Kira-kira apa yang akan Anda rasakan saat mendengar kalimat berikut ini. “Coba banyakin lagi deh makannya. Terlalu kurus ga bagus.” “Kayaknya kalau kamu kurusan bakal lebih cantik deh.” Meskipun kalimat tersebut tidak hanya ditujukan bagi para perempuan saja, tetapi saya yakin sebagian besar perempuan pernah mendapatkannya.
Entah dari teman, saudara, tetangga atau siapa pun, kalimat semacam itu cukup membuat kepercayaan diri seseorang menurun bukan? Kemudian, mereka menjadi gelisah, khawatir dan cemas akan bentuk badan mereka yang dirasa jauh dari standar ideal. Dengan demikian, body image seseorang pun menjadi negatif.
Body image merupakan gambaran persepsi seseorang tentang tubuh ideal dan apa yang mereka inginkan pada tubuh mereka, baik itu dalam hal berat maupun bentuk tubuh yang didasarkan pada persepsi-persepsi orang lain dan seberapa harus mereka menyesuaikan persepsi tersebut (Denich & Ifdil, 2015).
Jika body image buruk, seseorang akan melakukan diet konstan dan diet yang bersifat sementara yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, body image buruk juga dapat menyebabkan obesitas, dan gangguan makan serta dapat menyebabkan rendahnya harga diri, depresi, kecemasan dan keseluruhan tekanan emosional.
Cash dalam Denich & Ifdil (2015) menjelaskan terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi body image seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Jenis kelamin
Cash menyampaikan bahwa ketidakpuasan terhadap tubuh lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Pada umumnya perempuan, lebih kurang puas dengan tubuhnya dan memiliki body image yang negatif. Persepsi body image yang buruk sering berhubungan dengan perasaan kelebihan berat badan terutama pada perempuan.
2. Media massa
Media massa sering memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi gambaran tubuh seseorang. Isi tayangan media massa sering menggambarkan standar kecantikan perempuan adalah tubuh yang kurus. Media juga menggambarkan gambaran ideal bagi laki-laki adalah dengan memilki tubuh yang berotot dan perut yang rata.
Akibatnya, orang-orang, terutama anak-anak dan dewasa muda yang terlalu dipengaruhi dan terpengaruh oleh penggambaran seperti citra tubuh tersebut. Hal tersebut terbukti menyebabkan sejumlah efek negatif secara langsung, seperti perhatian yang lebih besar tentang berat badan, ketidakpuasan tubuh, suasana hati yang negatif dan penurunan persepsi daya tarik diri.
3. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri dengan orang lain. Selain itu, feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri termasuk mempengaruhi bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal inilah yang sering membuat orang merasa cemas dengan penampilannya dan gugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Rossen dkk dalam Denich & Ifdil (2015) menyatakan feedback terhadap penampilan dan kompetensi teman sebaya dan keluarga dalam hubungan interpersonal dapat mempengaruhi bagaimana pandangan dan perasaan mengenai tubuh.
Lalu bagaimana penampakan seseorang yang memiliki body image yang positif? Ciri-ciri orang dengan body image yang postif yaitu merasa senang ketika melihat tubuh diri sendiri di cermin. Meskipun, menyadari bahwa penampilan masih tidak sesuai dengan standar yang diharapkan, mereka tetap merasa puas dengan apa yang dimiliki pada tubuhnya. Kemudian, tidak memiliki keinginan untuk menjadi lebih kurus, lebih tinggi, atau mengubah fisik dalam rangka mendapatkan citra yang positif.
Ketiga, memiliki kondisi yang sehat secara fisik merupakan pengaruh dari pandangan positif seseorang terhadap tubuhnya. Sebuah studi di University of Florida menemukan bahwa latihan fisik sederhana dapat membuat seseorang merasa terlihat lebih baik. Selanjutnya, memiliki dukungan sosial dari orang-orang di sekitar. Sebuah studi yang dilakukan di University of Arizona menemukan bahwa perempuan yang memiliki dukungan keluarga yang tinggi dan memiliki sedikit tekanan untuk terlihat lebih kurus dan cantik memiliki body image yang lebih positif.
Lalu, bagaimana cara mengubah body image negatif menjadi positif? Pertama, kembangkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri akan muncul ketika kita memiliki pandangan yang positif terhadap diri kita sendiri. Dengan demikian, orang lain juga dapat merasa nyaman akan kehadiran kita. Jangan lupa untuk selalu mengingatkan diri sendiri, bahwa kecantikan yang sebenarnya tidak terlihat dari luar saja. Namun juga berkaitan dengan hati dan pikiran.
Selain itu, kenakanlah pakaian favorit Anda, sehingga Anda akan mendapatkan kepercayaan diri yang lebih baik.
Kedua, biasakan bersikap positif. Sikap positif akan muncul ketika Anda menerima seluruh kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Sedang sikap negatif, cenderung membuat Anda bersikap seperti seorang perfeksionis, senang membandingkan, dan sangat kritis atau menghakimi diri sendiri maupun orang lain.
Sikap negatif tersebut merupakan karakteristik orang yang mengidap anoreksia nervosa dan orang dengan gangguan mental terhadap citra tubuh. Ketiga, fokus pada bagian yang disukai. Anda harus menghargai apa yang tubuh Anda dapat lakukan. Lihatlah tubuh Anda sebagai satu kesatuan, jangan hanya berfokus kepada salah satu anggota tubuh saja, dan tulis top-ten list yang Anda sukai dari diri Anda.
Terakhir, jaga kestabilan emosi saat menghadapi orang lain. Kestabilan emosi akan muncul ketika Anda mampu menjaga agar perasaan, pikiran, dan keinginan Anda tidak berlebihan saat berinteraksi dengan orang lain. Oleh sebab itu, Anda harus mampu menjaga perasaan dalam menghadapi perkataan-perkataan negatif dari orang lain demi mencapai body image positif. Caranya dapat dimulai dengan berada di sekitar orang-orang yang positif. Hal tersebut akan mempermudah Anda merasa nyaman dengan diri Anda. Mereka juga akan memberikan dukungan terhadap diri Anda untuk mencintai diri Anda sendiri. []