• Login
  • Register
Sabtu, 25 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Memasak dalam Perspektif Perempuan

Fatmi Isrotun Nafisah Fatmi Isrotun Nafisah
17/06/2020
in Personal
0
(sumber foto ibupedia.com)

(sumber foto ibupedia.com)

36
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Memasak adalah sebuah kegiatan mengolah makanan dengan berbagai macam metode, teknik, peralatan dan kombinasi bumbu dapur dengan tujuan untuk mendapatan hasil yang diinginkan. Memasak tidak hanya sekedar untuk mematangkan makanan, tapi memasak juga harus dengan tujuan agar masakan dapat matang, terasa enak (kalau ini bisa sesuai selera ya!) dan yang paling penting bernutrisi bagi tubuh. Sebab memasak adalah bentuk memberi nutrisi, seperti perkataan Michal Avishai bahwa memasak adalah “Memberi kepada orang lain memenuhi kita dalam banyak hal.”

Memasak juga sangat baik bagi kesehatan mental seperti membawa rasa ketenangan sehingga bisa berfungsi sebagai meditasi. Sebagaimana menurut psikologi dari Nortwestren University Feinberg School of Medicine, bahwasanya therapeutic cooking berhasil dilakukan bagi peserta karena memasak adalah behavioral activation yang tujuannya mengurangi depresi dengan cara meningkatkan perilaku yang berorientasi pada tujuan.

Dengan melihat begitu banyaknya manfaat memasak, lantas bagaimana anggapan memasak bagi kaum perempuan?

Seorang perempuan dalam masyarakat, biasanya akan dilabeli bahwa “perempuan harus bisa memasak”. Tidak jarang sejak kecil anak perempuan harus mulai belajar membantu ibunya memasak, mengenali berbagai macam bumbu dapur, belum lagi ketika harus mulai memasak seorang diri.

Ketika sudah dewasa, kemampuan memasak juga akan dipertimbangkan oleh laki-laki dalam memilih calon pasangan hidup. Bahkan kerap kali kriteria seorang perempuan yang bisa memasak dianggap sebagai menantu yang baik dan idaman bagi mertua.

Baca Juga:

6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

Sa’i : Perjuangan Meraih Kehidupan

Bagaimana Mengemas Dakwah Islam yang Humanis dan Kontekstual?

Memahami 4 Macam Kekerasan Fisik pada Anak Akibat Kelalaian Orang Tua

Terlepas dari kewajiban seorang istri atau bukan. Nyatanya kemampuan memasak adalah skill yang identik bagi perempuan. Memang tidak salah bila seorang laki-laki menginginkan perempuan yang bisa memasak sebagai kriterianya.

Namun yang perlu diingat bahwa memasak bukanlah kewajiban seorang istri, menurut mazhab Syafi’iyah berpendapat bahwa hal itu bukan kewajiban istri. Hanya saja seorang istri lebih baik dapat membantu suami sebagaimana yang berlaku di masyarakat.

Memasak bisa dilakukan oleh siapapun, bahkan bisa menjadi hobi bagi siapapun. Tidak memandang baik laki-laki maupun perempuan karena memasak adalah salah satu basic life skill yang harus dimiliki oleh semua orang. Memasak bisa dilakukan untuk diri sendiri maupun orang lain, karena melakukan tindakan untuk orang lain seperti memasak adalah bentuk altruisme atau sesuatu yang bisa membuat orang bahagia dan terhubung dengan orang lain.

Setiap perempuan itu istimewa, terbukti Islam yang begitu memuliakan perempuan. Terlepas dari apakah dia pandai memasak atau tidak. Asalkan yang paling utama dan penting adalah tidak lepas peran dan kewajiban sebagai istri bagi suami dan ibu bagi anak. Namun memang perempuan yang bisa memasak mempunyai nilai lebihnya, seperti seorang ibu bisa memenuhi kebutuhan nutrisi anak dan keluarga, juga memiliki kedekatan emosional secara langsung.

Walau begitu tetap saja rumah tangga yang sesungguhnya adalah kesepakatan dari kedua belah pihak, yang terpenting keduanya merasa nyaman dan bahagia. Setiap pekerjaan rumah tangga seperti memasak juga merupakan kesepakatan bersama. Bisa tidaknya memasak juga diniatkan untuk membahagiakan suami, bukan diniatkan karena wajib sehingga seorang istri tidak merasa terbebani.

Bagi perempuan yang tidak bisa atau bahkan tidak suka memasak, juga tetap istimewa. Ada juga laki-laki yang tidak menghiraukan kemampuan istri yang tidak bisa memasak. Dalam islam juga bukan merupakan kewajiban. Memasak adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai baik laki-laki maupun perempuan. Skill memasak bisa dipelajari dan perlu proses untuk mahir.

Jadi, untuk para perempuan tetaplah menjadi diri sendiri. Bagi perempuan yang punya skill memasak teruslah memasak untuk saling melayani dan membahagiakan bersama suami serta keluarga, tetap teruslah memasak untuk diri sendiri dan orang lain. Kemudian bagi perempuan yang belum bisa memasak tetaplah berusaha belajar memasak. Pun demikian untuk perempuan yang tidak bisa memasak, setiap perempuan tetap istimewa kok. []

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
Fatmi Isrotun Nafisah

Fatmi Isrotun Nafisah

Terkait Posts

Kehidupan Perempuan

Kehidupan Perempuan Kini dalam Hegemoni Domestik

24 Juni 2022
Menjadi Ibu

Apakah Semua Perempuan Terlahir Menjadi Ibu?

23 Juni 2022
Merespon Curhatan Teman

Tips Merespon Curhatan Teman tentang Kekerasan yang Dialaminya

22 Juni 2022
Cara Mengatasi Overthinking

Bagaimana Cara Mengatasi Overthinking bagi Perempuan?

21 Juni 2022
Susah Dapat Jodoh

Susah Dapat Jodoh, Apakah Karena Saya tidak Menarik?

20 Juni 2022
Sopan Santun dalam Media Sosial

Bersikap Sopan Santun dalan Media Sosial, Bagaimana Caranya?

18 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kehidupan Perempuan

    Kehidupan Perempuan Kini dalam Hegemoni Domestik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sa’i : Perjuangan Meraih Kehidupan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memahami 4 Macam Kekerasan Fisik pada Anak Akibat Kelalaian Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki Penganguran Bukan Salah Perempuan Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Tips Pencegahan Kekerasan Seksual Perspektif Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT
  • Sa’i : Perjuangan Meraih Kehidupan
  • Bagaimana Mengemas Dakwah Islam yang Humanis dan Kontekstual?
  • Memahami 4 Macam Kekerasan Fisik pada Anak Akibat Kelalaian Orang Tua
  • Laki-laki Penganguran Bukan Salah Perempuan Bekerja

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist