• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Memotret Kendala Sekolah Kejuruan di Masa Pandemi

Dua tahun terakhir ini menjadi layaknya tragedi bagi sekolah kejuruan. Saat para siswanya diluluskan dengan kompetensi seadanya, keterampilan sebisanya, hingga kesempatan bekerja sedapatnya

Sulma Samkhaty Maghfiroh Sulma Samkhaty Maghfiroh
14/09/2021
in Publik
0
Diri Sendiri

Diri Sendiri

435
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebagian masyarakat memilih sekolah kejuruan sebagai alternatif pendidikan formal bagi anaknya. Hal ini didasari adanya link and match dari sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri. Sekolah kejuruan memang memperbanyak praktik kejuruan, dengan maksud agar siswa mampu menguasai keterampilan khusus yang dengan keahliannya, mereka dapat terserap oleh dunia usaha dan dunia industri selepas pendidikannya. Dengan begini, harapan akan berkurangnya angka pengangguran di negeri dapat diwujudkan.

Namun dua tahun terakhir, saat pandemi dengan ganas menerpa Indonesia, secara otomatis membuat sekolah kejuruan merasakan dampak buruk yang signifikan. Adaptasi metode pendidikan berbasis teknologi yang diselenggarakan secara daring menjadi satu dari sekian banyak kendala yang harus dihadapi oleh sekolah kejuruan. Dari guru yang secara prematur dituntut untuk menguasi teknologi pengajaran jarak jauh, hingga siswa yang dituntut untuk memahami materi dengan metode pembelajaran yang baru.

Sekolah kejuruan selalu diidentikan dengan muatan praktik untuk mengejar keterampilan tertentu. Dan saat pandemi mengharuskan semua pembelajaran dilakukan dari rumah, berbagai kendala semakin mencuat ke permukaan.

Beberapa jurusan seperti teknik komputer dan jaringan, serta teknik elektronika membutuhkan simulator yang harus terpasang di gawai, ponsel pintar, dan komputer sebagai media pembelajaran. Hal ini memunculkan kendala seperti gawai peserta didik yang tidak support, signal yang tidak stabil, kuota data yang terbatas, hingga peserta didik yang tidak memiliki perangkat elektronik yang disyaratkan.

Sekolah kejuruan yang memiliki jurusan multimedia juga merasakan kendala dari pembelajaran jarak jauh. Praktik untuk kejuruan ini membutuhkan banyak perangkat, seperti komputer, kamera dengan kualitas baik, alat shooting, hingga drone. Semua perangkat ini tidaklah murah, dan mampu dimiliki oleh setiap peserta didik, dan dengan keberadaan alat yang hanya disediakan di sekolah, praktik penggunaan semua perangkat ini menjadi mustahil dikuasai siswa saat semua pembelajaran dilakukan secara daring.

Baca Juga:

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

Two State Solution: Solusi Perdamaian bagi Palestina-Israel atau Tantangan Integritas Nasional Terhadap Pancasila?

Jurusan desain grafika dan sepeda motor pada sekolah kejuruan juga mengalami kendala yang kurang lebih sama, saat alat percetakan dan perangkat perbengkelan disediakan lengkap oleh sekolah, namun tidak dapat diakses oleh siswa karena pandemi mengharuskan mereka belajar dari rumah. Bagaimana keterampilan itu akan dikuasai, jika hanya sekedar membayangkan bendanya dari rumah? Bagaimana kompetensi akan tercapai, jika siswa hanya mendapatkan teorinya saja?

Semua kendala sudah terhampar di depan mata setiap guru terlebih di sekolah kejuruan, namun adakah daya mereka untuk memberikan solusi atas ini semua? Solusi dari gawai yang tidak support adalah mengadakan gawai yang baru, dengan spesifikasi yang lebih canggih. Solusi dari tidak stabilnya signal adalah berpindah ke tempat dengan signal yang lebih stabil. Solusi dari terbatasnya kuota data adalah pengadaan kuota data yang lebih banyak.

Namun, dapatkah ini semua dilakukan oleh pihak sekolah kejuruan? Butuh pendanaan yang luar biasa besar untuk dapat memfasilitasi setiap siswanya. Bagaimana dengan orang tua atau wali siswa, apakah mereka mampu mengadakan semua ini bagi anak-anaknya? Hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu dan meninggalkan sisanya.

Dua tahun terakhir ini menjadi layaknya tragedi bagi sekolah kejuruan. Saat para siswanya diluluskan dengan kompetensi seadanya, keterampilan sebisanya, hingga kesempatan bekerja sedapatnya. Pandemi memang menciptakan domino kendala lainnya, yang berhubungan dengan upaya link and match lulusan sekolah kejuruan.

Banyak pabrik dan industri besar yang melakukan pengurangan karyawan karena sedikitnya permintaan yang ada. Bahkan tidak sedikit dari pemilik usaha yang terpaksa menutup usahanya. Alih-alih adanya penyerapan tenaga kerja baru, yang sudah ada dan tidak diberhentikan saja, sudah sangat baik dirasa.

Kendala-kendala pada sekolah kejuruan dua tahun terakhir memberikan banyak pelajaran dan evaluasi. Mengingat sekolah kejuruan menitikberatkan pada kompetensi berupa keterampilan siswa, dan hanya sedikit dari siswa yang mampu mengadakan perangkat pembelajaran di rumahnya, maka mau tidak mau, sekolah kejuruan harus mengupayakan pembelajaran tatap muka bagi siswa terkhusus di bidang praktik kejuruan secara bergilir dan berkala. Hal ini agar maksud dari penguasaan keterampilan tertentu dapat tercapai sehingga link and match dengan dunia usaha dan dunia industri tidak terputus.

Selain itu, sebaiknya sekolah kejuruan menambahkan porsi pembelajaran kewirausahaan bagi peserta didiknya, sehingga setidaknya jika tenaga mereka tidak terserap oleh dunia usaha dan dunia industri, para siswa mampu berjuang untuk menciptakan lapangan kerjanya sendiri. []

Tags: guruIndonesiaMerdeka BelajarPandemi Covid-19pendidikansekolahSekolah Kejuruansiswa
Sulma Samkhaty Maghfiroh

Sulma Samkhaty Maghfiroh

Penulis Merupakan Anggota Komunitas Puan Menulis, dan berasal dari Ungaran Jawa Tengah

Terkait Posts

KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Kebencian Berbasis Agama

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Marital Rape

    Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital
  • Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID