• Login
  • Register
Kamis, 9 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Yuk Ciptakan Sikap Proaktif untuk Mengenal Diri Lebih Baik

Sikap proaktif merupakan kesadaran untuk mengambil keputusan, dan siap menanggung resiko atas pilihan yang telah diambil. Manusia yang memiliki sikap proaktif biasanya memiliki visi pribadi yang sudah jelas dan matang

Laila Fajrin Rauf Laila Fajrin Rauf
12/05/2022
in Personal
0
Sikap Proaktif

Sikap Proaktif

82
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebagai makhluk sosial, kita akan bersinggungan dengan manusia lain yang memiliki beranekaragam karakter. Sebagian dari mereka memiliki sikap proaktif dan sebagian lainnya memiliki sikap reaktif. Sikap proaktif merupakan kesadaran untuk mengambil keputusan, dan siap menanggung resiko atas pilihan yang telah diambil. Manusia yang memiliki sikap proaktif biasanya memiliki visi pribadi yang sudah jelas dan matang. Dia memiliki dan memahami pandangan ke depan atas dirinya.

Daftar Isi

  • Sikap Proaktif Menurut Stephen Covey
  • Baca Juga:
  • Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri
  • Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023
  • Prinsip Mubadalah Adalah Prinsip Untuk Kesetaraan dan Kemanusiaan
  • Tujuan Etika Menurut Socrates

Sikap Proaktif Menurut Stephen Covey

Stephen Covey dalam bukunya “The Seven Habits of Highly Effective People” menjelaskan bahwa untuk menjadi manusia yang proaktif berarti memiliki empat karakter. Pertama, dia berani mengambil inisiatif terhadap aktivitas yang sedang digeluti tanpa perlu menunggu orang lain mengawali untuk melakukannya.

Biasanya kita sering terbelenggu pada situasi yang orang lain lakukan. Misalnya ketika dalam berkomunitas, banyak orang yang cenderung menunggu orang lain bergerak baru akan ikut bergerak. Sekarang, mari kita mulai menjadi pendobrak gerakan-gerakan yang maslahah bagi diri sendiri dan sekitar kita.

Kedua, berani bertanggung jawab tentang kehidupan kita sendiri. Stephen Covey memberi kesadaran kepada kita bahwa kita bukan produk dari keadaan tetapi produk dari keputusan yang telah diambil. Maka sudah sepantasnya kita bertanggung jawab terhadap apa yang sudah kita pilih dalam hidup dengan semaksimal mungkin.

Ketiga, tidak menyalahkan situasi maupun keadaan. Apakah kalian pernah terlambat saat berjanji untuk bertemu dengan seseorang? Kemudian, ketika sudah berjumpa kalian beralasan terlambat sebab jalanan macet atau lain sebagainya. Jika kita faham jalanan akan macet kenapa kita tidak memperhitungkan waktu untuk melakukan perjalanan sehingga tidak terlambat sampai lokasi?

Baca Juga:

Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri

Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023

Prinsip Mubadalah Adalah Prinsip Untuk Kesetaraan dan Kemanusiaan

Tujuan Etika Menurut Socrates

Kebiasaan menyalahkan keadaan ini cenderung tidak disadari oleh banyak orang. Kini, kita harus mulai belajar untuk memperkiraan situasi sehingga kondisi yang akan terjadi sesuai dengan harapan dan tidak mengecewakan. Sebab, menyalahkan keadaan tentu membuat kita dan orang lain merasa tidak nyaman.

Keempat, mari lebih memusatkan perhatian pada hal-hal yang bisa kita perbaiki, bukan pada hal-hal yang hanya bisa kita bicarakan. Beberapa waktu lalu, saya sempat membicarakan masalah yang sedang dialami dengan salah satu teman di komunitas. Dari hasil obrolan inilah saya menyadari bahwa ternyata ketika membicarakan masalah dan fokus pada apa yang bisa dibicarakan, sampai akhir pun tiada menemukan solusi untuk menyelesaikannya.

Tetapi saat menaruh fokus dan perhatian pada hal-hal yang bisa diperbaiki, akhirnya saya menemukan solusi untuk menyelesaikan atau meredam problem yang sedang dihadapi. Yang harus kita ketahui, bahwa lingkungan dan keadaan yang sehat bisa kita ciptakan.

Dari keempat sikap diatas, kita juga perlu memahami apa itu sikap reaktif. Kebalikan dari sikap proaktif adalah sikap reaktif. Jika seseorang memiliki sikap reaktif, maka saat mendapat rangsangan atau perilaku dari luar, dia akan langsung merespon tanpa memilah atau memfilter situasi yang ada. Berbeda dengan sikap proaktif. Seseorang yang memiliki sikap proaktif, ketika mendapat rangsangan atau stimulus akan menciptakan ruang filter sebelum memberikan respon terhadap rangsangan atau stimulus tersebut.

Sebagai manusia yang juga ditakdirkan untuk menjadi khalifah fil ‘ard ada empat anugerah yang dimiliki untuk memfilter rangsangan yang dialami dalam kehidupan. Kita juga memiliki kebebasan untuk memilih salah satunya sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangan hidup.

Pertama, berkaitan dengan kesadaran diri. Saat mendapat perilaku dari luar kita bisa mempertimbangkan apa yang kita pikirkan, bagaimana suasana hati dan perilaku yang kita alami. Kedua, imajinasi. Maksudnya kita bisa membayangkan hal-hal diluar pengalaman atau realitas yang ada. Seperti mengimajinasikan seandainya ada di posisi tertentu.

Ketiga, menggunakan hati nurani. Kita menyadari tentang benar dan salah serta mematuhi integritas pribadi. Keempat, kita juga bisa memilih mengedepankan kehendak bebas yang merupakan tindakan mandiri tanpa terpengaruh situasi dan kondisi dari luar.

Empat anugerah inilah yang membedakan tindakan proaktif dan reaktif. Bagaimanapun juga, kehidupan ini akan terus berlanjut. Kita hanya bisa menjalani dengan sepenuh hati dan berusaha untuk memberikan yang terbaik khususnya kepada diri sendiri. Jangan menyerah untuk mengembangkan potensi yang ada. Sebab, kita istimewa dan yakinlah bahwa kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Make your self priority! []

Tags: kemanusiaanKesehatan MentalmanusiapsikologiSelf LoveSikap Proaktif
Laila Fajrin Rauf

Laila Fajrin Rauf

Penulis asal Jepara. Founder Komunitas Gerakan Kolektif Perempuan Feministic.id. Aktif di GUSDURian dan Duta Damai Yogyakarta. Bisa dihubungi via email ke [email protected] atau instagram @ubai_rauf

Terkait Posts

Party Pooper

Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

8 Februari 2023
Pengesahan RUU PPRT

Mengapa Anak Muda Perlu untuk Mendukung Pengesahan RUU PPRT

7 Februari 2023
Perempuan Sekolah Tinggi

Perempuan Sekolah Tinggi-tinggi Kok di Rumah?

6 Februari 2023
Ketika Kita Bekerja

Ketika Kita Bekerja di luar Jam Kerja, Ya atau Tidak?

6 Februari 2023
Mitos Sisyphus

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

4 Februari 2023
Gaya Hidup Minimalis

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

3 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Pemikiran Keislaman di Malaysia dan Indonesia pada 6 Tips Berdakwah Ala Nyai Awanilah Amva
  • Menghidupkan Kembali Sikap Saling Melindungi pada Impak Islamisasi di Malaysia: Tudung sebagai Identiti Muslimah Sejati dan Isu Pengawalan Moraliti Perempuan
  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist