• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Ini Alasan yang Membolehkan Anak Bekerja

Kebolehan bekerja bagi anak-anak juga bertujuan untuk melatih anak dalam mengelola bisnis, atau sekedar bekerja sebagai buruh untuk mendapatkan uang.

Redaksi Redaksi
27/10/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
boleh bekerja

boleh bekerja

303
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk pandangan Dr. Faqihuddin Abdul Kodir tentang kebolehan anak yang bekerja, maka ia menjelaskan bahwa kebolehan ini bertujuan sebagai proses pendidikan dan pembiasaan kemahiran hidup anak dalam mengembangkan keahilan-keahlian tertentu.

Kebolehan bekerja bagi anak-anak juga bertujuan untuk melatih anak dalam mengelola bisnis, atau sekedar bekerja sebagai buruh untuk mendapatkan uang.

Di samping itu, bekerja bagi anak juga bisa berfungsi untuk melatih karakter dan mental dalam menghadapi dinamika kehidupan dan dalam berhubungan orang lain.

Orientasi pendidikan dan pembiasaan ini harus menjadi dasar dibanding hasil kerja, ekonomis maupun non-eknomis, dari pekerjaan yang dilakukan seseorang di usia anak.

Sehingga, isu ini harus benar-benar memperhatikan kematangan usia, kemampuan fisik, dan kesiapan mental.

Baca Juga:

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

Waktu yang anak gunakan untuk bekerja itu tidak boleh mengorbankan waktu dan kesempatan yang harus anak miliki untuk bermain, belajar, bersosialisasi dengan teman.

Kemudian tumbuh kembang bersama keluarganya yang mencintai, suportif, dan kondusif. Persyaratan ini sesuai dengan kaidah-kaidah fikih mengenai kecakapan anak (al-ahliyyah) dalam isu bekerja.

Kemiskinan

Preskripsi berbeda bisa berguna bagi keluarga yang menghadapi kemiskinan akut yang memaksa anggotanya yang masih di usia anak untuk bekerja menyambung hidup.

Dalam kondisi sulit, seperti kata kaidah fikih, memang bisa membolehkan orang tua mempekerjakan anak-anaknya yang masih belum dewasa (al-masyaqqah tajlibal-taysir).

Namun, tetap dengan syarat fundamental mengenai kesadaran untuk mendahulukan kepentingan dan kebutuhan anak. Kondisi kemiskinan ini, sesungguhnya, sudah menyangkut prinsip pertama dari al-kulliyyat al-khams, yaitu hifzh al-nafs (perlindungan jiwa dan pemenuhan hak hidup).

Karena itu, jika keluarga terpapar kondisi ini, seharusnya mereka menjadi tanggungjawab negara. Terutama untuk anak-anak yang masih belum dewasa agar bisa tumbuh kembang secara baik dan bermartabat.

Hukum Islam dengan kerangka maqashid al-syari’ah, dalam hal ini, bisa menjadi kekuatan kultural yang berguna untuk menuntut peran negara, dan lembaga-lembaga sosial.

Kekuatan ini agar terus maksimal melindungi hak-hak anak yang terlantar dan terutama dari keluarga miskin, lemah (dhuafa), dan dilemahkan (mustadh’afin). (Rul)

Tags: AlasananakbekerjabolehDr. Faqihuddin Abdul KodirhakHak anak
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hak Perempuan

    Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID