Mubadalah.id – Teks hadits ke-14 ini menjelaskan tentang cara bagaimana kita menghormati perempuan.
عَنْ أَنَسٍ – رضى الله عنه – قَالَ رَأَى النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – النِّسَاءَ وَالصِّبْيَانَ مُقْبِلِينَ – قَالَ حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ مِنْ عُرُسٍ – فَقَامَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – مُمْثِلاً، فَقَالَ «اللَّهُمَّ أَنْتُمْ مِنْ أَحَبِّ النَّاسِ إِلَىَّ». قَالَهَا ثَلاَثَ مِرَارٍ. رواه البخاري في صحيحه، رقم الحديث: 3831، كتاب مناقب الأنصار، باب قَوْلُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – لِلأَنْصَارِ «أَنْتُمْ أَحَبُّ النَّاسِ إِلَىَّ».
Terjemahan:
Dari Anas, berkata: Suatu saat Nabi Saw melihat beberapa perempuan dan anak-anak datang mendekat –mungkin datang dari suatu pesta pernikahan. Nabi Saw bergegas berdiri menyambut mereka: “Kamulah orang-orang yang paling saya cintai”. Tiga kali Nabi Saw mengatakan hal ini di depan mereka. (Sahih Bukhari, no. Hadis: 3831).
Sumber Hadis:
Hadits menghormati perempuan ini diriwayatkan Imam Bukhari dalam Sahihnya (no. Hadis: 3831 dan 5235), Imam Muslim dalam Sahihnya (no. Hadis: 6573), dan Imam Ahmad dalam Musnadnya (no. Hadis: 12717 dan 12994).
Penjelasan singkat:
Ini juga merupakan pembalikan kesadaran laki-laki Arab pada saat itu. Mereka tidak biasa bercengkerama, bermain, dan menunjukan keceriaan dengan bermain bersama anak-anak. Dalam suatu hadis (Sahih Bukhari, no. Hadis: 6064 misalnya), mereka heran melihat Nabi Saw begitu dekat dan sering bermain peran dengan anak-anak.
Bahkan, cucu perempuannya yang masih kecil dibawanya ikut shalat di masjid dan menggendongnya pada saat berdiri shalat, dan meletakkannya di lantai pada saat sujud (Sahih Bukhari, no. Hadis: 515). Di hadis ini, Nabi Saw menyambut perempuan dan anak-anak, menunjukkan keceriaan dan kecintaanya pada mereka.
Ini berbeda sekali dengan saran dan anjuran yang seringkali ditemukan di berbagai kitab/buku agama, yang meminta laki-laki tidak bicara dengan perempuan, tidak melihat mereka, apalagi menyambut dan menunjukkan keceriaan, serta menyatakan kegemberiaan untuk mereka. Anjuran ini didasarkan pada ketakutan terhadap fitnah perempuan dan perangkap setan yang bisa jadi dimiliki perempuan.
Sebaliknya, hadis ini justru menceritakan teladan Nabi Saw tentang pentingnya memberikan sambutan kepada perempuan sebagai bentuk penghormatan terhadap kemanusiaan mereka. Adanya fitnah pada diri setiap manusia, laki-laki dan perempuan, tidak menyurutkan kita untuk tetap melakukan kebaikan dan menunjukkan keceriaan kita untuk mereka.