• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Mari Rayakan Keberagaman Dengan Penuh Suka Cita

Melalui ruang perjumpaan mampu menyadarkan saya bahwa teman-teman Kristen ini memiliki sikap dan etika yang sangat baik kepada kami yang beragama Islam. Sehingga melalui ruang perjumpaan mampu meruntuhkan segala stigma negatif terhadap mereka yang berbeda dengan kita

Rinrin Rianti Rinrin Rianti
23/05/2023
in Publik
0
Beragam

Beragam

825
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Indonesia merupakan negara yang sangat beragam. Keberagaman yang dimiliki Indonesia dibuktikan dengan banyaknya ras, suku, budaya, dan agama yang ada di negeri yang kita cintai.

Dengan keberagaman yang Indonesia miliki, sebaiknya membuat kita bisa lebih menerima tentang perbedaan yang ada di sekililing kita. Perbedaan ini harus menjadi sesuatu yang harus tetap kita rawat dan jaga bersama.

Namun, dengan adanya perbedaan tersebut tidak menutup kemungkinan kerapkali mengundang sejumlah konflik yang sering terjadi. Dalam catatan Setara Institute menyebutkan sepanjang tahun 2007 sampai 2022 ada sebanyak 140 peristiwa perusakan dan 90 peristiwa penolakan rumah ibadah.

Dari data tersebut, menunjukkan bahwa Indonesia yang penuh keberagaman ini sebetulnya sedang tidak baik-baik saja. Karena hingga saat ini masih banyak oknum yang merusak tempat ibadah. Tentu saja, hal ini sungguh melukai keberagaman yang Indonesia miliki.

Dari kasus di atas juga sebaiknya menjadi catatan bagi kita sebagai anak muda untuk terus menjaga kerukunan umat beragama. Kita bisa menciptakannya dengan melakukan banyak cara, misalkan dengan ruang-ruang perjumpaan, dengan dialaog bersama mereka yang berbeda dengan kita.

Baca Juga:

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

Mari Berani Bersuara Melawan Catcalling di Ruang Publik

Ruang Perjumpaan

Melalui ruang perjumpaan dengan mereka yang berbeda, saya selama menjadi mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) pernah mengikuti beberapa kegiatan dengan teman-teman yang beragama Kristen.

Melalui ruang perjumpaan mampu menyadarkan saya bahwa teman-teman Kristen ini memiliki sikap dan etika yang sangat baik kepada kami yang beragama Islam. Sehingga melalui ruang perjumpaan mampu meruntuhkan segala stigma negatif terhadap mereka yang berbeda dengan kita.

Oleh sebab itu, melalui ruang perjumpaan setidaknya kita bisa mengenal dengan mereka yang berbeda. Bahkan kita akan membantu menjaga rumah ibadah mereka dari serangan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

Dengan semangat merawat perdamaian yang kita bangun melalui ruang perjumpaan, sebetulnya hal tersebut sangat sejalan dengan ajaran agama Islam. Di dalam Islam, Dr. Faqihuddin Abdul Kodir melalui buku Relasi Mubadalah Muslim dengan Umat Berbeda Agama menyebutkan bahwa Islam merupakan agama yang mewujudkan perdamaian.

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (QS. al-Anbiya ayat 107).

Larangan Menyakiti Mereka yang Berbeda

Beberapa hadis juga menyatakan tentang landasan larangan menyakiti pemeluk agama apapun. Bahkan Nabi Muhammad Saw mengatakan bahwa menyakiti diri atau orang lain hukumnya haram dalam Islam (Sunan Ibnu Majah, hadits nomor 2440).

Teladan yang Nabi Muhammad Saw ajarkan merupakan perilaku yang penting untuk kita semua sebagai umat Islam untuk mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Nabi Saw melalui hadisnya secara tegas menyampaikan haram bagi kita semua untuk menyakiti orang-orang yang berbeda dengan kita.

Dalam hal ini, Nabi Muhammad Saw juga meminta kepada kita semua untuk mewujudkan dan menyebarkan kedamaian di muka bumi ini. Dengan perintah mewujudkan perdamaian itu, maka segala tindak yang menyakiti, terlebih sampai melakukan perusakan dan penolakan rumah ibadah bagi mereka yang berbeda sangat tidak sejalan dengan ajaran agama Islam.

Dengan begitu, kita semua masyarakat Indonesia akan bisa hidup berdampingan, baik dengan mereka yang beragama Kristen, Katolik, Budha, Hindu, maupun Konghucu. Sehingga melalui pesan Nabi Saw di atas, kita akan memiliki sikap saling menghormati, melindungi dan saling menjaga satu dengan yang lainnya.

Maka, sebagai umat Islam membuat kita semakin mencintai keberagaman yang Indonesia miliki. Termasuk mencintai dan menyayangi kepada mereka yang berbeda dengan kita. Sehingga perdamaian itu dapat kita semua rasakan bersama. []

Tags: CitakeberagamanMariPenuhRayakanSuka
Rinrin Rianti

Rinrin Rianti

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID