• Login
  • Register
Kamis, 2 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Cinta Tanah Air: Wujud Rasa Syukur Kepada Tempat Lahir dan Hidup

Cinta tanah air, menurut ulama kharismatik asal Pekalongan Habib Luthfi bin Yahya, merupakan wujud terima kasih atau syukur kepada tanah air tempat lahir dan hidup

Khairul Anwar Khairul Anwar
12/01/2023
in Pernak-pernik
0
Cinta Tanah Air

Cinta Tanah Air

403
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu saya memberi materi Keindonesiaan dan Cinta Tanah Air kepada peserta Binari (Binaan Sehari) yang diadakan oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di desa saya. Pesertanya adalah murid-murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas enam, yang bentar lagi mereka akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

E tapi, sebelum membaca tulisan ini lebih jauh, anda yang barangkali belum tahu, saya kira perlu tahu lebih dulu nih sekilas tentang Binari. Binari itu apa sih? Acaranya kayak gimana? Mungkin itu yang jadi pertanyaan anda-anda sekalian, bukan?

Jadi kegiatan Binari ini merupakan acara pengkaderan non formal di organisasi IPNU dan IPPNU. Di Pekalongan, kegiatan ini sudah sering diadakan oleh IPNU dan IPPNU tingkat ranting. Acara seperti ini semacam mengenalkan apa itu IPNU dan IPPNU kepada murid-murid MI atau SD.

Bahasa sederhananya, kegiatan Binari ini bertujuan untuk mengajak mereka yang berusia 11-12 tahun agar bergabung ke IPNU dan IPPNU. Kegiatannya pun nggak melulu soal pemberian materi-materi, tapi juga kita selingi dengan permainan, out bond, hampir mirip kayak kegiatan pengkaderan lainnya.

Mungkin itu saja sekilas informasi mengenai kegiatan Binari. Semoga konsep acara seperti ini, pelaksanaannya bisa di tempat anda, yang berorganisasi di IPNU dan IPPNU.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia dan Kontribusinya dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
  • Pernikahan Tanpa Wali dan Saksi ala Kyai FM Jember dalam Perspektif Mubadalah
  • Mengulik Sejarah Hari Gizi Nasional dan Masalah Stunting di Indonesia
  • Feminisme Islam dan Setelahnya
    • Materi Disampaikan dengan Riang Gembira
    • Perilaku Cinta Tanah Air
    • Cinta Tanah Air Bagian dari Syariat Islam

Baca Juga:

5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia dan Kontribusinya dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Pernikahan Tanpa Wali dan Saksi ala Kyai FM Jember dalam Perspektif Mubadalah

Mengulik Sejarah Hari Gizi Nasional dan Masalah Stunting di Indonesia

Feminisme Islam dan Setelahnya

Ok, lanjut ya. Kembali ke topik tulisan ini. Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa memberi wawasan seputar kebangsaan, cinta tanah air atau keindonesiaan sejak (dini) kepada anak-anak usia 11-12 tahun, saya rasa menjadi sebuah hal yang penting. Mengapa? Sebab, nilai- nilai cinta tanah air perlu kita tanamkan sejak dini agar sebagai penerus bangsa dapat mewujudkan sikap dan tingkah laku yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

Materi Disampaikan dengan Riang Gembira

Menjadi pemateri yang pesertanya adalah anak-anak tentu bukan lah perkara gampang. Apalagi saya bukan seorang guru, bukan pula tipe orang yang sering bermain dengan anak-anak. Oleh sebab itu, saya selalu mencoba cara-cara lain agar apa yang saya sampaikan dapat mereka tangkap dengan baik oleh peserta. Dan itu hanya bermodalkan pengalaman-pengalaman mengikuti kegiatan serupa di waktu-waktu sebelumnya.

Melihat pesertanya adalah murid-murid MI kelas 6, tentu saya menyampaikan materi dengan menyesuaikan usia mereka. Misalnya, menggunakan bahasa-bahasa yang mudah mereka pahami atau gampang mereka ingat. Istilah-istilah asing tentu saya hindari.

Dan sesekali, biar peserta nggak bosan, saya coba ajak mereka melakukan satu dua permainan, dan yang terpenting saya ajak mereka untuk bersama-sama menyanyikan beberapa lagu nasional. Tujuannya jelas, supaya peserta, selain mendapat bekal wawasan baru tentang keindonesiaan, juga dapat belajar dengan riang gembira.

Idealnya, menyampaikan materi wawasan keindonesiaan juga kita selingi dengan praktik langsung. Tapi berhubung waktu yang panitia berikan amat terbatas, saya hanya menyampaikan beberapa contoh teori tentang bagaimana menjadi warga negara Indonesia yang baik. Meskipun, ya, saya sendiri masih berusaha agar menjadi warga negara yang baik itu harus bagaimana.

Perilaku Cinta Tanah Air

Pada materi yang sampaikan, saya lebih spesifik menekankan kepada peserta tentang bela negara. Nah cinta tanah air merupakan bentuk dari bela negara tersebut. Beberapa bentuk perilaku cinta tanah air yang bisa pelajar praktikkan di antaranya yaitu belajar tekun, menjaga kebersihan lingkungan, menghormati orang tua dan guru, menghargai sesama teman meskipun berbeda keyakinan, belajar agama kepada kiai atau ulama.

Selain itu, saya sampaikan kepada mereka bahwa hormat kepada bendera merah putih, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan sikap tegak dan penuh semangat saat upacara, juga merupakan bagian dari perilaku cinta tanah air.

Cinta Tanah Air Bagian dari Syariat Islam

Dalam Islam, pada hakikatnya kata cinta tanah  air  tidak  disebutkan  secara  langsung dalam Al-Qur’an. Akan tetapi nilai-nilai yang terkandung banyak kita temukan dalam  Al-Qur’an di antaranya nasionalisme dan rela berkorban. Cinta tanah air dalam perspektif Islam terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13 yang  menegaskan  bahwa kesatuan asal-usul manusia dengan menampakkan kesamaan derajat  kemanusiaan.

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan,  kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar ka-musaling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh,Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”

Selain terdapat dalam Al-Qur’an, terdapat  juga  dalam  hadis  mengenai  cinta  tanah air: “Diriwayatkan dari sahabat Anas, bahwa Nabi SAW ketika  kembali  dari  bepergian  dan melihat  dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila  beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah.”

Dari hadits tersebut, ulama asal Mesir Al-Hafizh Ibnu Hajar menegaskan  bahwa  hadits  ini  terdapat  dua kaidah; pertama, keutamaan kota Madinah; kedua, cinta tanah air dan rindu pada Nabi SAW.

Sementara itu, di negara kita, konsep Cinta Tanah Air pernah dikobarkan oleh pendiri NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari lewat sebuah ungkapan “Cinta tanah air merupakan sebagian dari iman”. Kalimat ini begitu populer di kalangan umat islam Indonesia.

Munculnya kalimat tersebut tidak terlepas dari fatwa resolusi jihad NU, yaitu oleh KH. Hasyim As’ari pada tahun 1945. Setiap umat Islam di Indonesia berkewajiban dalam perjuangan melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan. Kemudian, rasa cinta tanah air sangat perlu kita tanamkan dalam diri setiap muslim. Serta cinta tanah air merupakan sebuah wujud dari pengabdian setiap orang terhadap tanah kelahirannya.

Sedangkan Cinta tanah air, menurut ulama kharismatik asal Pekalongan Habib Luthfi bin Yahya, merupakan wujud terima kasih atau syukur kepada tanah air tempat lahir dan hidup. Maka saya kira, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mencintai tanah air sendiri.

Kita lahir, kita besar, kita hidup, kita makan makanan Indonesia, kita minum dari air minum Indonesia, itulah sebaik-baiknya nikmat. Kita wajib bersyukur karena kita hidup di Indonesia. Negara yang menurut Gus Dur, negara yang bukan-bukan. []

Tags: cinta tanah airHubbul WathanIndonesiaKemerdekaan IndonesiaSyariat Islam
Khairul Anwar

Khairul Anwar

Pembelajar di Pascasarjana Ekonomi Syariah UIN Gus Dur Pekalongan, Jawa Tengah.

Terkait Posts

Abu Syuqqah

Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender

1 Februari 2023
Kerja Perempuan

Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja

1 Februari 2023
Salma

Kisah Saat Nabi Saw Tertawa Karena Mendengar Cerita Kentut dari Salma

1 Februari 2023
keluarga

7 Prinsip Dalam Berkeluarga Ala Islam

1 Februari 2023
Nyadran Perdamaian

Melihat Keterlibatan Perempuan dalam Tradisi Nyadran Perdamaian di Temanggung Jawa Tengah

1 Februari 2023
keluarga berencana

Relasi Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

31 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyadran Perdamaian

    Melihat Keterlibatan Perempuan dalam Tradisi Nyadran Perdamaian di Temanggung Jawa Tengah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Saw Tertawa Karena Mendengar Cerita Kentut dari Salma

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA
  • Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender
  • Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad
  • Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja
  • Pertemuan Mitologi, Ekologi, dan Phallotechnology dalam Film Troll

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist