• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Covid 19 dan Jilbab

Nisa Alwis Nisa Alwis
20/04/2020
in Pernak-pernik
0
(sumber foto piqsels.com)

(sumber foto piqsels.com)

113
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Dear wanita, sekarang kita taat menerapkan gerakan “sering cuci tangan” pada siapa pun di keluarga. Juga tinggal di rumah saja. Jika pun keluar karena terpaksa, gunakan masker dan jaga jarak tubuh. Hand sanitizer tidak lupa. Itu semua demi apa. Jika bukan demi “Kehidupan”, agar bertahan, sehat dan aman.

Jika kita merenung lagi, sampai solat jamaah dispensasi. Ibadah umroh dispensasi, dan mungkin juga haji. Santri-santri  di pondok pesantren dipulangkan, pengurusan jenazah tanpa dimandikan dan tahlilan. Demi satu hal ini tadi, panggilan keselamatan. Benar bahwa “Alwiqoyatu khoirun minal ‘ilaj”, mencegah lebih baik dari mengobati!

Bagaimana dengan kita? Para perempuan berjilbab ini?

Saya sangat gembira melihat mulai banyak tetangga dan teman, kaum ibu dan wanita berusaha berjemur. Sebuah langkah alami untuk fight Covid yang ganas ini. Namun, hati saya pilu karena kita begitu kaku. Pada umumnya semua tetap lengkap dengan baju rapih kepala hingga kaki. Demi hukum aurat yang sebenarnya juga bertujuan agar wanita aman dan selamat.

Bisakah kita mendeteksi ada paradox di sini.  “Alhukmu yaduru ma’a illatihi wujudan wa ‘adaman”, kata qoidah ushuliyah. Hukum itu ada bergantung alasannya apa. Sudah banyak bahasan alasan mengapa dahulu kala ayat jilbab itu ada. Alasan, yang sesungguhnya konteksnya sekarang sudah sangat BEDA.

Baca Juga:

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Jadi, Vitamin D yang dibutuhkan tubuh 90%-nya berasal dari sinar matahari. Manfaat dasarnya sangat banyak. Bukan hanya mencegah penyakit degeneratif, menjaga tulang, ia juga meringankan peradangan ketika di tubuh terjadi infeksi. UV-B membentuk Provitamin D di tubuh manusia kala sinarnya langsung menerpa permukaan kulit tanpa tabir kain. Jika berjemur tertutup rapat, tentu tidak akan banyak manfaat.

Ketersambungan dengan alam ini harus disadari. Manusia sebetulnya butuh mandi matahari. Sama seperti mandi air. Tidak perlu berlama-lama, sewajarnya, dan kesegaran efeknya. Nonsense saja tentang kulit indah itu putih, jadi takut pada matahari. Kita sudah banyak jadi korban iklan industri produk kecantikan.

Menurut saya, demi kesehatan: “wanita jangan ada sungkan berjemur tanpa jilbab”. Abaikan yang bilang bahwa sopan itu berbaju panjang. Dia pasti belum banyak merenung hakekat kehidupan. Wanita atau pria dengan minim sinar matahari, lebih rentan penyakitan. Ini banyak riset ilmiahnya. Pakailah lagi jilbab, kerudung, gamis, dan lain-lain itu ketika pengajian atau kegiatan lainnya di mana kamu merasa nyaman. Jangan jadi belenggu harus sepanjang waktu.

Tuhan tidak akan marah, hanya karena makhluknya terlihat rambut, lengan dan kakinya. Saya sangat meyakini itu. Para orang tua kita pun begitu. Ruang terbuka adalah milik kita semua. Itu tempat sempurna. Jangan berharap wanita hanya bisa berjemur di balkon pribadi saja karena berkaos dan celana pendek itu nista. Betapa terpenjara. Berapa gelintir yang punya balkon diantara kita.

Para suami, kaum pria, kalian harus mendukung ini. Baju kita mau seperti apa, tidak ada nilainya dibanding betapa penting pola menjaga nadi dan jiwa. Bukankah juga sekian ratus tahun banyak kearifan dibalik pakaian orang tua kita yang tidak terikat seperti jilbab jaman ayeuna. Nyatanya pakaian mau seperti apa tertutupnya tidak ada nilainya di hadapan virus dengan sebaran membabi buta. Ia bisa masuk tanpa melihat mana manusia beribadah atau tidak.

Maka, selain rajin cuci tangan, inilah juga momentumi kita: rajin merenung dan introspeksi. Jangan-jangan selama ini kita sudah berlebihan menyikapi hidup yang rapuh ini. Sehingga bukannya kemudahan yang didapat, malah kerepotan dan tidak maslahat. Semua sekarang bertekuk lutut pada para ilmuwan, para dokter dan perawat yang berperang di garis depan: demi memenangkan kehidupan kemanusiaan.

Kita tinggal menguatkan ketahanan diri. Renungi lagi bait doa paling masyhur, “Fiddunya hasanah, wafil’aakhiroti hasanah”. Kebaikan Dunia disebut pertama, ia adalah utama. Jika maslahat di sini, maslahat di akherat nanti. Jangan kita ribet hanya dengan baju, karena Itu hal kecil. Jika kita sebagai manusia saja butiran debu, BAJU lebih butir lagi loh bapak ibu. []

Nisa Alwis

Nisa Alwis

Terkait Posts

Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Negara Inklusi

    Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam dan Persoalan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID