• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Keluarga Maslahah dari LKK-PBNU untuk Indonesia

Zahra Amin Zahra Amin
07/10/2019
in Aktual
0
Rakornas LKK PBNU di Jakarta 4 s/d 6 Oktober 2019 mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Keluarga".

Rakornas LKK PBNU di Jakarta 4 s/d 6 Oktober 2019 mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Keluarga".

24
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK-PBNU) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakornas) yang diikuti oleh pengurus wilayah LKK se-Indonesia, dan perwakilan dari beberapa pengurus cabang di The Acacia Hotel Jakarta, akhir pekan kemarin.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua PBNU KH. Robikhin Emhas, sekaligus membuka Rakornas, dan Sekjend Kementerian Desa Dr. Anwar Sanusi sebagai Keynote Speaker lokakarya yang bertemakan “Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Keluarga.”

Ketua LKK PBNU Hj. Ida Fauziyah, M.Si mengatakan, hari ini tantangan yang dihadapi Indonesia begitu berat. Bagaimana mungkin membangun sebuah negara yang maslahah kalau tidak mengikhtiarkan mulai dari membangun keluarga yang maslahah.

“Banyak persoalan yang hari ini cukup serius dihadapi. Kalau kita ingin Indonesia menjadi keluarga yang maslahah, yang maju dan mampu berkompetisi dengan dunia global. Maka harus dimulai dari keluarga”, kata Hj. Ida Fauziyah dalam sambutannya.

Menurutnya, bagaimana mungkin tercipta keluarga maslahah, kalau hari ini Indonesia mendapatkan data supporting keluarga maslahah tidak terbangun dengan baik. Pasalnya, jika ditinjau dari angka perceraian, maka setiap tahun meningkat 3 persen, bahkan di tahun 2018 angka perceraian hampir setengah juta.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

“Dan ternyata gugatan perceraian banyak dilakukan oleh perempuan. Tentu hal menjadi persoalan serius untuk membangun keluarga maslahah. Mengapa harus membangun keluarga maslahah dan mengapa ini menjadi perhatian yang cukup serius,” tanya Hj Ida.

Ia menegaskan, kalau ingin membangun keluarga maslahah, maka bagaimana Indonesia melahirkan orang tua yang sholeh dan sholehah. Bagaimana melahirkan anak yang abror (berbuat kebaikan) serta sholeh sholehah, maka hal itu bisa muncul dari orang tua yang sholeh dan sholehah.

Selain itu, Keluarga Maslahah juga harus ditunjang dengan ekonomi yang mencukupi lahir dan batin. Jadi Keluarga Maslahah tidak hanya berpikir untuk kepentingan keluarga saja, tetapi bagaimana kebaikannya mampu dibawa ke lingkup sosial secara lebih luas.

Maka dari itu, Keluarga Maslahah harus menciptakan kemaslahatan bagi lingkungannya. Karena betapa banyak masalah yang terjadi dalam keluarga. Betapa banyak keluarga yang tidak mampu melahirkan anak yang abror, sholeh dan sholehah. Yakni anak yang terpenuhi kebutuhan lahiriyah dan batiniyahnya.

“2,3 juta pelajar di Indonesia terpapar narkoba, setiap hari 15 orang meninggal karena narkoba dan yang paling menyedihkan, dari keluarga juga tumbuh bibit radikalisme,” tegasnya.

Kalau dibaca beberapa survey, lanjut dia, ternyata anak-anak pelajar mengenal paham radikalisme, bahkan 7 persen diantara mereka siap menjadi jihadis-jihadis baru. Karena menganggap Pancasila sudah tidak lagi relevan, dan mereka ingin menggantikan idelogi Negara dengan khilafah.

“Ternyata keluarga juga tidak mampu melahirkan semangat Islam washatiyah, Islam yang rahmatallil ‘alamien dalam lingkup keluarga jika berdasarkan data-data tersebut,” terangnya.

Berangkat dari beberapa persoalan di atas, kata Hj. Ida, kalau memang bersepakat membangun Indonesia yang maju dan maslahat, maka semua elemen bangsa harus serius menyiapkan dari lingkup terkecil yakni keluarga. Makanya, NU, melalui LKK menawarkan konsep Keluarga Maslahat untuk menjawab tantangan Indonesia.

Karena untuk membangun Negara yang tangguh, kuat, berkeadaban serta berkeadilan harus di mulai dari keluarga. Di mana keluarga yang sehat, sejahtera, bahagia lahir dan batin menjadi kunci bagaimana nanti Keluarga Maslahah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kalau semua itu kita lakukan, kelak ke depan kita akan melahirkan generasi penerus yang berkualitas secara intelektual, emosional dan spiritual,” harapnya. (ZAHRA)

Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version