• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Inventing Anna, dan Semangat #BreakTheBias dalam Perayaan IWD 2022

Mari kita refleksikan setiap hal dari diri Anna Delvey yang dapat mendorong kita untuk menjadi lebih tangguh, dan berani melangkah mengambil risiko untuk maju, tentu dengan cara-cara yang lebih baik

Irma Khairani Irma Khairani
11/03/2022
in Film
0
Inventing Anna

Inventing Anna

202
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada sore hari  yang cukup cerah di awal bulan Maret, saya bersama dengan dua orang teman berkunjung ke salah satu rumah seorang kerabat yang berada di Jakarta Timur untuk bersilaturahmi dan menuntaskan beberapa keperluan kami.

Di ruang tamu yang begitu luas, dengan meja berbentuk bulat telur memanjang dan kursi-kursi yang terduduk dengan rapi berjajar, dihiasi dengan berbagai jenis tanaman hijau yang menyejukkan mata dan pandangan, juga angin sepoi-sepoi yang masuk dari luar rumah melalui jendela-jendela panjang yang terbuka mengelilingi setiap bagian rumah, kami berbincang asyik membahas berbagai hal dengan penuh semangat.

Ada satu pembahasan yang menarik perhatian saya waktu itu. Kami membahas tentang film dan series, dan sampailah kami pada pembahasan series yang belum lama ini cukup banyak dibicarakan yaitu Inventing Anna.

Pada saat itu, saya belum menonton Inventing Anna, tetapi sudah berniat untuk menontonnya. Rasa penasaran pun semakin menjadi-jadi. Keesokan harinya saya memutuskan untuk marathon menonton series tersebut. Tak cukup sehari, saya menonton sampai dua hari lamanya. Series Inventing Anna tersebut langsung saya selesaikan, karena saya tak tahan menahan rasa penasaran jika tak segera diselesaikan.

Series yang diproduksi oleh Shondaland Company memang menarik. Tokoh utama Inventing Anna diperankan oleh Julia Garner sebagai Anna Delvey, berperan sebagai seorang remaja yang didakwa telah melakukan penipuan terhadap elit-elit ternama di New York dan Anna Chlumsky sebagai Vivian Kent yang berperan menjadi seorang jurnalis. Series ini merupakan kisah nyata, diangkat dari reportase seorang jurnalis bernama Jessica Pressler.

Baca Juga:

Bekerja itu Ibadah

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Jangan Malu Bekerja

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Anna Delvey merupakan seorang perempuan berusia 26 tahun yang datang ke New York untuk mewujudkan mimpinya memiliki sebuah yayasan bernama Anna Delvey Foundation dengan tim yang terdiri dari orang-orang ternama pada bidangnya masing-masing di New York.

Ia memperkenalkan dirinya sebagai seorang anak dari keluarga yang kaya raya di German, ia datang ke New York untuk mengadu nasib. Dengan jaminan uang perwalian yang akan segera cair tak lama lagi, ia berupaya meyakinkan para koleganya untuk mau bekerjasama dengan dirinya membangun sebuah yayasan yang diimpikan. Sayangnya, ia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara karena didakwa telah menipu dan berusaha untuk menipu beberapa bank besar yang berada di kota tersebut.

Identitas yang diperkenalkan Anna kepada setiap orang bukanlah identitas Anna yang sebenarnya. Ia berusaha, dengan kecerdasan dan kecerdikannya, melakukan berbagai cara untuk memosisikan dirinya setara dengan kolega yang ingin disasarnya untuk bekerjasama agar dirinya dapat diterima.

Tindakan yang dilakukan bukan tanpa alasan. Pada salah satu cuplikan series Inventing Anna tersebut, ketika Anna berusaha untuk meluluhkan hati seorang pengacara kondang di Manhattan yang bernama Alan Reed agar mau membantu Anna, ia berkata “you know how hard it is for a young woman in business?”, “and yet no one will consider my business proposal because of how I look”, “if I were a man with the right accent, in the right suit, from the right Ivy League college, would I still be knocking on doors?”

Apa yang disampaikan Anna adalah realita yang masih terjadi sampai saat ini. Seorang perempuan muda, tanpa privilese (keturunan, lulusan kampus ternama, bagian dari golongan tertentu, dsb.), akan cukup sulit untuk bisa diterima dan menggapai mimpi yang diinginkan dengan kondisi lingkungan yang masih didominasi oleh budaya patriarki.

Anna pun berkata “All men underestimate woman. You have to work hard to get what you want.” Sebagai seorang perempuan, diperlukan upaya yang lebih besar bagi kita agar bisa menggapai mimpi. Dengan semangat perayaan Hari Perempuan Internasional tahun ini yang menyongsong tema kampanye #BreakTheBias, ucapan yang disampaikan oleh Anna menjadi relevan bagi kita dan menjadi pemicu untuk terus melangkah maju.

Upaya yang keras harus kita lakukan bersama-sama untuk mewujudkan lingkungan yang bebas dari bias, diskriminasi, subordinasi, stereotip, kekerasan dan berbagai ketidakadilan yang kerap kali dirasakan oleh perempuan.

“If it’s important enough, we do the things we want to do”, Anna Delvey.

Terlepas dari identitas yang Anna palsukan tentang dirinya dan tindakan-tindakan yang dilakukan yang sangat berisiko, cerita yang dikisahkan menggambarkan bagaimana realita yang dihadapi oleh perempuan untuk bisa diterima di lingkungan yang didominasi oleh budaya patriarki dan orang-orang yang memiliki status atau privilese, serta upaya perempuan untuk menggapai mimpi. Anna, merupakan seorang yang gigih dan tangguh. Namun sayang, cara-cara yang dia lakukan tak patut untuk ditiru.

Mari kita refleksikan setiap hal dari diri Anna Delvey di Film Inventing Anna, yang dapat mendorong kita untuk menjadi lebih tangguh, dan berani melangkah mengambil risiko untuk maju, tentu dengan cara-cara yang lebih baik. Karena, dunia yang kita singgahi saat ini masih belum aman bagi perempuan, kita masih harus berjuang bersama untuk menggapainya. #BreakTheBias. []

Irma Khairani

Irma Khairani

Irma telah rampung menamatkan studi sarjana Ilmu Politik di Universitas Nasional. Isu gender, pendidikan, dan politik adalah minatnya, saat ini aktif di komunitas Puan Menulis.

Terkait Posts

Squid Game

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

3 Juli 2025
Nurhayati Subakat

Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah

26 Juni 2025
Film Animasi

Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

22 Juni 2025
Film Azzamine

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

20 Juni 2025
Tastefully Yours

Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

19 Juni 2025
Bela Negara

Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

14 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID