• Login
  • Register
Kamis, 23 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Disekuilibrium Relasi Manusia dengan Alam

Hifni Septina Carolina Hifni Septina Carolina
06/01/2020
in Publik
0
manusia, alam
35
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pernahkah fiqih kita membahas penggunaan air yang baik dan hemat? Pernahkah fiqih kita membahas air ketika banjir? Di bab awal buku Fiqih selalu membahas tentang Thaharah dan jenis-jenis air, tetapi hal pokok tentang penggunaan air dan sebagainya tak pernah dibahas”, begitu ungkap bu Nyai Umdah saat parallel session tentang Fiqh Sosial di kegiatan Women Writers Conference, bulan lalu.

Saya mengamini pernyataan tersebut, kalau bukan karena bidang saya biologi mungkin saya juga kurang menggeluti Fiqh Bi’ah yang jarang sekali dikupas dan dimunculkan tiap kali pembahasan Fiqh.

Sepekan ini, laman media massa manapun meliput tentang banjir yang terjadi di beberapa daerah. Begitu menyayat hati melihat gambar dan video yang diunggah para korban banjir di Ibukota dan sekitarnya. Meskipun sebenarnya kita sudah hafal dengan musibah yang hampir setiap tahun menghampiri saat musim hujan seperti ini.

Begitu juga kita sudah mafhum saat musim kemarau, kekeringan sumber air terjadi dimana-mana. Belum lagi kabut asap yang terjadi di beberapa daerah di pulau Sumatera dan Kalimantan beberapa bulan lalu. Bukankah sebenarnya ekosistem kita tidak sedang baik-baik saja?

Saras Dewi menyebutnya dengan ‘disekuilibrium’ relasi manusia dengan alam, yaitu ketimpangan relasi antara manusia dengan alam. Gagasan antroposentrisme yang menjangkiti manusia modern saat ini berlaku mengesampingkan keberadaan alam.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

Baca Juga:

Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir

Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

Dengan pijakan antoposentrisme itulah manusia berperan sebagai penguasa yang mendominasi alam. Sehingga manusia berasumsi dapat menaklukkan alam dengan rasio nalar yang dimilikinya. Banalitas antroposentrisme tersebut diakui para tokoh ekologis sebagai akar terjadinya ketidakharmonisan hubungan antara manusia dan alam.

Berbagai metode digunakan untuk mengungkap hubungan manusia dengan alam, mengurai posisi manusia dengan alam. Misalnya kajian ekologi dan etika lingkungan tidak cukup gamblang dalam menjawab masalah kemerosotan lingkungan hidup. Ekologi dan etika lingkungan belum mampu mengubah paradigma manusia saat ini, untuk meruntuhkan antroposentrisme apatah lagi menanggulangi masalah kerusakan alam.

Kemajuan teknologi dan nalar berpikir manusia tidak sejalan dengan moral yang seharusnya mereka miliki sebagai manusia modern. Seyogianya kita mulai memperlakukan alam sebagaimana interaksi dengan sesama manusia, ada etika yang perlu diperhatikan. Bukan malah sebaliknya, secara sengaja melakukan “bunuh diri massal” dengan menghancurkan bumi secara perlahan.

Eksploitasi hutan dan rimba tanpa mempertimbangkan kesinambungan ekosistemnya menyebabkan hutan kehilangan daya dukungnya bagi konservasi air dan tanah, dan banjir bahkan longsor pun datang. Para ahli selalu memprediksi akan terjadinya bonus demografi di tahun-tahun mendatang.

Sedangkan daya dukung lingkungan mempunyai ambang batas jika eksploitasi tak dihentikan dan etika lingkungan tak pernah dijalankan. Alloh pun menasehati dengan apik melalui QS Al Rum: 41 “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Selanjutnya apa yang dapat dilakukan untuk memulihkan relasi manusia dan alam agar tercipta ekuilibrium? Itulah PR kita sekarang. Jangan menunggu banjir dan longsor baru mulai ribut. Jangan pula menghujat sana-sini, menyalahkan pihak ini dan itu bahkan menyudutkan. Hal tersebut bukanlah solusi untuk memecahkan persoalan banjir yang jelas-jelas menimbulkan banyak kemalangan dan kerugian bagi para korban.

Jika ada meme yang menyalahkan orang miskin membuang sampah di bantaran kali, maka kita juga perlu mengkritik kapitalis atas pembangunan yang tak mengindahkan analisis dampak lingkungan. Mau besar atau kecil kita semua punya andil terhadap kerusakan bumi, pun juga untuk kelestarian bumi jika kita ingin berbenah.

Fiqh al-bî’ah dibangun atas landasan teologis yang memandang Tuhan, manusia dan alam sebagai aspek yang memiliki hubungan yang bersifat integratif. Dalam pola hubungan ini, manusia dan alam sama-sama menempati posisi yang sejajar.

Dalam hal ini, manusia sebagai khalifah diberi hak mengelola alam, tetapi pada saat yang sama Allah memerintahkan manusia untuk memelihara keseimbangan alam dengan sebaik-baiknya. Maka sebenarnya ketimpangan relasi antara manusia dan alam yang terjadi saat ini dapat dipulihkan apabila ada kesadaran ontologis relasi manusia dan dan alam yang lebih adil.

Tanpa manusia alam akan tetap ada, namun tidak sebaliknya. Sehingga tak perlu berdalih kita menjaga alam, karena sejatinya alamlah yang menjaga kita. Kesadaran itu yang perlu kita benahi bersama dan membuang jauh-jauh pemikiran antroposentrisme serta meletakkan kembali pemahaman kita sebagai organisme yang berada di tengah gerak ekosistem, sehingga tidak berlaku superior terhadap alam. Mari kita rawat eko-sistem ini, jangan ego-sistem yang dirawat.

Hifni Septina Carolina

Hifni Septina Carolina

Terkait Posts

Perayaan Nyepi

Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

22 Maret 2023
Travel Haji dan Umroh

Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

20 Maret 2023
Perempuan Harus Berpolitik

Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik

19 Maret 2023
Pembahasan Childfree

Polemik Pembahasan Childfree Hingga Hari Ini

18 Maret 2023
Bimbingan Skripsi, Kekerasan Seksual

Panduan Bimbingan Skripsi Aman dari Kekerasan Seksual

17 Maret 2023
Kekerasan Simbolik

Bibit Kekerasan Simbolik di Lembaga Pendidikan

16 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perayaan Nyepi

    Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist