Dari ribuan kasus cerai gugat tersebut salah satu faktor penyebabnya adalah banyaknya para suami yang mengalami kecanduan untuk bermain judi online.
Mubadalah.id – Pandemi Covid-19 yang berangsur selama kurang lebih tiga tahun tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Tetapi juga melahirkan salah satu fenomena baru di Indonesia yang cukup memprihatinkan, yaitu maraknya judi online.
Fenomena ini muncul pada saat pemerintah membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah, banyaknya karyawan yang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sehingga menyebabkan perekonomian keluarganya menurun.
Sulitnya mencari pekerjaan, menjadi penyebab banyak orang kebingungan soal bagaimana agar mendapatkan uang. Dan pada saat yang sama, di tengah kebingungan itu muncul tren judi online yang seolah-olah menjadi jawaban bagi pengangguran untuk mendapatkan uang.
Padahal, untuk jangka panjang para pelaku judi online ini dapat membuat kecanduan. Bahkan berpotensi melakukan tindakan kriminal. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) menyebutkan sejak 2018 hingga 10 Mei 2022 pihaknya telah memutus akses 499.645 konten perjudian di berbagai platform digital.
Meskipun demikian situs atau aplikasi judi online terus bermunculan dengan nama yang berbeda. Sehingga hal inilah yang menyulitkan kita semua untuk memberantas situs-situs tersebut.
Bahkan dengan kehadiran situs-situs baru ini, bagi saya justru memberikan banyak dampak buruk bagi para pelaku. Tidak sedikit di antaranya, mereka akan mengalami gangguan mental, melakukan tindakan kriminal, terlilit hutang, bahkan sampai terjadinya perceraian.
Jumlah Kasus Perceraian
Jumlah kasus perceraian akibat judi online dari tahun ke tahun di berbagai daerah terus meningkat, salah satunya adalah di Karawang. Mengutip dari laman website Tvonenews.com, menyebutkan bahwa data cerai talak serta cerai gugat di Pengadilan Agama Karawang, Jawa Barat selama bulan Januari hingga Agustus 2023 mencapai 3.500 lebih.
Dari 3.500 gugatan tersebut, 713 merupakan cerai talak, sementara cerai gugat (gugatan cerai yang diajukan oleh istri) mencapai 2.356.
Dari ribuan kasus cerai gugat tersebut salah satu faktor penyebabnya adalah banyaknya para suami yang mengalami kecanduan untuk bermain judi online.
Bahkan karena saking kecanduannya, tidak sedikit para suami nekat untuk menjual semua aset keluarga seperti sertifikat, kendaraan, tanah, dan rumah mereka hanya untuk memuaskan hasrat untuk berjudi.
Akibatnya, hal ini lah yang menjadi salah satu faktor penyebab kenapa para istri banyak yang menggugat cerai suaminya.
Peran Pemerintah
Menyikapi hal ini, pemerintah selaku pemangku kebijakan, yang dalam hal ini adalah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menerbitkan Instruksi Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pemberantasan Judi Online dan/atau Judi Slot. Instruksi ini berisi langkah-langkah strategis dan terukur dalam menyapu bersih konten judi online di ruang digital Indonesia.
Instruksi tersebutmerupakan tindaklanjut implementasi Pasal 27 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang pada intinya mengatur ketentuan mengenai pencegahan penggunaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.
Dalam Inmenkominfo No. 1 Tahun 2023 itu terdapat tiga instruksi yang terdiri atas:
Pertama, instruksi khusus untuk Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo.
Kedua, instruksi untuk seluruh Pejabat Tinggi Madya dan Pratama serta Aparatur Sipil Negara, dan pegawai pada unit dan satuan kerja di lingkungan Kementerian Kominfo. Ketiga, acuan untuk pelaksanaan instruksi.
Hal ini dilakukan sebagai ikhtiar Menkominfo dalam melakukan percepatan pemberantasan judi online di ruang digital Indonesia. Dari ikhtiyar tersebut Menkominfo mengeklaim selama periode 19 Juli 2023 sampai 14 September 2023, total 115.390 konten perjudian telah ditangani oleh Kementerian Kominfo.
Saling Kerja Sama
Meskipun Kominfo terus berupaya dalam memberantas praktik perjudian online. Tetapi tetap saja, kasus perjudian online masih dapat kita temukan dalam keseharian. Karena itu, perlu adanya kerjasama seluruh elemen, termasuk kita sebagai masyarakat. Hal ini guna untuk meminimalisir judi online.
Kita bisa memulai dengan memperhatikan orang-orang terdekat, baik keluarga, saudara, atau teman terdekat. Jika perilaku mereka mengarah pada perjudian online, maka kita dapat mengingatkan mereka tentang bahaya perjudian online.
Selain itu, kita juga bisa aktif melaporkan segala bentuk penemuan konten negatif di platform digital. Seperti iklan perjudian online, pesan singkat terkait judi online. Atau link yang mengarah pada judi online ke kanal-kanal aduan masyarakat seperti https://aduankonten.id atau Twitter @aduanPPI milik Kementerian Kominfo.[]