Mubadalah.id – Warganet Indonesia sempat dibuat heboh oleh komentar seorang Youtuber sekaligus influencer. Ia berpendapat bahwa “Anak adalah beban, bukan anugerah seperti yang kerap digaungkan oleh publik selama ini”. Komentar influencer tersebut akhirnya menuai banyak respon negatif dari warganet. Warganet mengkritisi pendapatnya yang menyatakan bahwa childfree dalah anti-aging alami.
Terlepas dari kehebohan warganet Indonesia, perlu kita pahami bahwa childfree, memiliki anak, atau bahkan memiliki banyak anak adalah hak setiap orang dan pasangan untuk menentukan sendiri. Kita tidak perlu menghakimi pilihan orang lain, hanya karena pilihan mereka berbeda dengan kita. Sebab, memutuskan mempunyai anak atau tidak dan kapan mempunyai anak merupakan salah satu hak dalam hak seksual dan reproduksi.
Awet muda kerap menjadi salah satu indikator kecantikan bagi seorang perempuan, padahal menua adalah suatu keniscayaan. Resep awet muda istri dapat tertempuh dengan berbagai jalan. Termasuk melalui perawatan, menjaga pola hidup, pola makan yang sehat dan mengurangi stres dalam kehidupan sehari-hari.
Terkadang mereka tidak menyadari, bahwa salah satu resep awet muda istri adalah dengan menjadi perempuan yang berbahagia. Sedangkan salah satu kunci untuk menjadi bahagia adalah senantiasa bersyukur atas segala yang kita miliki. Stop membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, ataupun merasa iri dengan segala pencapaian orang lain. Tugas kita adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, dengan iringan doa serta tawakal kepada sang pencipta.
Parameter Kebahagiaan Seorang Muslim
Dr. KH. Muchlis M Hanafi selaku Sekretaris BAZNAS menuturkan, bahwa parameter kebahagiaan seorang muslim dapat kita peroleh dengan mendalami isi Surat Al-Quraisy. Surat Al-Quraisy menjelaskan empat rahasia untuk menjadi muslim yang berbahagia. Empat hal tersebut adalah: berusaha dengan maksimal, senantiasa bersandar kepada sang pencipta dalam segala situasi dan kondisi, terpenuhinya seluruh kebutuhan jasmani, serta memiliki kenyamanan secara batin.
Sebagai seorang perempuan yang telah berkeluarga, dua poin terakhir dari penuturan KH. Muchlis tersebut dapat saya jadikan acuan dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Perlu kita ingat bahwa suami dan istri adalah mitra dalam berumah tangga. Sehingga, pemenuhan kebutuhan jasmani dan kenyamanan secara batin merupakan tanggung jawab bersama. Bukan semata-mata menjadi kewajiban salah satu dari keduanya.
Tidak dapat kita pungkiri, kebahagiaan seorang istri juga terpengaruhi oleh sikap dan perilaku sang suami. Sebab, keharmonisan rumah tangga juga tergantung pada sikap keduanya. Selain itu, setiap pasangan pasti ingin disayangi, ingin dimengerti, ingin didengarkan serta ingin berbagi tugas dan kewajiban secara setara. Sehingga, hal-hal tersebut dapat menjadi mendorong tercapainya keharmonisan. Jika tidak maka mungkin akan menjadi penyebab munculnya konflik rumah tangga.
Dinamika Pembagian Peran dalam Keluarga
Setiap pasangan pasti memiliki dinamika tersendiri di dalam pembagian peran dalam keluarga. Namun seringkali perempuan mengalami multi beban dalam rumah tangga. Karena mereka melakukan peran domestik, mengalami proses biologis (menstruasi, hamil, melahirkan), dan kadang masih bekerja untuk mencari nafkah. Prinsip kesalingan adalah kunci kebahagiaan berumah tangga. Kesalingan suami dan istri dilakukan dalam bentuk kerja sama dalam semua hal.
Pekerjaan domestik dan pengasuhan bukanlah semata tugas istri saja. Namun merupakan tugas dan tanggung jawab suami dan istri bersama. Kesalingan untuk meringankan beban pasangan harus kita pahami, sehingga tidak ada yang menanggung pekerjaan lebih banyak dari yang lainnya. Kesalingan dalam tugas domestik dapat berupa kerjasama misalnya ketika istri memasak, suami yang mencuci piring atau tugas domestik lainnya.
Perlu kita pahami, bahwa kunci dari keharmonisan rumah tangga adalah komunikasi yang baik. Seluruh tugas dan kewajiban dalam hidup berumah tangga adalah tanggung jawab bersama. Setelah pekerjaan domestik kita lakukan secara bergotong royong. Lalu kita lakukan secara suka cita. Maka tugas merawat dan mendidik anak juga menjadi tanggung jawab bersama. Alangkah indahnya hidup berumah tangga, jika anak belajar pelajaran sekolah dengan ibu yang mendampingi. Kemudian anak belajar membaca Al-Quran di bawah bimbingan ayahnya.
Semakin banyak tugas dan kewajiban rumah tangga yang kita laksanakan dengan prinsip kesalingan, maka akan semakin berbahagialah pasangan suami dan istri tersebut. Kebahagiaan itu dapat menjadi energi positif dan energi negatif yang dimiliki oleh pasangan dapat memicu timbulnya permasalahan. Marah dapat menjadi sumber energi negatif yang dapat mengurangi kebahagiaan dan mendorong lebih cepat menjadi tua dan berkeriput.
Jika kita ingin awet muda, maka kuncinya adalah terus menjadi pribadi yang berbahagia baik dengan keputusan memiliki anak ataupun childfree. Kontrol emosi diri agar tidak mudah marah, dan selalu pupuk kerja sama dengan pasangan. Sehingga, akan tercapai keharmonisan rumah tangga, menjadikan kita pribadi yang berbahagia, serta menjadikan kita lebih awet muda. []