• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Buya Husein

Meminang Siti Khadijah Bint Khwailid

“Muhammad, aku menikahkan diriku denganmu. Maskawinnya dari aku sendiri. Suruhlah pamanmu untuk menyembelih unta lalu walimah tasyakkur, dan masuklah kepada keluargamu”.   

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
20/03/2023
in Kolom Buya Husein
0
Meminang Khadijah

Meminang Khadijah

894
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebuah versi mengisahkan prosesi pernikahan kedua orang itu. Imam Ja’far al-Shadiq mengatakan:  “Manakala Nabi Muhammad saw hendak menikahi (meminang) Siti Khadijah binti Khwailid, Abu Thalib, paman Nabi, bersama serombongan keluarganya bersama-sama mendatangi Waraqah bin Naufal, paman Khadijah.”

Sesudah bertemu dan bicara sedikit, Abu Thalib menyampaikan kata-kata lamaran: “Alhamdu li Rabb hadza al-Bait (Segala puji bagi pemilik rumah ini) yang telah menjadikan kita sebagai keturunan Ibrahim dan keluarga besar Ismail. Kita berada di tempat/tanah air yang mulia dan aman. Kita juga menjadi pemimpin masyarakat. Semoga Dia memberkati negeri yang aman sentosa ini.”.

“Kemudian, laki-laki anak saudara saya ini (Muhammad saw) adalah pemuda Quraisy yang terkemuka dan sangat terkenal kebaikannya, tak ada orang yang bisa menyamai kebesaran dia, tidak pula ada orang yang lebih adil dari dia, meskipun dia seorang miskin yang tidak punya harta, sesuatu yang pada saatnya akan hilang, suatu naungan yang lenyap.”

“Anak muda ini tertarik kepada Khadijah sebagaimana juga Khadijah tertarik kepadanya. Kami datang kepadamu untuk melamar/meminang dia (Khadijah) dengan persetujuan dan atas perintahnya. Maskawinnya aku yang menanggungnya dari uangku sendiri, sebanyak yang kalian minta, baik tunai maupun tempo. Dan dia (Muhammad) anak muda yang hebat, berakhlak mulia dan cerdas, jenius”.

Pasca Lamaran

Sesudah Abu Thalib menyampaikan kata-kata lamaran itu, paman Khadijah menyambut dengan ucapan terbata-bata. Beliau menjawab dengan singkat dan mengulang-ulang. Beliau adalah seorang pendeta. Khadijah kemudian menyela dengan mengatakan :

Baca Juga:

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

Luna Maya Menikah, Berbahagialah!

Kontroversi Nikah Batin Ala Film Bidaah dalam Kitab-kitab Turats

Serial Drama Malaysia Bidaah, Kekerasan Seksual Berkedok Nikah Batin

يا عمّاه، إنّك وإن كنت أولى بنفسي منّي في الشهود، فلستَ أولى بي من نفسي، قد زوّجتك يا محمّد نفسي، والمهر عليّ في مالي، فأمر عمّك فلينحر ناقة فليولم بها، وادخل على أهلك

“Pamanku, meskipun engkau lebih utama daripada aku untuk menyampaikan kesaksian ini, tetapi engkau tidak lebih utama daripada aku untuk kepentingan diriku sendiri. “Muhammad, aku menikahkan diriku denganmu. Maskawinnya dari aku sendiri. Suruhlah pamanmu untuk menyembelih unta lalu walimah tasyakkur, dan masuklah kepada keluargamu”.

Abu Thalib mengatakan : “Saudara-saudara sekalian saksikanlah. Dia (Khadijah) telah menerima pinangan/lamaran Muhammad, dan dia yang memberikan mahar/maskawinnya dari hartanya sendiri”.

Sebagian orang Quraisy yang hadir/menyaksikan mengatakan : “Wah, ini aneh sekali, mahar/maskawin kok dari perempuan dari hartanya sendiri”.

Mendengar ucapan orang itu, Abu Thalib tidak suka mendengar kritikan itu. Lalu mengatakan : “Jika mereka seperti keponakanku ini, laki-laki akan diminta mahar tinggi. Jika seperti kalian, niscaya kalian tidak akan menikahkannya kecuali dengan maskawin yang tinggi/mahal”.

Pasca Akad Nikah

Usai acara akad nikah itu, Abu Thalib kemudian keluar untuk memenuhi permintaan Khadijah : menyembelih unta untuk walimah. Dan Rasulullah saw, masuk kamar bersama istrinya Khadijah”.

Diceritakan bahwa Abu Thalib menyembelih dua ekor unta dan memberi makan kepada masyarakat. Ia meminta Khadijah agar memerintahkan para budak perempuannya untuk menari dan memukul rebana. Abu Thalib merasa sangat bahagia dan berkata :

وقال: الحمد لله الذي أذهب عنا الكرب ودفع عنا الغموم

“Alhamdulillah yang telah melepaskan  kami dari kesulitan dan kemurungan”

Konon itulah upacara Walimah yang pertama yang diselenggarakan Nabi saw. Tanggal 10 Rabi’ al-Awwal, 15 tahun sebelum Muhammad menjadi utusan Tuhan (Rasul), keduanya menjalin perjanjian untuk hidup bersama sampai akhir hayat sebagai pasangan suami-istri. []

Tags: MeminangNabi Muhammad SAWNikahpernikahanSiti Khadijah Ra
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Idulfitri

Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

31 Maret 2025
Tahun Baru 2025

Do’a Tahun Baru 2025

31 Desember 2024
Rabi'ah Al-'Adawiyah

Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

24 Desember 2024
Imam Al-Ghazali

Kritik Imam Al-Ghazali Atas Realitas Zamannya

20 September 2024
Idul Adha

Khutbah Idul Adha: Pesan-pesan Kemanusiaan Nabi

16 Juni 2024
Trilogi

Trilogi Islam

4 April 2024
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version