• Login
  • Register
Kamis, 22 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Kisah Dibalik Hadirnya Novel Hilda: Cinta, Luka dan Perjuangan

Novel Hilda merefleksikan tentang bagaimana kondisi saat ini, di mana masih menganggap perempuan itu  lemah, objek seksual, dianggap aib ketika mengalami tindak kekerasan seksual, hingga sulitnya mendapat kepercayaan untuk menikah

Ainul Luthfia Al Firda Ainul Luthfia Al Firda
12/02/2022
in Buku
0
Novel Hilda

Novel Hilda

472
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mungkin bagi beberapa kalangan sudah mengenal tentang kisah Hilda yang tertulis di dalam Novel Hilda. Novel yang mengisahkan tentang perjuangan perempuan melawan trauma, keadilan dan tabir dibalik konstruksi sosial.  Seperti dijelaskan dalam beberapa tulisan tentang pilu dan luka seorang penyintas kekerasan seksual yang tergambar dalam tulisan saya sebelumnya, Film 27 Step Of May dan Proses Panjang Melawan Trauma yang diterbitkan di Mubadalah.id. Mungkin seperti itulah gambaran seorang penyintas kekerasan seksual.

Menurut saya sangatlah keji bagi mereka yang meninggalkan luka baik fisik, psikologis, sosial dengan melakukan tindak kekerasan seksual. Dengan adanya Novel Hilda mengantarkan pembaca untuk lebih terbuka membaca realitas di sekitar, sambil mengajak pembaca untuk lebih kritis memandang dan menyikapi kesenjangan sosial.

Novel Hilda lahir atas kemauan, dan keinginan penulis yaitu Muyassarotul Hafidzoh untuk mewujudkan dan merealisasikan atas apa yang didapatkannya dari Kongres Ulama Perempuan Indonesia atau KUPI. Upaya ini dilakukan sebagai sarana edukasi melalui karya sastra, yang dianggap efektif untuk menyampaikan pesan tentang pencegahan, dan penanganan kasus kekerasan seksual.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan sang novelis ada beberapa hal yang melatarbelakangi munculnya Novel Hilda. Pertama,  hadirnya ide untuk menulis novel berasal dari keinginannya untuk memberikan sumbangsih kepada KUPI. Khususnya dalam menyuarakan keadilan bagi semua pihak dan memberantas kekerasan seksual.

Kedua, sebagai seorang yang consent dalam isu gender dan seksual melihat keadaan yang hampir didominasi oleh budaya patriarki membuatnya ingin menuliskan apa saja dampak dari patriaki. Hingga suatu ketika ditemukannya kasus kekerasan seksual yang terjadi di salah satu sekolahan di Indonesia.

Baca Juga:

Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

Budaya Seksisme: Akar Kekerasan Seksual yang Kerap Diabaikan

Penyalahgunaan Otoritas Agama dalam Film dan Drama

Guru Besar dan Penceramah Agama Ketika Relasi Kuasa Menjadi Alat Kekerasan Seksual

Ketiga, pesantren sebagai tempat yang aman bagi semua orang dan semua kalangan. Dari sinilah sang novelis menjabarkan dalam tulisannya bahwa pesantren seharusnya lebih aware dan terbuka terhadap isu-isu gender dan seksualitas. Keempat, ditambahkannya kisah romance tentang Hilda dan Mas Wafa sebagai wujud bahwa seorang penyintas juga dapat melanjutkan hidupnya termasuk pernikahan.

Kelima, novel Hilda juga membuka pemahaman bahwa zina dengan pemerkosaan sangatlah berbeda. Zina dilakukan dengan suka sama suka antara pasangan yang belum menikah dan pemerkosaan dilakukan dengan adanya unsur pemaksaan dan pihak yang dipaksa menjadi korban seutuhnya.

Latar belakang novel Hilda dengan kondisi sosial yang ada di sekitar kita sangatlah dekat. Dalam kasus pemerkosaan korban justru yang mendapatkan beban berlipat ganda. Mulai dari rasa trauma, baik secara fisik, psikologis dan sosial, dikeluarkan dari sekolah, mendapat stigma, dan minimnya sekolah yang bisa menerima penyintas.

Masyarakat saat ini belum sepenuhnya mengerti tentang bagaimana menghadapi kasus-kasus kekerasan seksual. Oleh sebab itu perlu adanya advokasi dan edukasi yang merata bagi semua kalangan. Sebab tindakan kekerasan seksual dapat terjadi di manapun, kapanpun, dan tidak mengenal status sosial maupun jenis kelamin.

Novel Hilda merefleksikan tentang bagaimana kondisi saat ini, di mana masih menganggap perempuan itu  lemah, objek seksual, dianggap aib ketika mengalami tindak kekerasan seksual, hingga sulitnya mendapat kepercayaan untuk menikah. Di samping pandangan-pandangan tersebut, justru pembaca diajak berpikir kritis, dan diluruskan pemahamannya yang masih kaku dan keliru tentang isu gender dan seksualitas.

Meskipun pernah menjadi korban kekerasan seksual, tetapi mereka tetap harus diberi semangat dan motivasi, bahwa mereka masih memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, serta menggapai cita-citanya. Bahkan mereka juga berhak untuk merasakan indahnya mencintai, dan dicintai, serta kebahagiaan membina rumah tangga.

Berdasarkan tulisan singkat ini, pelajaran yang dapat dipetik dibalik kisah Hilda ialah tidak memberikan victim blamming kepada korban, menganalisis lebih dalam dibalik terjadinya kasus pemerkosaan, sekolah tidak boleh gegabah mengambil keputusan apabila ada siswa yang menjadi korban atau pelaku kekerasan.

Sebaliknya, sekolah diharapkan bisa menyediakan ruang aman bagi korban untuk melanjutkan pendidikan, memberikan pemahaman bahwa zina dengan pemerkosaan berbeda, membuka ruang bagi perempuan dalam menyuarakan aspirasi, tidak menstereotipe korban dengan menganggapnya makhluk yang tidak suci, dan menghadirkan motivasi agar korban dapat melanjutkan hidup. Terimakasih. []

 

 

Tags: Kekerasan Berbasis GenderKekerasan seksualkekerasan terhadap perempuanNovel Hilda
Ainul Luthfia Al Firda

Ainul Luthfia Al Firda

Ainul Luthfia Al Firda Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Focus pada kajian-kajian agama dan sosial

Terkait Posts

Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Buku Sarinah

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

23 April 2025
Toleransi

Toleransi: Menyelami Relasi Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagaman

23 Maret 2025
Buku Syiar Ramadan Menebar Cinta untuk Indonesia

Kemenag RI Resmi Terbitkan Buku Syiar Ramadan, Menebar Cinta untuk Indonesia

20 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pengepungan di Bukit Duri

    Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB dalam Pandangan Fiqh
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl
  • Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan
  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version