• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Kerja Domestik bukan Tanggungjawab Ibu, Tapi Tugas Seluruh Anggota Keluarga

Aku ingin membawa praktik baik ini, untuk aku wujudkan dalam kehidupan keluargaku. Aku ingin bilang ke ibu dan bapak, kalau kerja-kerja domestik itu menjadi kerja bersama seluruh anggota keluarga.

Mellin Herlinah Mellin Herlinah
10/01/2024
in Personal
0
Kerja Domestik

Kerja Domestik

811
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di dalam kehidupan keluarga, sering kali kita dihadapkan pada realitas bahwa semua pekerjaan domestik adalah tanggungjawab perempuan. Perempuan harus bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Baik itu masak, bersih-bersih rumah dan semua pekerjaan lainnya.

Realitas inilah yang masih melekat dalam kehidupan keluarga sebagain masyarakat kita. Termasuk saya sendiri ketika di rumah masih mengalami hal demikian.

Misalnya, saya sering menyaksikan sendiri bagaimana ibu itu mulai menjalankan aktivitasnya sejak setelah shalat Subuh.

Biasanya yang pertama ibu lakukan setelah shalat Subuh adalah ia mulai dengan mencuci baju, cuci piring, menyapu, ngepel hingga masak untuk menyiapkan sarapan.

Bahkan saat semua sedang sarapan, ibu selalu menyambi dengan pekerjaan lainnya. Misalnya tidak jarang ibu juga langsung mencuci wadah bekas yang tadi telah dipakai untuk masak. Lalu setelah semua beres, ibu baru makan sarapan. Setelah itu ia lanjut menjemur baju.

Baca Juga:

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Peran Penting Ayah di Masa Ibu Menyusui

Kira-kira begitulah yang mungkin sebagian besar yang masih dilakukan oleh beberapa keluarga di tengah kehidupan masyarakat kita.

Pada awalnya aku mengamini seluruh apa yang dilakukan oleh ibuku. Bahkan tidak jarang ibu juga mendidik aku dan adik-adikku untuk bisa meneladani apa yang ia lakukan.

Namun, setelah saya masuk dan belajar menjadi mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, ternyata apa yang dilakukan oleh ibu adalah salah satu bentuk dari konstruksi budaya yang patriakhi. Yaitu perempuan adalah manusia kedua setelah laki-laki.

Sehingga seluruh kehidupan perempuan berada di bawah laki-laki. Jadi mau tidak mau perempuan harus patuh dan taat kepada laki-laki. Hal inilah yang kemudian berdampak kepada kehidupan perempuan setelah menikah. Ia harus mengerjakan semua pekerjaan baik sumur, dapur dan kasur.

Apa yang perempuan di atas, saya dapat mengetahui, bahwa semua praktik di atas adalah bentuk-bentuk ketidak adilan gender. Para perempuan selalu mengalami beban ganda dan ia juga selalu didomestifikasi dan didiskriminasi oleh budaya patriakhi.

Ajaran Islam

Oleh sebab itu, menurut saya, apa yang perempuan alama di atas sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Islam datang justru untuk memuliakan perempuan dan menghormatinya.

Bahkan dalam persoalan pekerjaan domestik, Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan. Termasuk dalam beberapa catatan Hadis, nabi juga kerap melakukan kerja-kerja domestik. Hal ini kita bisa temui dari Hadis yang diriwayatkan oleh Aswad bin Yazid.

Aswad bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah Ra. mengenai apa yang Nabi Muhammad Saw perbuat di rumah. Aisyah menjawab, “Beliau selalu membantu keluarganya. Ketika datang waktu shalat, beliau bergegas pergi untuk melaksanakan shalat.” (Shahih al-Bukhari).

Teks ini, menurut Kiai Faqihuddin Abdul Kodir seperti di dalam buku 60 Hadis Shahih, bercerita tentang sisi kehidupan Nabi Muhammad Saw yang tidak segan-segan untuk ikut melakukan kerja-kerja rumah tangga.

Bahkan dalam buku Perempuan bukan Makhluk Domestik, Kiai Faqih menjelaskan bahwasanya pekerjaan domestik menjadi tanggung jawab bersama seluruh anggota keluarga yang tinggal bersama di dalam rumah. Segala aktivitas di dalamnya menjadi kepentingan keluarga, seperti membersihkan rumah, mencuci baju, memasak, juga menjaga, menemani, dan mendidik anak.

Oleh karena itu, dengan memiliki kesadaran seperti ini, nanti ketika pulang ke rumah nanti. Aku ingin membawa praktik baik ini, untuk aku wujudkan dalam kehidupan keluargaku. Aku ingin bilang ke ibu dan bapak, kalau kerja-kerja domestik itu menjadi kerja bersama seluruh anggota keluarga.

Mari bapak dan adik-adikku, kita harus memiliki kesadaran ini. Tugas dan pekerjaan domestik adalah kerja kita bersama. Jangan pernah lah lagi menjadikan ibu untuk mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga. Tapi bagaimana, kita sama-sama melakukan itu semua. []

Tags: AnggotaIbukeluargakerja domestikseluruhTanggungjawab
Mellin Herlinah

Mellin Herlinah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Laki-laki tidak bercerita

Muhammad Bercerita: Meninjau Ungkapan Laki-laki Tidak Bercerita dan Mitos Superioritas

13 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version