi diri sendiri maupun orang lain.

Sikap negatif tersebut merupakan karakteristik orang yang mengidap anoreksia nervosa dan orang dengan gangguan mental terhadap citra tubuh. Ketiga, fokus pada bagian yang disukai. Anda harus menghargai apa yang tubuh Anda dapat lakukan. Lihatlah tubuh Anda sebagai satu kesatuan, jangan hanya berfokus kepada salah satu anggota tubuh saja, dan tulis top-ten list yang Anda sukai dari diri Anda.

Terakhir, jaga kestabilan emosi saat menghadapi orang lain. Kestabilan emosi akan muncul ketika Anda mampu menjaga agar perasaan, pikiran, dan keinginan Anda tidak berlebihan saat berinteraksi dengan orang lain. Oleh sebab itu, Anda harus mampu menjaga perasaan dalam menghadapi perkataan-perkataan negatif dari orang lain demi mencapai body image positif. Caranya dapat dimulai dengan berada di sekitar orang-orang yang positif. Hal tersebut akan mempermudah Anda merasa nyaman dengan diri Anda. Mereka juga akan memberikan dukungan terhadap diri Anda untuk mencintai diri Anda sendiri. []

Salsabila Arwa Sajidah

Salsabila Arwa Sajidah

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Film Rahasia Rasa

    Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bekerja itu Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Malu Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID