• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Kartini dan Mimpi Besarnya untuk Pendidikan Perempuan Indonesia

Mari jadikan hari Kartini sebagai momentum untuk melawan segala bentuk diskriminasi, menghentikan stereotip yang melemahkan perempuan, dan menjadikan pendidikan sebagai hak yang harus diakses oleh semua orang

Muflihah Muflihah
21/04/2025
in Publik
0
Kartini

Kartini

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat, atau yang lebih dikenal sebagai R.A. Kartini, adalah sosok penting dalam sejarah perjuangan perempuan Indonesia.

Lahir di Jepara pada 21 April 1879, Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Namun, status sosialnya tidak membuatnya diam. Justru dari balik tembok yang membatasi gerak perempuan kala itu, lahirlah pemikiran-pemikiran cemerlang yang hingga kini masih menjadi sumber inspirasi.

Pada masa Kartini hidup, budaya Jawa masih memiliki budaya patriarki yang cukup kuat. Perempuan tidak diberi kesempatan yang sama seperti laki-laki, terutama dalam hal pendidikan. Mereka dipaksa menerima takdir sebagai istri dan ibu rumah tangga, tanpa diberi ruang untuk mengembangkan diri.

Situasi ini lah yang membuat Kartini menjadi sangat resah. Ia melihat betapa jauhnya ketertinggalan perempuan Indonesia, dan dari kegelisahan itu muncul tekad besar: perempuan harus memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan dan kesempatan hidup yang layak.

Melalui surat-surat yang ia tulis kepada sahabat-sahabatnya di Belanda, Kartini menuangkan kegundahan sekaligus harapannya. Kumpulan surat tersebut kemudian dibukukan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Baca Juga:

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Dalam buku itu, Kartini menyuarakan dengan lantang pentingnya pendidikan bagi perempuan. Menurutnya, pendidikan bukan hanya soal belajar membaca dan menulis. Tapi juga sarana untuk membuka pikiran, memberdayakan diri, dan menjadi bagian dari perubahan sosial.

Terbelenggu Budaya Patriaki

Kartini menyadari bahwa tanpa pendidikan, perempuan akan terus terbelenggu oleh budaya patriaki. Karena itu, ia ingin perempuan Indonesia bisa berdiri sejajar dengan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan. Baik di ranah domestik maupun publik. Perjuangannya menjadi pintu pembuka bagi generasi perempuan setelahnya untuk berani dan berdaya.

Kini, hasil dari perjuangan Kartini bisa kita lihat. Banyak perempuan Indonesia yang telah meraih kemajuan luar biasa di bidang pendidikan, ekonomi, hingga politik. Namun sayangnya, cita-cita Kartini belum sepenuhnya terwujud. Masih banyak perempuan di pelosok negeri yang kesulitan mengakses pendidikan.

Misalnya, saya pernah melihat langsung situasi ini di desa nenek saya. Di sana, pendidikan bagi perempuan masih dianggap tidak terlalu penting. Setelah lulus SMP atau SMA, banyak perempuan memilih menikah atau bekerja. Melanjutkan kuliah sering kali dianggap sebagai pemborosan.

Para perempuan di sana hanya berpikir, untuk apa sekolah tinggi-tinggi jika pada akhirnya hanya akan menjadi ibu rumah tangga? Sementara laki-laki justru didorong kuat untuk melanjutkan pendidikan sebagai bekal mencari nafkah. Ini adalah bentuk ketimpangan yang masih terus terjadi hingga hari ini.

Pandangan seperti ini, menurut saya, harus mulai kita ubah. Perempuan dan laki-laki sama-sama berhak mendapat pendidikan yang sama. Bahkan dalam ajaran Islam pun, pendidikan ini merupakan hak untuk laki-laki dan perempuan.

Hadis Nabi Saw

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Umar bin Khattab berkata:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس – رضى الله عنهما – قَالَ : قَالَ عمر بن الخطاب رضي الله عنه: كُنَّا فِي الْجَاهِلِيَّةِ لَا نَعُدُّ النِّسَاءَ شَيْئًا، فَلَمَّا جَاءَ الإِسْلاَمُ وَذَكَرَهُنَّ اللَّهُ، رَأَيْنَا لَهُنَّ بِذَلِكَ عَلَيْنَا حقا. رواه البخاري

Dari Ibn Abbas ra, berkata: Umar bin Khattab ra berkata: “Dulu kami, pada masa Jahiliyah, tidak memperhitungkan perempuan sama sekali. Kemudian ketika Islam turun dan Allah mengakui mereka, kami memandang bahwa mereka pun memiliki hak atas kami”. (Sahih Bukhari, no. Hadis: 5904).

Hadis ini menunjukkan bahwa Islam datang membawa keadilan, termasuk bagi Perempuan dalam memperoleh hak atas pendidikan. Maka sudah seharusnya kita, sebagai umat, ikut memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan ini.

Maka dari itu, senada dengan Hadis di atas, bagi saya Kartini bukan hanya simbol perayaan tahunan. Ia adalah pengingat bahwa perjuangan untuk keadilan dan kesetaraan belum selesai. Apa yang telah ia mulai, harus kita teruskan. Tidak cukup hanya mengenakan kebaya atau mengikuti lomba-lomba saat Hari Kartini, tapi kita harus benar-benar memahami semangatnya dan menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Mari jadikan hari Kartini sebagai momentum untuk melawan segala bentuk diskriminasi, menghentikan stereotip yang melemahkan perempuan, dan menjadikan pendidikan sebagai hak yang harus diakses oleh semua orang, tanpa terkecuali. Sebab ketika perempuan diberi ruang untuk belajar dan tumbuh, bangsa ini akan melangkah lebih maju. []

Tags: IndonesiakartiniMimpipendidikanperempuan
Muflihah

Muflihah

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Perempuan Penguasa

Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

31 Mei 2025
Ruang Aman bagi Anak

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

30 Mei 2025
Kasus Argo

Kasus Argo UGM dan Sampai Kapan Nunggu Viral Dulu Baru Diusut?

30 Mei 2025
Gus Dur

Pentingnya Menanamkan Moderasi Beragama Sejak Dini Ala Gus Dur

30 Mei 2025
Ibadah Haji

Esensi Ibadah Haji: Transformasi Diri Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

29 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • IUD

    Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID