• Login
  • Register
Rabu, 29 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Cinta dalam Relasi Kesalingan, Menutup Celah Orang Ketiga

Diana Manzila Diana Manzila
12/08/2020
in Film, Keluarga, Pernak-pernik
0
283
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Membincang Wanita Idaman Lain (WIL) atau Pria Idaman Lain (PIL) akan selalu menjadi topik “HOT” untuk diperbincangkan. Drama dengan tajuk orang ketiga dalam rumah tangga selalu digemari masyarakat bahkan meraup untung sangat tinggi dalam dunia hiburan, baik di televisi maupun channel berbayar di internet seperti viu, netflix, iflix dan sebagainya.

Sebut saja salah satunya yang mengguncang dunia “The World of the married”. Pertanyaannya kemudian mengapa? Ini hanya perasaan penulis saja atau mungkin pembaca juga? seolah sakit yang dirasakan “Ji Sun Wo” telah menyayat sejuta umat perempuan di dunia. Why?

Jawabnya, 50% atau bahkan dari sejuta umat tersebut kerap merasakan pengalaman yang sama, dan kisah pilu perselingkuhan, rasa sakit, kekerasan dalam rumah tangga, hingga mengemis nafkah pada pasangan hampir membanjiri laporan lembaga-lembaga yang notabenenya melindungi hak-hak perempuan. Beruntung sosok Ji Sun Wo merupakan perempuan mandiri secara ekonomi, tinggal menghempas benalu, dan move on kemudian. Apakah semudah itu? Dan apakah solusinya selalu berpisah?

Menurut penulis, suami Sholeh adalah kunci untuk memutus mata rantai penderitaan batin seorang perempuan. Begini runtutannya. Bukan ingin menggiring para pembaca, tentu pilihan itu selalu optional. Beberapa diantara lelaki yang suka keblinger melihat perempuan lain, biasanya didasari akan alasan-alasan pembenaran seperti; “Laki-laki kan wajar swit-swit pada perempuan, itu kemachoan seorang pria” atau “Chit chat dengan perempuan itu sudah biasa, toh memang jatah laki-laki memang beristri empat”.

Kata “Kemachoan dan Jatah sebagai laki-laki” adalah dogma yang tumbuh sebur di lingkuangan patriarki. Hal tersebut dianggap lumrah, sedang untuk ke-salehan hanya termaktub dan tersegel untuk perempuan saja.Ya sudah, introspeksi lah sebagai perempuan kenapa suaminya sampai melakukan perselingkuhan, so whaaaat? Kecelakaan logika inilah yang terus dan tidak ada habis-habisnya menciptakan “Sholihah” palsu untuk membungkam perempuan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

Baca Juga:

Islam Pada Awalnya Asing

Jalan Tengah Pengasuhan Anak

Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

Padahal jelas dalam “mubadalah” konsep kesalingan dalam relasi suami istri mencakup semua aspek kehidupan. Yakni relasi saling menghormati, saling menolong/bekerjasama (ta’awun), saling melindungi, saling berbuat baik dan santun, (“Mu’asyarah bil Ma’ruf”), saling mencinta dan saling membahagiakan.

Tuntutan untuk menjadi “sholeh” pun bukan tersematkan pada Istri saja, namun juga pada suami dengan menundukkan pandangan misalnya, dan saling menciptakan “Rahmah” dan “Mawaddah” dalam keluarga. Sehingga, jika keduanya lelaki dan perempuan menengok konsep cinta dalam relasi kesalingan atau mubadalah tidak akan ada celah orang ketiga masuk dalam rumah tangga; ambil satu contoh dalil yang mendasari “Mubadalah”;

لَا تَكْمُلُ الْمَحَبَّةَ بَيْنَ اثْنَيْنِ حَتَّى يَقُولَ كُلٌّ لِلآخَرِ : اَنْتَ اَنَا
Pertama, cinta dua orang tak bisa sempurna sampai masing-masing mengatakan “kau adalah aku yang lain.”

Husein Manshur al Hallaj :

مزجت روحك روحی كما تمزج الخمر بالماء الزلال
واذا مسك شيء مسنی فاذا انت انا فی كل حال
Ruhmu menyatu dalam ruhku Bagai perasan anggur dan air bening Bila sesuatu menyentuhmu
Ia menyentuhku Maka kau adalah aku Dalam segala.[]

Diana Manzila

Diana Manzila

Perempuan yang memiliki dua anak, Pegiat Perempuan Bergerak dan Gubuktulis di Malang

Terkait Posts

Imam Malik

Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

28 Maret 2023
Bapak Rumah Tangga

Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

28 Maret 2023
Prinsip Hidup Bersama

Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

27 Maret 2023
kehidupan bersama

Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama

27 Maret 2023
Kesehatan Gigi dan Mulut

Ramadan Tiba, Kesehatan Gigi dan Mulut Harus Tetap Terjaga

26 Maret 2023
Konstitusi

Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

25 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sittin al-‘Adliyah

    Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Pada Awalnya Asing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist