• Login
  • Register
Kamis, 10 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Bekerja bisa bernilai ibadah jika dilandasi niat yang baik: menafkahi keluarga, menjauhkan diri dari kebodohan, serta memberi manfaat kepada sekitar.

Redaksi Redaksi
05/07/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Bekerja dalam islam

Bekerja dalam islam

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW, bekerja bukan sekadar soal mencari nafkah, melainkan menjadi bagian penting dari ibadah. Nabi tidak pernah membatasi jenis pekerjaan; semua sah asal halal, entah itu berdagang, bertani, menjadi guru, buruh, wiraswasta, atau profesional.

Islam justru mengecam orang-orang yang malas, enggan berusaha, lalu membiarkan keluarga mereka terlantar, kelaparan, dan anak-anak tumbuh tanpa pendidikan.

Bekerja dalam perspektif Islam bukan cuma soal memenuhi perut, tapi juga menjaga harkat keluarga dan martabat manusia. Bahkan, bekerja bisa bernilai ibadah jika dilandasi niat yang baik: menafkahi keluarga, menjauhkan diri dari kebodohan, serta memberi manfaat kepada sekitar.

Dalam Al-Qur’an, dorongan untuk bekerja berseliweran di banyak ayat. Salah satunya termaktub jelas dalam surat al-Jumu’ah ayat 9-10. Setelah perintah untuk bersegera menunaikan salat Jumat, Allah SWT berfirman:

“Apabila salat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah, serta ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Ayat ini menegaskan betapa bekerja dan mencari penghidupan (ma‘aisyah) sejajar urgensinya dengan ibadah ritual. Usai salat, manusia bersegera kembali menjemput rezeki Allah di penjuru bumi, bukan hanya duduk berpangku tangan di kampung halaman menunggu nasib.

Baca Juga:

Bekerja itu Ibadah

Jangan Malu Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Kemudian, pesan serupa kita jumpai dalam surat al-Mulk ayat 15. Allah SWT berfirman:

“Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.”

Dalam tafsir Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya Pertautan Teks dan Konteks dalam Muamalah, ayat-ayat ini memperlihatkan apresiasi Allah terhadap segala bentuk ikhtiar manusia. Bahkan kita harus untuk aktif, bergerak, berkeliling bumi mencari penghidupan, bukan pasrah menunggu datangnya rezeki tanpa upaya.

Sayangnya, banyak umat Islam yang justru melupakan dimensi bekerja sebagai ibadah ini. Padahal, Islam sejak awal telah membebaskan manusia untuk mengisi profesinya, selama tidak menyalahi prinsip halal, adil, dan bermanfaat. Kita mestinya menjemput rezeki dengan semangat ibadah, lalu mensyukuri setiap nikmat yang Allah titipkan. []

Tags: bekerjaislamMemuliakanorang
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Seksualitas

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

9 Juli 2025
Tubuh Perempuan

Mengebiri Tubuh Perempuan

9 Juli 2025
Pengalaman Biologis Perempuan

Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

9 Juli 2025
Perjanjian Pernikahan

Perjanjian Pernikahan

8 Juli 2025
Kemanusiaan sebagai

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

8 Juli 2025
Kodrat Perempuan

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pelecehan Seksual

    Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID