• Login
  • Register
Senin, 20 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Keluarga Maslahah dari LKK-PBNU untuk Indonesia

Zahra Amin Zahra Amin
07/10/2019
in Aktual
0
Rakornas LKK PBNU di Jakarta 4 s/d 6 Oktober 2019 mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Keluarga".

Rakornas LKK PBNU di Jakarta 4 s/d 6 Oktober 2019 mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Keluarga".

14
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK-PBNU) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakornas) yang diikuti oleh pengurus wilayah LKK se-Indonesia, dan perwakilan dari beberapa pengurus cabang di The Acacia Hotel Jakarta, akhir pekan kemarin.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua PBNU KH. Robikhin Emhas, sekaligus membuka Rakornas, dan Sekjend Kementerian Desa Dr. Anwar Sanusi sebagai Keynote Speaker lokakarya yang bertemakan “Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Keluarga.”

Ketua LKK PBNU Hj. Ida Fauziyah, M.Si mengatakan, hari ini tantangan yang dihadapi Indonesia begitu berat. Bagaimana mungkin membangun sebuah negara yang maslahah kalau tidak mengikhtiarkan mulai dari membangun keluarga yang maslahah.

“Banyak persoalan yang hari ini cukup serius dihadapi. Kalau kita ingin Indonesia menjadi keluarga yang maslahah, yang maju dan mampu berkompetisi dengan dunia global. Maka harus dimulai dari keluarga”, kata Hj. Ida Fauziyah dalam sambutannya.

Menurutnya, bagaimana mungkin tercipta keluarga maslahah, kalau hari ini Indonesia mendapatkan data supporting keluarga maslahah tidak terbangun dengan baik. Pasalnya, jika ditinjau dari angka perceraian, maka setiap tahun meningkat 3 persen, bahkan di tahun 2018 angka perceraian hampir setengah juta.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an
  • Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

Baca Juga:

Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

“Dan ternyata gugatan perceraian banyak dilakukan oleh perempuan. Tentu hal menjadi persoalan serius untuk membangun keluarga maslahah. Mengapa harus membangun keluarga maslahah dan mengapa ini menjadi perhatian yang cukup serius,” tanya Hj Ida.

Ia menegaskan, kalau ingin membangun keluarga maslahah, maka bagaimana Indonesia melahirkan orang tua yang sholeh dan sholehah. Bagaimana melahirkan anak yang abror (berbuat kebaikan) serta sholeh sholehah, maka hal itu bisa muncul dari orang tua yang sholeh dan sholehah.

Selain itu, Keluarga Maslahah juga harus ditunjang dengan ekonomi yang mencukupi lahir dan batin. Jadi Keluarga Maslahah tidak hanya berpikir untuk kepentingan keluarga saja, tetapi bagaimana kebaikannya mampu dibawa ke lingkup sosial secara lebih luas.

Maka dari itu, Keluarga Maslahah harus menciptakan kemaslahatan bagi lingkungannya. Karena betapa banyak masalah yang terjadi dalam keluarga. Betapa banyak keluarga yang tidak mampu melahirkan anak yang abror, sholeh dan sholehah. Yakni anak yang terpenuhi kebutuhan lahiriyah dan batiniyahnya.

“2,3 juta pelajar di Indonesia terpapar narkoba, setiap hari 15 orang meninggal karena narkoba dan yang paling menyedihkan, dari keluarga juga tumbuh bibit radikalisme,” tegasnya.

Kalau dibaca beberapa survey, lanjut dia, ternyata anak-anak pelajar mengenal paham radikalisme, bahkan 7 persen diantara mereka siap menjadi jihadis-jihadis baru. Karena menganggap Pancasila sudah tidak lagi relevan, dan mereka ingin menggantikan idelogi Negara dengan khilafah.

“Ternyata keluarga juga tidak mampu melahirkan semangat Islam washatiyah, Islam yang rahmatallil ‘alamien dalam lingkup keluarga jika berdasarkan data-data tersebut,” terangnya.

Berangkat dari beberapa persoalan di atas, kata Hj. Ida, kalau memang bersepakat membangun Indonesia yang maju dan maslahat, maka semua elemen bangsa harus serius menyiapkan dari lingkup terkecil yakni keluarga. Makanya, NU, melalui LKK menawarkan konsep Keluarga Maslahat untuk menjawab tantangan Indonesia.

Karena untuk membangun Negara yang tangguh, kuat, berkeadaban serta berkeadilan harus di mulai dari keluarga. Di mana keluarga yang sehat, sejahtera, bahagia lahir dan batin menjadi kunci bagaimana nanti Keluarga Maslahah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kalau semua itu kita lakukan, kelak ke depan kita akan melahirkan generasi penerus yang berkualitas secara intelektual, emosional dan spiritual,” harapnya. (ZAHRA)

Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Zakat Perempuan Korban Kekerasan

Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

20 Maret 2023
Aman Indonesia

AMAN Indonesia Terpilih sebagai Inisiator Program Berkelanjutan pada RAN PE Awards 2023

15 Maret 2023
P2GP haram

Tindakan P2GP yang Membahayakan Tanpa Alasan Medis Hukumnya Haram

9 Maret 2023
sampah

Musyawarah Keagamaan KUPI Tetapkan Hukum Pembiaran Sampah yang Mengancam Perempuan Adalah Haram

9 Maret 2023
Melindungi Perempuan Akibat Perkosaan

Melindungi Jiwa Perempuan dari Bahaya Kehamilan Akibat Perkosaan Adalah Wajib

8 Maret 2023
Bahaya Pemaksaan Perkawinan Perempuan

Melindungi Perempuan Dari Bahaya Pemaksaan Perkawinan Hukumnya Wajib

8 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rethink Sampah

    Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meminang Siti Khadijah Bint Khwailid

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an
  • Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu
  • Meminang Siti Khadijah Bint Khwailid

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist