• Login
  • Register
Minggu, 22 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Islam Ajarkan untuk Beri Dukungan dan Pembelaan Kepada yang Lemah

Inspirasi dari teks-teks di atas adalah bahwa membela dan memberdayakan mereka yang lemah adalah inti ajaran sosial Islam. Lemah di sini bisa secara ekonomi, sosial, politik, pengetahuan, dan tentu saja, juga gender

Redaksi Redaksi
06/07/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Dukungan dan Pembelaan Kepada yang Lemah

Dukungan dan Pembelaan Kepada yang Lemah

187
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan bagi kita semua umat Islam. Termasuk meminta kepada umatnya untuk memberi dukungan dan pembelaan kepada yang lemah.

Perintah memberi dukungan dan pembelaan kepada yang lemah itu merujuk pada kisah saat bersama Siti Khadijah ra, bahwa Nabi Muhammad Saw adalah orang selalu menyambung tali persaudaraan, berkata jujur, menanggung beban orang yang susah, memberdayakan orang yang susah, dan menghormati tamu (Sahih Bukhari, no. hadits: 3).

Kesaksian tersebut, menurut penulis buku Qiraah Mubadalah, Faqihuddin Abdul Kodir, disampaikan Khadijah ra, di hadapan sang suami, ketika gemetar baru menerima wahyu yang pertama dari Allah Swt, khawatir yang diterima bukanlah wahyu, dan yang datang bukanlah malaikat Jibril as.

Khadijah dengan tegas menyatakan: “Tidak, engkau Nabi, yang turun adalah wahyu Allah Swt, dan yang datang adalah Malaikat Jibril as”.

Bayangkan, argumentasi tentang kenabian Muhammad Saw, dalam kesaksian Khadijah ra, adalah justru kerja-kerja sosial baginda, terutama membela, mendukung, dan memberdayakan mereka yang lemah, dan kekurangan.

Baca Juga:

Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

Nabi Tak Pernah Membenarkan Pemukulan Terhadap Perempuan

Nabi Saw Memuliakan dan Menolak Semua Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan

Kisah Ibunda Hajar dan Sarah dalam Dialog Feminis Antar Agama

Dalam hadits Abu Hurairah ra, Nabi Saw juga dengan tegas besabda: “Bahwa orang yang bekerja untuk kepentingan para janda dan orang-orang miskin adalah sama pahalanya dengan orang yang berjihad di jalan Allah Swt, atau sama dengan orang yang shalat di malam hari dan puasa di siang hari” (Sahih Bukhari, no. hadits: 5407).

Bekerja di sini, dalam konteks sekarang, adalah segenap pengorganisasi dan pemberdayaan yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka yang kekurangan, dan membebaskan mereka dari segala tirani dan ketidak-adilan sosial. Santunan adalah yang paling sederhana, yang paling tinggi adalah transformasi struktur sosial, sehingga tercipta keadilan sosial bagi segenap warga dan masyarakat.

Dalam konteks transformasi ini, Khalifah pertama, Abu Bakr Siddiq ra, pernah menegaskan bahwa orang-orang yang kuat dan kaya harus tunduk pada aturan negara yang menuntut mereka untuk berbagi, untuk pemberdayaan orang-orang yang lemah dan kekurangan.

Katanya: “Orang yang kuat di mata kalian, adalah lemah di mataku, karena akan aku ambil dari mereka kewajiban mereka. Dan orang-orang yang lemah di mata kalian adalah kuat di mataku, sehingga aku akan selalu memberikan hak-hak mereka”.

Dalam hadits Abu Darda ra, Nabi Muhammad Saw mengingatkan kita semua agar selalu memperhatikan orang-orang yang lemah, karena justru melalui mereka yang lemah itu, kata Nabi Saw, rizki kita hadir, datang, dan berputar. (Sunan Abu Dawud as, no. hadits: 2596).

Harta yang di tangan kita, jabatan, atau kesuksesan, tidak sepenuhnya karena kerja-kerja kita semata. Tetapi itu semua terjadi karena berbagai faktor dan dukungan banyak orang, terutama mereka yang bisa jadi lemah secara sosial dan kekurangan secara ekonomi.

Inspirasi dari teks-teks di atas adalah bahwa membela dan memberdayakan mereka yang lemah adalah inti ajaran sosial Islam. Lemah di sini bisa secara ekonomi, sosial, politik, pengetahuan, dan tentu saja, juga gender.

Di haji wada’, wasiat Nabi Saw sangat tegas untuk berbuat baik dan memberdayakan perempuan, karena seringkali tidak diperhatikan dan menjadi korban ketidak-adilan sosial (Sunan Ibn Majah, no. hadits: 1924).

“Sesungguhnya Allah Swt tidak akan menghormati suatu kaum yang tidak mau membela warga mereka yang lemah”, tegas Nabi Muhammad Saw, dalam sebuah hadits yang dicatat dalam Sunan al-Baihaqi (Juz 6, hal. 145). (Rul)

Tags: belaberidukunganislamKaum LemahlemahmembelaNabi Saworang lemahpembelaanRasulullah SAW
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Ijtihad Fikih

Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan

21 Juni 2025
Relasi Hubungan Seksual

Relasi Hubungan Seksual yang Adil bagi Suami Istri

21 Juni 2025
Timbal Balik

Pentingnya Relasi Timbal Balik dalam Hubungan Intim Suami Istri

21 Juni 2025
Stereotipe Perempuan

Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

20 Juni 2025
Rumah Tangga dengan

Membangun Rumah Tangga dengan Relasi yang Adil dan Setara

20 Juni 2025
Seni Kehidupan

Berumah Tangga adalah Seni Kehidupan

20 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fiqh Al Usrah

    Fiqh Al Usrah: Menemukan Sepotong Puzzle yang Hilang dalam Kajian Fiqh Kontemporer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Relasi Timbal Balik dalam Hubungan Intim Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas
  • Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan
  • Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan
  • Relasi Hubungan Seksual yang Adil bagi Suami Istri
  • Mengapa Cinta Alam Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Usia Dini?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID