• Login
  • Register
Rabu, 27 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Konflik Budaya, dan Perempuan Penulis Kitab Kuning yang Bersimpati pada Perempuan

Kita perlu banyak pembuktian bahwa sebenarnya perempuan juga memiliki kompetensi yang cukup untuk melahirkan karya, seperti kitab kuning

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
08/07/2023
in Hikmah
0
Penulis Kitab Kuning

Penulis Kitab Kuning

773
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kitab kuning menjadi salah satu rujukan yang para santri gunakan dalam belajar. Berbagai keilmuan diperoleh dan dipelajari dari beberapa karya yang bernama kitab kuning. Tradisi keilmuan pesantren memang sangat kuat dengan kitab kuning yang sudah eksis sejak abad 1 sampai 2 Hijriah.

Bahkan, Zamakhsyari Dhofier dalam bukunya mengatakan bahwa kitab kuning merupakan komponen penting dalam kehidupan pesantren. Banyak sekali bidang yang para santri kaji di pesantren dengan rujukan kitab kuning, sebagai karya-karya para ulama dalam berijtihad memahami agama Islam.

Lalu sebenarnya kenapa harus disebut “Kitab Kuning”? Kitab kuning kita sebut demikian karena pada era dulu hasil karya berupa tulisan ini tercetak dalam kertas berwarna kuning. Namun seiring berkembangnya waktu, banyak juga karya yang pesantren kaji kita sebut kitab kuning sudah tercetak dengan warna kertas selain kuning. Ulama yang melahirkan karya tentu kalangan berilmu yang otoritatif dalam bidang keilmuanya.

Dalam buku Martin Van Bruinessen memang memaparkan data mengenai ketidakhadiran perempuan atau kitab kuning yang bersimpati pada perempuan. kata lain, kitab kuning yang berprespektif perempuan. Bahkan, sosok perempuan penulis kitab kuning harus menanggalkan namanya, dan menggunakan nama seorang laki-laki, yakni Jamaluddin.

Daftar Isi

    • Mengenal Kitab Parukunan
  • Baca Juga:
  • Sudahkan Masjid Ramah Perempuan dan Anak?
  • Misrepresentasi Tafsir Ayat Tabarruj di Media Sosial
  • Kawin Tangkap Adat Sumba dalam Lensa Keislaman
  • Meneladani Sifat Nabi: Melanjutkan Misi Kesetaraan
    • Kitab Kuning perspektif Perempuan
    • Semakin Terbukanya Akses bagi Perempuan

Mengenal Kitab Parukunan

Kitab ini adalah kitab tentang Parukunan yang berarti membahas mengenai rukun islam dan rukun iman. Hal ini dilakukan karena banyak yang tidak percaya terhadap otoritas perempuan, seolah-olah mengarang kitab adalah pekerjaan laki-laki.

Baca Juga:

Sudahkan Masjid Ramah Perempuan dan Anak?

Misrepresentasi Tafsir Ayat Tabarruj di Media Sosial

Kawin Tangkap Adat Sumba dalam Lensa Keislaman

Meneladani Sifat Nabi: Melanjutkan Misi Kesetaraan

Namun, asli pengarah kitab ini adalah Fatimah, seorang cucu dari ulama terkenal dari kota Banjar, Kalimantan Selatan. Fatimah adalah putri dari Syarifah (anak perempuan Syekh Arsyad) dan Abdul Wahab Bugis.

Pemaknaan bahwa menulis dan berkarya adalah pekerjaan laki-laki ini sebenarnya yang menjadi bermasalah. Anggapan bahwa perempuan adalah sosok yang tidak memiliki kompetensi. Masalah atau konflik budaya semacam ini yang seharusnya dihadapi dan dilawan. Kita perlu banyak pembuktian bahwa sebenarnya perempuan juga memiliki kompetensi yang cukup untuk melahirkan karya, seperti kitab kuning.

Hari ini kemajuan telah terlihat. Kemajuan zaman membawa beberapa perubahan pada hari. Banyak karya yang masuk dalam kategori kitab kuning atau sebagai sumber rujukan untuk dikaji para santri di pesantren. Definisi mengenai kitab kuning dalam tulisan ini memang sangat sederhana, hanya sebatas sebagai sumber yang menjadi rujukan di kalangan pesantren. Tidak mendetail hingga para karakteristik kitab kuning yang terperinci.

