• Login
  • Register
Minggu, 28 Mei 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Memaknai Haul Gus Dur

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
22/01/2020
in Personal
0
Memaknai Haul Gus Dur

Alissa Wahid sedang memberikan testimoni pada Haul Gus Dur ke-10 di Cirebon

17
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Salah satu putri Gus Dur, Mba Alissa Wahid (berdiri depan) sedang memberikan refleksi dalam Haul Gus Dur di Aula Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, pada 16 Januari 2020 kemarin.

Malam itu, dalam suasana rintikan air hujan dan dinginnya udara Cirebon, tidak menyurutkan semangat mereka untuk datang pada peringatan sepuluh tahun wafatnya KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.

Satu persatu dari mereka mulai datang memenuhi ruangan sederhana itu. Tempat itu di Aula Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, pada 16 Januari 2020 kemarin.

Mereka adalah sahabat-sahabat Gus Dur, Pencinta Gus Dur, murid-murid Gus Dur, keluarga Gus Dur, penerus ajaran Gus Dur, para santri, dan berbagai orang dan tokoh dari lintas agama, budaya, suku dan bahasa.

Mereka berkumpul bersama, duduk saling berdampingan, tidak ada sekat di antara mereka untuk saling kenal-mengenal, berdialog, bergembira, dan berbahagia serta mendoakan sosok Gus Dur. Seolah-olah tempat tersebut menjadi simbol bahwa hidup di bumi Indonesia adalah sama sebagai manusia.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu
  • Forum Masyarakat Sipil Cirebon Dorong Rehabilitasi dan Reintegrasi Mantan Pelaku Kasus Terorisme
  • Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • Haul Gus Dur dan Pesan Nyai Sinta Nuriyah untuk Perempuan
    • Teladan Gus Dur

Baca Juga:

Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

Forum Masyarakat Sipil Cirebon Dorong Rehabilitasi dan Reintegrasi Mantan Pelaku Kasus Terorisme

Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola

Haul Gus Dur dan Pesan Nyai Sinta Nuriyah untuk Perempuan

Suasana kehangatan itu semakin bertambah saat teman-teman dari Paduan Suara Anak Muda Gereja-Gereja Cirebon, OIKOMENE Voice Of Cirebon turut menyanyikan lagu Syubbanul Wathan semakin menambah dalam memaknai haul gus dur.

Bagi saya, itulah salah satu contoh dari kelebihan sosok Gus Dur. Walaupun Beliau telah meninggalkan kita 10 tahun yang lalu, namun, hingga saat ini haulnya masih banyak dihadiri oleh ratusan orang dari latar belakang agama, suku dan budaya yang berbeda-beda.

Salah satu putri Gus Dur, Mba Alissa Qatrunnada Munawarah Wahid atau yang lebih dikenal dengan Mba Alissa Wahid yang turut hadir dalam acara haul Gus Dur kemarin menceritakan bahwa haul Gus Dur menjadi ruang perjumpaan untuk semua orang yang ada di Indonesia, menjadi ruang untuk saling menghormati orang lain dan senang duduk bersama, menjadi ruang yang tidak pernah membeda-bedakan seseorang, dan menjadi ruang untuk tumbuh bersama-sama sebagai bangsa Indonesia.

Haul dalam hal ini tidak hanya diartikan sebagai peringatan kematian seseorang yang diadakan setahun sekali dengan tujuan utama untuk mendoakan ahli kubur agar semua amal ibadah yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT, tetapi lebih dari itu, dari haul Gus Dur kita justru bisa belajar bahwa jangan ada lagi sekat-sekat diantara kita, mari untuk saling menjaga, merawat, menguatkan, membangun ruang-ruang bersama dan menjadikan kembali Indonesia yang adil, makmur dan sentosa.

Dan dari Gus Dur juga kita belajar bahwa tidak ada yang lebih mulia selain untuk memanusiakan manusia, dan memandang semua manusia adalah sebagai makhluk yang setara dan sama.

Teladan Gus Dur

Dalam hal ini setidaknya kita sering bertanya kenapa sih Gus Dur bisa sangat dicintai bahkan disayangi oleh jutaan manusia, kenapa sih Gus Dur begitu berani membuka sekat-sekat perbedaan menjadi satu, atau kenapa sih Gus Dur begitu aneh dan nyeleneh, sebetulnya rahasia apa atau teladan apa yang bisa kita tiru dari sosok Gus Dur.

Menurut Mba Alissa ada satu teladan saja yang bisa kita tiru dari sosok Gus Dur, yaitu Gus Dur membela dan membebaskan kaum-kaum yang tertindas.

Ya sebagai contoh kecil, ketika Gus Dur sedang mempunyai kekuatan atau kekuasaan, beliau tidak pernah menggunakannya untuk menindas orang lain. Justru dengan kekuatan tersebut Gus Dur memanfaatkannya untuk membela dan membebaskan orang-orang yang tertindas.

Termasuk ketika Gus Dur menjabat sebagai seorang presiden, ketua PBNU atau orang biasa sekalipun beliau tetap berjuang untuk membela kaum-kaum yang ditindas, kaum yang lemah dan dilemahkan, kaum yang didiskriminasi, membela kaum perempuan, kaum rentan dan lain sebagainya. Karena bagi Gus Dur tidak boleh ada pembedaan kepada setiap warga negara Indonesia.

Maka dengan begitu saya kira dengan teladan ini membuat kita semakin sadar bahwa perjuangan Gus Dur belum selesai, karena hingga saat ini masih banyak sekali korban-korban yang mengalami diskriminasi, penindasan, peminggiran, pelecehan, sampai kekerasan yang perlu kita bela demi mendapatkan hak yang setara, mendapatkan keadilan dan keamanan yang sama.

Maka sudah seharus kita untuk melanjutkan dan sekaligus mengamalkan teladan-teladan yang telah banyak Gus Dur ajarkan kepada kita. Kita sebagai manusia dituntut untuk saling berbuat baik, saling memuliakan, menghargai, dan memberikan kasih sayang kepada sesama manusia.

Oleh karena itu, untuk mengakhiri tulisan memaknai haul Gus Dur ini, saya jadi teringat pesan yang disampaikan oleh Gus Dur bahwa memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.[]

Tags: Alissa WahidCirebonhaul gus durHaul Gusdur ke-10 Cirebon
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Biasa disapa akrab dengan panggilan Arul, lulusan S1 Ekonomi Syariah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, tukang masak di gunung, tapi lebih banyak diam, mendengarkan dan menulis.

Terkait Posts

Nilai Perempuan

Bergantung pada Status, Nilai Perempuan Lebih dari Itu Part I

27 Mei 2023
Fenomena Fast Beauty

Perempuan dan Masalah Lingkungan dari Fenomena Fast Beauty

26 Mei 2023
Bersikap Adil

Mengapa Kita Harus Bersikap Adil?

26 Mei 2023
Konsep Cinta

Memahami Konsep Cinta Erich Fromm

24 Mei 2023
Kasus Perceraian Artis

Mengambil Hikmah dari Kasus Perceraian Artis

23 Mei 2023
Rasa Sakit

Mengatakan Rasa Sakit Bukan Sesuatu Hal yang Tabu

23 Mei 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyaman dengan Ibu

    Mrs. Chatterjee vs Norway: Ketika Anak Lebih Nyaman dengan Ibu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehidupan Pilu yang Dialami Perempuan Korban KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Refleksi Memperingati Hari Lahir Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inara Rusli dan Apresiasi Nabi Saw Kepada Perempuan Pekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rembuk Perempuan: Ruang Berbagi Kekuatan dan Merayakan Kepemimpinan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Beragama, Tapi Hanya Memikirkan Dunia
  • Perseteruan Antara UU Pornografi dan Korban Revenge Porn
  • Islam dan Masalah Kesehatan Perempuan
  • Mariam Al-Ijliya : Astronom Perempuan Abad Ke-10
  • Inara Rusli dan Apresiasi Nabi Saw Kepada Perempuan Pekerja

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist