Mubadalah.id – Dalam KBBI Musik diartikan sebagai ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal. Yakni untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Pada dasarnya musik tidak bisa lepas dari setiap proses kehidupan yang kita jalani.
Terlepas dari perdebatan seni musik itu haram atau tidak tetapi yang jelas musik selalu menemani kegiatan kita setiap hari. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, karena bagi pecinta musik, ia memiliki manfaat secara personal. Bagi penulis sendiri misalkan, musik dapat merefreshkan pikiran apalagi saat ini banyak tipe lagu yang sesuai dengan suasana hati kita.
Berbicara mengenai seni musik, maka tidak bisa lepas dari proses masuknya Islam di Nusantara. Sebuah fakta sejarah yang tidak bisa terbantahkan, bahwa para wali di tanah Jawa menggunakan kesenian salah satunya adalah musik. Kita bisa melihat banyaknya karya ulama Nusantara yang berbentuk syair.
Jika syair-syair tersebut dikolaborasikan dengan sebuah instrumen musik maka akan menciptakan sebuah lagu yang sangat indah. Penerimaan ajaran Islam di Nusantara menjadi saksi bahwa seni musik merupakan salah satu minat masyarakat dari era Wali Songo bahkan hingga hari ini.
Sunan Kalijaga dan Rhoma Irama, Musisi Lintas Generasi
Perlu penulis tekankan di sini bahwa penggunaan dua tokoh Sunan Kalijaga dan Rhoma Irama hanya sample untuk mewakili para musisi lain di zamannya. Seperti yang kita ketahui bahwa Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh Walis Songo yang mempunyai pengaruh besar dalam mengislamkan Nusantara melalui seni.
Tak hanya sunan Kalijaga, dapat dikatakan bahwa Para Wali Songo di tanah Jawa merupakan para Musisi-Shufi. Seperti Sunan Bonang, Sunan Giri ,Sunan Muria, dan kawan-kawan sunan lainnya. Asmaradana, Sinom, Kinanti, Maskumambang, Mijil, semua tembang-tembang tersebut merupakan karya dari Musisi-Sufi tanah Jawa.
Dalam hal ini, Sunan Kalijaga menciptakan tembang ilir-ilir, gundul-gundul pacul, kidung rumeksa ing wengi, lingsir wengi dan suluk linglung. Di antara tembang-tembang tersebut beberapa di antaranya masih kita dengar hingga saat ini, seperti ilir-ilir dan gundul-gundul pacul.
Sedangkan Rhoma Irama, seorang penyanyi dan musisi dalam genre dangdut yang populer pada tahun 1970 an dan masih aktif bernyanyi hingga saat ini. Hingga ia mendapatkan julukan Raja Dangdut. Seperti yang kita ketahui lagu-lagu ciptaaan musisi legend dangdut Indonesia ini pada setiap lirik dalam lagunya bernafaskan religi dan masih pecinta dangdut tanah air nikmati hingga hari ini.
Di antara judul lagunya yaitu “Lailahailallah”, tentang keesaaan Allah SWT, “Setes Air Hina” tentang menjauhi dari sikap sombong, yang mana beliau terinspirasi dari surah At-Thariq ayat 5-7, “Keramat”, tentang sikap menghormati dan larangan durhaka kepada Ibu, “Sebujur bangkai”, tentang jasad yang sudah tidak berguna ketika terpisah dengan ruh nya, “Hari Berbangkit”, “Judi”, “Kiamat”, dan lain-lain.
Kreatifitas dakwah melalui seni musik yang para Wali Songo lakukan masih bertahan hingga saat ini. Kedua tokoh tersebut walaupun berbeda generasi tetapi mempunyai cara yang kreatif dalam berdakwah. Yaitu dengan seni musik, yang mana syarif dan lirik yang diciptakan mengandung nilai-nilai spiritual, pesan moral dan etika sosial.
Musik Sebagai media dakwah
Jika kita tarik ke belakang terkait musik dan dakwah, maka akan erat kaitannya dengan proses Islamisasi di Indonesia yang Sunan Kalijaga lakukan. Adapun media yang ia gunakan kala itu adalah seni, di antaranya seni musik. Penggunaan musik sebagai media berdakwah menghasilkan dakwah yang efektif.
Bahkan hari ini, media yang cukup sering kita gunakan dalam berdakwah adalah musik. Terlepas dari perbedaan pendapat terkait hukumnya, namun musik mempunyai pengaruh yang besar. Bisa kita lihat hari ini musik masih menjadi salah satu daya tarik masyarakat Indonesia, mengingat bahwa mayoritas masyarakat Indonesia sangat senang mendengar lagu.
Contoh kecil adalah saat Ramadan tiba. Lagu-lagu bertema religi bertebaran di berbagai media dan sangat beragam. Lagu-lagu ttersebut mendapat respon positif dari masyarakat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berusaha untuk menghafalnya.
Hemat penulis bahwa media musik merupakan bentuk dari strategi dakwah yang berusaha untuk memperlihatkan wajah Islam yang sebenarnya. Yaitu islam yang mengajak dengan “ramah” bukan “marah’, islam yang penuh “substansi” bukan “emosi”. []