Kitab Kuning perspektif Perempuan

Beberapa kitab kuning yang perempuan tulis, dan di bersimpati terhadap perempuan mulai bermunculan. Namun, memang sebenarnya masih belum tampak pengarah kitab kuning dari kalangan perempuan, namun telah banyak yang berani melakukan pengkajian kepada publik terhadap kitab kuning pada kalangan perempuan.

Kitab yang simpati dengan perempuan tentu sudah banyak lahir misalnya kitab Manbaus Saadah karya Kiai Faqihuddin Abdul Kodir, dan Kitab Al Mar’ah Hadharah al Islamiyah karya Syekh Ali Jum’ah. Dua kitab ini sebenarnya bukti bahwa zaman telah membawa peradaban yang simpati terhadap perempuan. Kesempatan untuk melakukan pengkajian terhadap kehadiran perempuan dalam dunia muslim telah lahir.

Peranan atau persinggungan perempuan dengan kitab kuning semakin berkembangnya zaman juga semakin maju. Banyak tokoh perempuan yang mumpuni untuk melakukan pengajian dengan membahas suatu kitab kuning.

Keterlibatan ini selanjutnya melahirkan peluang bagi terbukanya dimensi-dimensi perspektif perempuan dalam membaca dan mengkaji kitab kuning. Dan, kesempatan untuk menjadi bagian perkembangan zaman yang mengantarkan kondisi telah memberikan ruang yang semakin baik kepada perempuan.

Semakin Terbukanya Akses bagi Perempuan

Kondisi-kondisi tersebut selanjutnya telah memberikan inspirasi kepada perempuan untuk menjadi bagian yang aktif untuk melakukan pengembangan ilmu, menciptakan karya dan menuangkan berbagai ide brilian secara lebih bebas.

Namun, nyatanya kesadaran ini belum meluas secara menyeluruh dan dikehendaki oleh berbagai pihak di lingkungan pesantren. Namun, bukan pula itu adalah pertanda bahwa keterbukaan pesantren tidak terlihat sama sekali.

Terbukanya akses perempuan dengan ilmu pengetahuan dan gencarnya kajian perempuan muslim hari ini, menjadi penyemangat, dan optimisme baru untuk meningkatkan persinggungan perempuan dan kitab kuning. Keterbatasan persinggungan perempuan dan kitab kuning yang dulu pernah tercipta, secara perlahan telah menghilang. Yakni dengan lahirnya sosok perempuan yang giat menggeluti kitab kuning. []

 

Tags: BudayaIlmu PengetahuanislamKitab KuningPenulis PerempuanPondok PesantrenSantriTradisi
Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Dakwah

Berdakwahlah dengan Tanpa Kekerasan

27 September 2023
Pluralisme

Pluralisme: Kata Kunci Mengatasi Konflik

27 September 2023
Kerja

Hak Tenaga Kerja dalam Al-Qur’an

27 September 2023
Etika Sufi

Etika Sufi Ibn Arabi (3): Mencintai Tuhan dengan Merajut Kerukunan

27 September 2023
Kelahiran Nabi

Maulid Nabi Muhammad Saw: Kelahiran Sang Pembaharu

27 September 2023
Bangkrut

Kebangkrutan Nilai Ibadah

26 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Politik Perempuan

    Narasi Kemandirian Politik Perempuan dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maulid Nabi Muhammad Saw: Kelahiran Sang Pembaharu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pluralisme: Kata Kunci Mengatasi Konflik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Etika Sufi Ibn Arabi (3): Mencintai Tuhan dengan Merajut Kerukunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hak Tenaga Kerja dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berdakwahlah dengan Tanpa Kekerasan
  • Sudahkan Masjid Ramah Perempuan dan Anak?
  • Pluralisme: Kata Kunci Mengatasi Konflik
  • Eco Jihad Ala Pandawara Menjadi Motor Penggerak Partisipasi Masyarakat untuk Menjaga Lingkungan
  • Hak Tenaga Kerja dalam Al-Qur’an

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist