• Login
  • Register
Selasa, 15 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Esensi Ibadah Haji: Transformasi Diri Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Esensi haji adalah transformasi diri menuju pribadi yang lebih baik. Maka penting bagi setiap Muslim yang akan melaksanakan haji untuk menata niat dengan tulus yaitu untuk beribadah semata karena Allah.

Sukma Aulia Rohman Sukma Aulia Rohman
29/05/2025
in Publik
0
Ibadah Haji

Ibadah Haji

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menunaikan ibadah haji adalah bentuk penyempurnaan dari rukun Islam yang lima. Kesempurnaan ini hanya dapat diraih jika seseorang telah mampu secara fisik, mental, ekonomi, dan spiritual.

Dalam pelaksanaan haji, syarat utama yang ditekankan adalah “kemampuan.” Namun, makna “mampu” tidak hanya sebatas pada kesiapan fisik, mental, dan finansial. Tetapi juga mencakup kesiapan spiritual yakni kemampuan menjaga dan merefleksikan esensi kebaikan dari ibadah haji itu sendiri.

Tradisi Walimah Safar

Dalam tradisi di sebagian masyarakat, keberangkatan seseorang ke tanah suci disambut dengan suka cita. Sebab, sejatinya mereka yang berangkat haji adalah orang-orang yang telah mendapat panggilan untuk menyempurnakan rukun Islam.

Rasa syukur ini biasanya ia wujudkan dalam bentuk sedekahan atau walimah safar. Yaitu sebuah tradisi yang lumrah mereka lakukan sebagai bentuk kegembiraan dan penghormatan terhadap para calon jemaah.

Setelah acara walimah safar, para calon jemaah biasanya diantar ke asrama haji. Suasana haru kerap mewarnai momen ini, dengan doa-doa yang dipanjatkan serta air mata perpisahan dari keluarga dan kerabat yang mengiringi keberangkatan mereka.

Perjalanan haji bukanlah perjalanan biasa. Ini adalah perjalanan spiritual, murni untuk menghadap Allah dan mengharapkan keberkahan serta pahala dari ibadah.

Baca Juga:

Bekerja itu Ibadah

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

Makna Wuquf di Arafah

4 Strategi Wujudkan Haji Ramah Lansia

Hal ini tercermin dari pakaian ihram (kain putih) yang para jamaah haji gunakan, yang sederhana dan jauh dari kemewahan. Pakaian ini menjadi simbol bahwa dalam haji, seseorang harus melepaskan atribut duniawi dan meluruskan niatnya, hanya untuk beribadah kepada Allah.

Mengharapkan Haji Mabrur

Ibadah haji bukanlah sekadar perjalanan wisata atau tamasya ke tanah suci. Diperlukan kesiapan biaya, waktu, tenaga, serta keikhlasan yang mendalam. Maka wajar bila setiap orang yang berangkat haji berharap ibadahnya diterima oleh Allah, atau yang dikenal dengan istilah haji mabrur.

Mengutip tulisan Farah Ramadanty di website Detik.com, haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah. Salah satu tandanya, menurut buku Tanya Jawab Fikih Sehari-hari karya Mahbub Maafi, adalah munculnya kebaikan yang semakin bertambah dalam diri orang yang telah berhaji.

Transformasi inilah yang menjadi inti dari esensi haji adalah seseorang yang telah menunaikan haji seharusnya bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik, baik dalam perilaku, tutur kata, maupun kebiasaan sehari-hari.

Namun, dalam realitas, tidak sedikit orang yang justru menjadikan gelar “Haji” sebagai status sosial dan bersikap sebaliknya sombong, merasa lebih tinggi. Bahkan memanfaatkan gelar tersebut untuk mendapatkan keuntungan tertentu.

Padahal, seseorang yang telah berhaji seharusnya mampu menjaga kemuliaan ibadah tersebut dengan terus memperbaiki diri dan menebar manfaat bagi orang lain. Termasuk bukan sekadar puas dengan gelar “Pak Haji” atau “Bu Haji,” tetapi benar-benar menjiwai nilai-nilai spiritual yang telah ia temui selama berada di tanah suci.

Oleh karena itu, esensi haji adalah transformasi diri menuju pribadi yang lebih baik. Maka penting bagi setiap Muslim yang akan melaksanakan haji untuk menata niat dengan tulus yaitu untuk beribadah semata karena Allah.

Sebab, ajaran Islam pada hakikatnya adalah rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam. Maka, seseorang yang telah menyempurnakan rukun Islamnya melalui ibadah haji seharusnya mampu menjadi sumber kebaikan dan kedamaian bagi sekelilingnya. []

Tags: BaikdiriEsensihajiibadahpribadiTransformasi
Sukma Aulia Rohman

Sukma Aulia Rohman

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Krisis Ekologi

Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

14 Juli 2025
Merawat Bumi

Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

14 Juli 2025
Disabilitas Mental

Titik Temu Antara Fikih dan Disabilitas Mental

14 Juli 2025
Mas Pelayaran

Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

13 Juli 2025
Perempuan dan Pembangunan

Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

12 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Krisis Ekologi

    Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi
  • Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman
  • Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID