• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Haruskah Membuat Resolusi Tahun Baru?

Tak ada yang salah dengan resolusi tahun baru, selama hal tersebut membawa diri pada perubahan yang lebih baik

Belva Rosidea Belva Rosidea
30/12/2022
in Publik
1
Resolusi Tahun Baru

Resolusi Tahun Baru

422
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tak terasa 2022 akan berakhir dalam hitungan hari. Tahun baru 2023 sudah nampak di depan mata, dan hal yang akrab terjadi tiap pergantian tahun baru adalah adanya resolusi terhadap diri yang menyertainya.

Memang tak semua orang membuat resolusi tahun  baru. Namun beberapa tahun ke belakang hal ini semakin banyak dilakukan orang-orang seolah menjadi trend tersendiri. Sebab adanya keyakinan bahwa resolusi yang kita buat akan menjadi doa dan akan cenderung menjadi kenyataan.

Tak ada yang salah dengan resolusi tahun baru selama hal tersebut membawa diri pada perubahan yang lebih baik, lalu bagaimana awal mula resolusi tahun baru ini ada?

Daftar Isi

    • Sejarah Resolusi Tahun Baru
  • Baca Juga:
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023
  • Sejarah Peradaban Manusia Menjadi Sejarah yang Tidak Manusiawi Bagi Perempuan
  • Nailah binti al-Farafishah, Istri Utsman yang Cerdas dan Pandai Bersyair
    • Janji untuk Diri Sendiri
    • Kebutuhan agar Berkembang Lebih Baik

Sejarah Resolusi Tahun Baru

Berdasarkan sejarah, resolusi bermula dari Babilonia sekitar 4000 tahun yang lalu. Orang-orang Babilonia mengadakan festival keagamaan untuk menyambut tahun baru di Bulan Maret yang dikenal dengan nama ‘Akitu’. Dalam festival tersebut, mereka membuat janji kepada para dewa untuk membayar hutang dan mengembalikan barang-barang yang mereka pinjam.

Apabila orang Babilonia menepati janji, maka dewa akan memberikan kebaikan kepada mereka untuk tahun yang akan datang. Sebaliknya jika mereka tidak menepati janji, maka mereka tidak akan para dewa sukai. Janji-janji inilah yang dianggap sebagai cikal bakal resolusi tahun baru.

Baca Juga:

Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota

Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023

Sejarah Peradaban Manusia Menjadi Sejarah yang Tidak Manusiawi Bagi Perempuan

Nailah binti al-Farafishah, Istri Utsman yang Cerdas dan Pandai Bersyair

Hal serupa juga terjadi di Romawi Kuno sekitar tahun 46 SM. Ketika Kaisar Julius pertama kali menerapkan 1 Januari sebagai awal tahun baru. Di mana bulan ini memiliki arti khusus bagi Orang Romawi. Karena mereka ambil dari nama Dewa Janus. Yakni Dewa yang dapat melihat ke tahun-tahun belakang atau yang sudah berlalu dan tahun-tahun yang akan datang atau masa depan.

Orang Romawi kemudian merayakan Tahun Baru dengan mempersembahkan korban kepada Dewa Janus dan membuat janji untuk berperilaku baik di tahun yang akan datang. Janji inilah yang dianggap pula sebagai awal mula resolusi tahun baru. Lalu, perlukah membuat resolusi tahun 2023 ini?

Janji untuk Diri Sendiri

Berdasarkan Dictionary Cambridge, resolusi ini adalah janji yang dibuat pada diri sendiri untuk mulai melakukan sesuatu yang baik. Atau berhenti melakukan sesuatu yang buruk mulai dari hari pertama di tahun baru. Menurut ahli psikologi, Bahril Hidayat, M. Psi., beliau menjelaskan pentingnya melakukan resolusi diri untuk setiap individu. Tujuannya agar mereka mampu secara terus menerus mengevaluasi aspek-aspek dalam diri. Seperti, emosi dan pikiran.

Dengan membuat resolusi, seringkali individu mengacu pada konsep self-perception. Yakni resolusi tersebut akan menjadi tools bagi individu untuk melakukan evaluasi dan menjadi tolak ukur aktualisasi diri setiap individu dalam meraih hal-hal yang telah ia konsepkan di dalam resolusi.

Persepsi sendiri merupakan proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Di mana ia dapatkan melalui proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang otak proses. Sehingga dengan memiliki resolusi, harapannya seorang akan lebih mudah mencapai apa yang ia inginkan. Karena akan lebih mudah memetakan tujuan, mempunyai dorongan dan target, serta kemudahan evaluasi diri.

Kebutuhan agar Berkembang Lebih Baik

Ahli psikolog dari UGM, Tri Hayuning Tyas, S.Psi., M.A., Psikolog, mengatakan bahwa penetapan tujuan awal tahun atau resolusi awal tahun menjadi wajar bagi setiap orang melakukannya. Mengingat pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan untuk terus berkembang lebih baik dalam mengaktualisasikan diri.

Hasil penelitian lain oleh Norcross dkk., menunjukkan bahwa prediktor keberhasilan pencapaian resolusi awal tahun adalah keyakinan atas kemampuan mencapai keberhasilan/efikasi diri. Yaitu keterampilan untuk melakukan perubahan, dan kesiapan untuk berubah. Selain itu, keberhasilan tercapainya resolusi ini melibatkan proses kognitif-behavioral,  tidak banyak menyalahkan diri sendiri, dan adanya harapan.

Meski demikian, tak semua orang yang memiliki resolusi berhasil mewujudkan semuanya. Atau dengan kata lain mereka telah ‘gagal’. Berdasarkan studi Oscarsan dkk (2020), sekitar 55% partisipan yang dengan sengaja membuat resolusi tahun baru berhasil mencapai apa yang menjadi resolusinya. Sementara 45% lainnya tidak berhasil.

Sedangkan hasil penelitian serupa dari University of Scranton yang kemudian Statistic Brain  kumpulkan menunjukkan bahwa hanya 8% orang yang bisa memenuhi resolusi yang mereka buat. Ada banyak faktor penyebab gagal terwujudnya resolusi yang telah mereka tetapkan di awal tahun tersebut. Salah satu yang paling sering terjadi adalah karena adanya kebiasaan menunda.

Banyak di antara kita yang tanpa sadar kerapkali memanjakan diri. Alih-alih memaafkan diri dengan kalimat ‘mulai besok aja deh’ dalam hal apapun entah untuk memulai olahraga, diet makanan sehat, belajar, dll. Gagalnya resolusi yang telah kita tetapkan adalah karena si pembuatnya hanya fokus ‘membuat’ dan ‘menetapkan’. Namun lupa bahwa yang terpenting dari terwujudnya itu semua adalah ‘memulai’. Alih-alih menunggu tahun baru, yuk kita ‘mulai’ semua hal baik dari sekarang. []

Tags: 2023Baru BaruduniaResolusisejarahSelamat Tahun Baru
Belva Rosidea

Belva Rosidea

Co-Ass, RSGM Faculty of Dentistry Jember University

Terkait Posts

Kampung Adat Kranggan

Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota

8 Februari 2023
Sunat Perempuan

Hari Nol Toleransi terhadap Sunat Perempuan : Memahami Bahaya P2GP

8 Februari 2023
Pencemaran Udara

Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim Menurut Pandangan Islam

7 Februari 2023
NU Merangkul Feminisme

Feminis-NU-isme: Ketika “NU Merangkul Feminisme”

7 Februari 2023
Hari Anti Sunat Perempuan Internasional

Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan

6 Februari 2023
Industri Halal

Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

4 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Sisi Lain dari Haul Gus Dur ke-10 di Cirebon, yang Bikin Semua jadi Ambyar - Mubadalah pada Alissa Wahid: Islam Menolak Segala Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan
  • Hari Nol Toleransi terhadap Sunat Perempuan pada Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist