Mubadalah.id – Nabawiyyah Musa terus bersemangat untuk mendidik dan mencerdaskan kaum perempuan. Baginya, pendidikan kaum perempuan ialah suatu keharusan sejarah.
Ia kemudian menulis buku berjudul Tsamrah al-Hayat fi Ta’lim al-Banat (Buah Kehidupan dalam Mendidik Anak-Anak Perempuan).
Selanjutnya, ia bersama Malik Hifni Nashif dan Labibah Hasyim menyampaikan ceramah di hadapan para perempuan bangsawan tentang pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan.
Dalam satu ceramahnya, ia mengatakan, “Kemajuan perempuan adalah faktor di balik kemajuan bangsa-bangsa.”
Nabawiyyah Musa kemudian membandingkan dua peradaban dunia. Menurutnya, pada masa lalu, peradaban Romawi bisa sedemikian maju karena adanya penghargaan terhadap kaum perempuan. Sebaliknya, keterbelakangan peradaban India tak lain karena mereka menindas perempuan.
Sepanjang hidupnya, Nabawiyyah Musa berjuang keras menuntut kesetaraan dan keadilan bagi perempuan dalam segala dimensi kehidupan.
Perjuangannya dilakukan melalui berbagai cara: menulis artikel, menerbitkan majalah dan koran, mendirikan sekolah-sekolah bagi kaum perempuan dan organisasi-organisasi perempuan.
Di samping itu, ia juga aktif berjuang melalui jalur politik, advokasi kebijakan publik di parlemen terkait hak-hak perempuan, termasuk revisi dan amendemen konstitusi, serta melalui seni dan budaya, dan sebagainya.
Dalam sebuah artikelnya di surat kabar Al-Balagh, tanggal 19 Agustus 1927, di bawah judul Himayah al-Marah (Perlindungan terhadap Perempuan), Nabawiyyah Musa menulis:
“Sebagai rakyat Mesir, negara adalah hal paling aku cintai, lebih daripada cintaku kepada teman-teman perempuanku.”
“Aku tidak akan bergerak sedemikian aktifnya untuk membela kaum perempuan, andai kata aku tidak meyakini bahwa kemajuan negara hanya bisa dilakukan melalui upaya memajukan perempuan.”
“Maju mundurnya negara sangat tergantung kepada maju mundurnya kaum perempuan. Ini adalah fakta kehidupan sepanjang sejarahnya.” []