• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Diet, Puasa dan Sehat

Praktiknya sederhana, memperbanyak jalan kaki, mengubah pola makan yang lebih sehat dan berpuasa

Ahsan Jamet Hamidi Ahsan Jamet Hamidi
22/07/2024
in Featured, Personal
0
Diet Puasa

Diet Puasa

3.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kamis lalu, saya menghadiri acara MAARIF HOUSE, sebuah forum diskusi ringan dengan topik khusus yang  dihadiri oleh peserta terbatas.

Hajatan ini diampu oleh Maarif Institute di bilangan Tebet. Tema yang diangkat dalam pertemuan perdana itu agak berat, yaitu; “Agama, Krisis Lingkungan dan HAM: Izin Tambang untuk Ormas, Masalah atau Maslahah?”. Banyak narasumber keren dengan berbagai latar belakang; pegiat organisasi masyarakat sipil, pengusaha, ormas keagamaan, dosen, peneliti dst.

Saya berjumpa dengan kiai Ulil Abshar-Abdalla, cendikiawan muda NU yang populer dengan berbagai gagasan yang kerap menimbulkan perdebatan lanjutan. Dari siang hingga waktu Maghrib, Kiai Ulil nampak lebih segar, baik dari sisi pemikiran hingga tampilan fisiknya.

Kali ini, saya tidak akan menulis tentang sisi pemikirannya terkait Fiqh tambang. Terlalu berat bagi saya untuk merangkumnya dalam bentuk tulisan. Saya akan menuliskan sosok Kiai Ulil dari sudut pandang lain, yaitu sisi spiritualitas dalam laku keseharian hidupnya.

Diet Puasa

Selama kurang lebih 4,5 jam berdiskusi, saya tidak melihat Kiai Ulil mencicipi makanan dan minuman yang tersaji. Air mineral, teh, makanan ringan, nasi kotak dibiarkan utuh. Karena penasaran, akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya.

Baca Juga:

Membangun Kehidupan yang Sehat Dimulai dari Keluarga

Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!

Mengenal Lebih Dekat Kanker Ovarium: Sebagai Salah Satu Sillent Killer pada Wanita

Green Deen: Perspektif Islam tentang Keselarasan antara Lingkungan dan Spiritualitas

Dia menjelaskan dengan rileks bahwa selama hampir satu tahun ini, ia melakoni ”puasa diet”.  Saya kaget, bertanya di dalam hati; “waduh teori puasa apa lagi nih?” Puasa itu telah memangkas berat badannya hingga hilang 15 kg secara perlahan.

Baginya, puasa diet adalah gabungan antara puasa ala Nabi Daud As (sehari puasa sehari tidak) dan puasa Senin-Kamis. Durasi waktu dan tata carannya sama seperti puasa biasa. Tapi, karena dia tidak ingin berpuasa di setiap hari Ahad, maka implikasi dari penggabungan itu terkadang harus berpuasa selama dua hari berturut-turut. Bisa Senin-Selasa atau Kamis-Jum’at. Jadi, puasa diet hanyalah istilah biasa saja. Ia bukan ajaran baru tanpa landasan fiqh.

Membangun Budaya Hidup Sehat

Kiai Ulil merasa begitu prihatin dengan sejumlah fakta tentang banyaknya kiai-kiai muda yang mudah sakit, lalu meninggal dunia di usia muda. Baginya, problem kesehatan ini bisa kita cegah dengan berbagai aktivitas yang mudah, murah dan menyenangkan.

Saat ini, ia giat mempromosikan program hidup sehat khusus untuk para kiai. Praktiknya sederhana, memperbanyak jalan kaki, mengubah pola makan yang lebih sehat dan berpuasa. Pola itu sudah dipraktikkan dengan baik oleh Kiai Mustafa Bisri (Gus Mus) mertuannya. Di usianya yang sudah berkepala 8, Gus Mus mampu menjalankan ritual umroh secara sempurna, tanpa bantuan kursi roda yang dibantu orang lain.

Selain Gus Mus, saya menjumpai Kiai Husein Muhammad dari Perguruan FAHMINA Cirebon, Kiai Hasan Abdullah Sahal, dari Gontor Ponorogo. Keduannya telah membangun pola hidup sederhana namun sehat. Seperti; olah ringan secara rutin alias jalan kaki pagi, rajin berpuasa, mengatur pola makan dengan asupan yang terukur, namun cukup kandungan nutrisi dan gizinya.

Porsi makanan yang mereka santap jauh dari kesan mewah, berukuran jumbo, berbumbu ekstrim dan berlemak. Prinsipnya, makanan itu sekedar cukup untuk menopang tubuh agar tetap kuat beribadah.

Membangun Kualitas Hidup

Saya mengenal Kiai Hasan Abdullah Sahal sejak tahun 1981, ketika nyantri di Pondok Gontor. Dugaan saya dulu, Kiai Hasan tidak bisa naik sepeda motor. Pasalnya, beliau pergi kemana-mana selalu berjalan kaki. Baik saat hendak mengajar atau berkeliling pondok untuk melihat kehidupan para santri.

Sekarang, setelah puluhan tahun, saya baru menyadari, bahwa pilihan berjalan kaki itu telah berbuah pada kehidupan yang jauh lebih sehat di kemudian waktu. Sekarang, beliau masih tetap sehat dan bugar di usia yang hampir 80 tahun.

Dalam hal kesehatan, saya percaya pada pepatah kuno “you are what you eat”.  Konon, slogan ini ditulis oleh Anthelme Brillat-Savarin, dalam bukunya “Physiologie du Goût” (1826). Dia menulis, “Tell me what you eat and I will tell you what you are”.

Dalam pepatah melayu ada istilah “sesaat di bibir, seumur hidup di pinggul”. Kedua pepatah ini memberi pesan, bahwa segala jenis makanan yang kita konsumsi akan berdampak pada kualitas kesehatan kita di kemudian waktu.

Meski bukan dokter, juga bukan peramal yang mampu membaca takdir yang akan menimpa diri, namun saya yakin bahwa penyakit itu bisa kita cegah, dengan berupaya membangun kualitas hidup agar bisa menjadi lebih baik. Soal takdir kematian, biarlah malaikat itu datang menjemput nyawa tanpa rasa sakit. Amin. []

 

 

Tags: Diet Puasagaya hidupLife StylePuasa DietSehat
Ahsan Jamet Hamidi

Ahsan Jamet Hamidi

Ketua Ranting Muhammadiyah Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID