• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Maulid Nabi Muhammad Saw : Kelahiran Sang Cahaya

Aminah berkata: “Dalam suatu malam serombongan burung masuk ke rumahku, sangat banyak, sehingga seluruh ruangan rumahku terpenuhi olehnya. Burung tersebut berparuh zamrud dan bersayap merah delima”

Redaksi Redaksi
28/09/2023
in Hikmah
0
Maulid Nabi Muhammad

Maulid Nabi Muhammad

919
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tanggal 12 Rabiul Awal dicatat oleh kaum muslimin di seluruh dunia sebagai salah satu dari sekian hari besar dalam Islam. Dunia muslim menyebutnya Maulid, Maulud, Milad, Mevlut dan sebutan lainnya. Semuanya bermakna sama: Hari Kelahiran. Tetapi, kata ini selalu dihubungkan dengan kelahiran Nabi besar Muhammad Saw.

Kaum muslim di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw penuh dengan gegap-gempita dan dengan penuh sukacita. Ini semata-mata ungkapan syukur kepada Tuhan atas kelahiran manusia terbesar dan paripurna ini.

Para sejarawan mencatat: Muhammad putra pasangan suami-istri: Abdullah dan Aminah, lahir Senin, 12 Rabiul Awal, atau 20 April 571 M. Bidan yang membantu kelahiran orang besar ini adalah Al-Syifa, ibunda Abdurrahman bin Auf.

Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthathalib, tidak hadir pada saat yang paling membahagiakan itu. Ia telah wafat di Madinah, dalam usia yang masih sangat muda, sekitar kurang dari 25 tahun. Kematian Abdullah terjadi ketika janin Muhammad berusia 2 bulan dalam kandungan ibunya.

Abdurrahman bin ‘Awf mengutip cerita ibunya, al-Syifa:

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

“Akulah yang membidani kelahiran Muhammad. Ibunya, Aminah bint Wahb, pada suatu malam mengeluh sakit perut hendak melahirkan. Lalu akulah yang membantu kelahiran Muhammad. Ketika itu, aku mendengar sebuah suara dari alam lain yang mengatakan, “Tuhan memberi berkah kepadamu, dan ketika itu pula suasana di arah timur dan barat sangat terang benderang sehingga aku dapat menyaksikan beberapa istana Damaskus melalui cahaya tersebut.”

Cerita Aminah

Aminah berkata: “Dalam suatu malam serombongan burung masuk ke rumahku, sangat banyak, sehingga seluruh ruangan rumahku terpenuhi olehnya. Burung tersebut berparuh zamrud dan bersayap merah delima” (Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam).

Sejarah juga mencatat bahwa Nabi dan Rasul terakhir ini lahir ke dunia berbarengan dengan rencana Abrahah, Gubernur Yaman, keturunan Abyssinia, Etiopia, beserta pasukan gajahnya melakukan agresi militer ke Makkah guna memindahkan Kabah ke negaranya. Agresi militer itu pada akhirnya gagal total. Orang lalu mengenang kelahiran Nabi sebagai Tahun Gajah.

Al-Qur’an mengabadikan peristiwa ini dalam satu surah: “al-Fil” (gajah) atau “Ashab al-Fil” (pasukan gajah).

Allah mengatakan: Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan rencana jahat mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? dan Allah mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Allah menjadikan mereka seperti daun-daun yang termakan (ulat) (al-Fil: 1-5).

Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Begitu Aminah melahirkan anaknya dengan selamat, ia minta orang lain menyampaikan kabar itu kepada kakeknya, Abdul Muththalib. Sang kakek seger datang dengan wajah berbinar-binar. Ia mengambil bayi itu lalu menamainya Muhammad, sebuah nama yang tidak banyak dipakai masyarakat Arabia saat itu. Ada yang mengatakan bahkan belum ada nama itu, sebelum putra Abdullah itu.

Ketika menanyakan mengapa nama itu yang menjadi pilihan, dan bukan nama nenek-moyangnya, sebagaimana kebiasaan masyarakat Arabia? Abdul Muththalib menjawab dengan cepat,

“Aku ingin dia, anak ini, kelak menjadi orang yang terpuji bagi makhluk Tuhan di langit dan di bumi”

Sang kakek segera membawanya menuju Ka’bah, lalu masuk ke dalamnya. Di situ ia berdiri menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan atas kelahiran cucunya yang tampan itu. Sesudah itu ia kembali menyerahkan kepada ibunya. []

Tags: islamkelahiranmaulidMaulid NabinabiNabi Muhammad SAWSang Cahaya
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version