• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Melihat Keberagaman dalam Perayaan Seren Taun di Cigugur

Oleh sebab itu, Seren Taun memiliki nilai yang sangat luhur terkait dengan keberagaman budaya, tradisi, kepercayaan dan agama yang ada di Nusantara

Sukma Aulia Rohman Sukma Aulia Rohman
19/07/2024
in Personal
0
Seren Taun Cigugur

Seren Taun Cigugur

973
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 29 Juni 2024 atau tanggal 22 Rayagung 1957 dalam kalender Sunda, saya bersama teman-teman dari Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) berkesempatan untuk mengikuti puncak perayaan Seren Taun di Cigugur, Kuningan.

Ini adalah kali pertama saya mengikuti perayaan Seren Taun. Kesan pertama yang saya rasakan adalah kagum. Kekaguman ini, karena saya melihat antusias masyarakat dari beragam agama tumpah ruah memadati area Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur.

Tema dalam perayaan Seren Taun kali ini adalah tentang Wayang Gebang Kinantar. Wayang ini merupakan wayang asli peninggalan Kepangeranan Gebang Kinantar.

Pengambilan tema wayang yang dipilih oleh Masyarakat Adat Karuhun Urang (AKUR) Sunda Wiwitan bukan tanpa alasan. Hal ini karena dalam setiap perayaan Seren Taun selalu mengambil tema yang sangat dekat budaya masyarakat Sunda. Misalnya saja pada tahun kemarin tema yang diangkat adalah soal manuskrip.

Menurut salah satu tokoh Sunda Wiwitan Dewi Kanti, pemilihan tema untuk mengenalkan ke masyarakat luas bahwa Seren Taun bukan sekedar tontonan. Melainkan dapat menjadi tuntunan dan juga sumber ilmu pengetahuan.

Baca Juga:

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Inti Keberagamaan dalam Islam

Toleransi: Menyelami Relasi Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagaman

Nasionalitas

“Kata pusaka budaya bukan sekedar seni atau tontonan, kita punya banyak pusaka budaya. Kemudian kami menyadari bahwa seyogyanya pusaka-pusaka ini bukan hanya dijadikan museum. Tapi harus menjadi sumber pengetahuan. Pengetahuan bukan hanya untuk kami, tapi juga untuk masyarakat, untuk Indonesia,” kata Dewi Kanti.

Selain wayang, dalam perayaan Seren Taun, banyak sekali kesenian tradisional Sunda yang di pertontonkan seperti Tari Jamparing Apsari, Tari Purgabaya Gebang, Tari Maung Lugay, dan berbagai macam kesenian lainya.

Keberagaman dalam perayaan Seren Taun

Selain soal tema, yang membuat saya tertarik lainnya adalah berkumpulnya masyarakat dengan beragam agama dan kepercayaan. Mereka seolah menyatu mengikuti rangkaian perayaan ini, tanpa memandang agama, suku, dan ras.

Toleransi begitu kental terasa dalam perayaan ini, keluarga masyarakat AKUR Sunda Wiwitan telah menunjukan bahwa seyogyanya kerukunan antar umat beragama harus menghargai satu sama lainya.

Hal ini terlihat ketika pembacaan salam pada saat pembukaan acara, terdengar salam dari berbagai macam agama, pertama diawali dengan Assalamualaikum yang merupakan salam bagi umat Islam. Kemudian Sampurasun yang merupakan salam bagi masyarakat Sunda. Lalu, Shalom, Salam kebajikan, Om Swastiastu yang merupakan salam bagi agama lainya.

Tak hanya dari salam pembuka saja, kerukunan antar umat beragama dalam perayaan ini dapat dilihat dari antusias masyarakat dalam mengikuti acara ini.

Peran Perempuan dalam Perayaan Seren Taun

Dalam Seren Taun kali ini, perhatian saya juga menuju kepada banyaknya perempuan yang memiliki peran dalam memeriahkan perayaan Seren Taun. Perempuan yang terlibat dalam perayaan ini mulai dari anak-anak hingga sudah lanjut usia terlihat sangat antusias. Mereka terlibat dalam peragaan kesenian tradisional Sunda yang dipertontonkan salah satunya adalah Tari Buyung.

Tari Buyung sendiri merupakan kesenian tradisional asli Cigugur. Tari ini diciptakan oleh Ratu Emilia Djatikusumah istri dari Pemuka Adat Sunda Wiwitan yakni Pangeran Djatikusumah. Dalam tari ini, semuanya diperankan oleh perempuan yang membawa kendi di atas kepalanya.

Tari ini melambangkan rasa syukur terhadap sumber daya yang melimpah. Tarian ini juga menggambarkan bahwa dahulu di Cigugur ada sumber mata air yang sangat jernih kemudian mata air tersebut menjadi lambang dari lingkungan di Cigugur yang masih asri.

Selain melambangkan soal air, Tari Buyung ini juga memiliki nilai gotong royong dan sikap saling tolong menolong.

Keterlibatan perempuan berikutnya adalah pada saat prosesi Ngajayak. Prosesi ini merupakan rangkaian dari prosesi puncak perayaan Seren Taun.

Dalam prosesi Ngajayak, para perempuan yang di dominasi oleh ibu-ibu membawa seserahan sebagai rasa syukur atas berkah yang berlimpah.

Hal yang unik dalam prosesi ini adalah seserahan yang berupa padi, dibawa oleh ibu-ibu. Ini menjadi simbol bahwa ibu merupakan sosok yang sangat sakral dalam alur kehidupan manusia, tanpa ibu kita semua tidak mungkin lahir ke dunia.

Oleh sebab itu, Seren Taun memiliki nilai yang sangat luhur terkait dengan keberagaman budaya, tradisi, kepercayaan dan agama yang ada di Nusantara. Seren Taun juga mempersatukan berbagai macam etnis, kepercayaan, dan berbagai masyarakat dengan beragam latar belakang dalam sebuah perayaan dengan kehangatan dan kedamaian dan keramahan. []

Tags: CigugurkeberagamanKuninganSeren TaunSunda Wiwitan
Sukma Aulia Rohman

Sukma Aulia Rohman

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Laki-laki tidak bercerita

Muhammad Bercerita: Meninjau Ungkapan Laki-laki Tidak Bercerita dan Mitos Superioritas

13 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kehamilan Tak Diinginkan

    Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version