• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mengapa Memblur Foto Perempuan Bermasalah?

Tia Isti'anah Tia Isti'anah
13/02/2020
in Personal
0
memblur foto perempuan
41
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Space UNJ dalam postingannya mengabarkan jika BEM Fakultas MIPA UNJ (@bemf_mipaunj) mengganti foto-foto perempuan yang ikut menjadi pengurusnya dengan kartun. Selain BEM Fakultas MIPA UNJ, BEM Fakultas Teknik (@bemftunj) juga melakukan hal yang sama. Mereka memblur foto-foto pengurus perempuan.

Apakah ini bermasalah? Tentu saja. Saya tahu ada beberapa orang yang berpendapat bahwa ini adalah kemauan si perempuan itu sendiri. Iya, dalam sebuah screenshoot status, diketahui bahwa pembluran dan penggantian foto perempuan menjadi kartun adalah keinginan kelompok perempuan itu. Hidup adalah arena pengekspresian segala hal termasuk ajaran agama. Jadi bukankah itu adalah hak? Atau lebih tepatnya hak asasi manusia untuk mengekspresikan tindakan agamanya?.

Saya akan mendukung pernyataan bahwa itu adalah bentuk ekspresi keagamaan jika foto laki-lakinya juga diblur atau diganti kartun. Namun ini sangat bermasalah karena yang diblur dan dijadikan kartun hanya perempuan. Jika satu BEM itu memiliki mazhab agama yang sama, maka mengapa hanya perempuan yang diblur dan ditiadakan?.

Saya tidak habis fikir bagaimana bisa sebuah ajaran begitu timpang, misoginis dan patriarkis!. Ajaran apa yang dikaji dalam pengajian mereka?. Seberapa besar pendisiplinan ajaran agama mereka kepada ruang gerak perempuan?.

Dialektika Perempuan dan Islam

Baca Juga:

Islam dan Persoalan Gender

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

Dialektika perempuan dan Islam tidak bertujuan untuk menutup gerak perempuan (sadd adz-dzariyah), ia malah membukanya, memberikan jalan bagi perempuan untuk setara. Perempuan-perempuan masa awal Islam begitu aktif, ekspresif dan asertif. Mereka biasa bertanya, meminta bahkan menuntut ketika tidak menerima sesuatu yang harusnya menjadi hak mereka.

Ummu Salamah Ra, istri Nabi bahkan pernah menuntut Allah (Sunan Turmudzi, 3296). Ia mempertanyakan kepada Nabi mengapa Allah tidak mengapresiasi hijrah para kaum Perempuan, kemudian Allah SWT menurunkan QS. Ali-Imran :195, “Sesungguhnya Aku (Allah SWT) tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu sekalian, baik laki-laki maupun perempuan..”

Dalam buku Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an karya Prof . Dr. Nasaruddin Umar, Prof. Dr. Komarudin Hidayat di Kata Pengantarnya menyebutkan, bahwa Perempuan yang ideal dalam al-Quran adalah Pertama, mempunyai kemandirian politik sebagaimana Ratu Balqis (QS. al-Naml :23). Kedua, memiliki kemandirian ekonomi sebagaimana perempuan pengelolan peternakan yang disaksikan Nabi Musa di Madyan (QS. al-Qashah :23). Ketiga, memiliki kemandirian dalam menentukan pilihan-pilihan pribadi atau menantang opini publik (QS. at-Tahrim :11-12).

Sangat jelas dari penjelasan tersebut, perempuan yang ideal dalam al-Quran bahkan secara literalis-formalis bukanlah perempuan yang tertutup, taat, dan bergantung. Mereka adalah perempuan mandiri, terbuka dan berani menuntut haknya. Sangat perlu ditanyakan, kepentingan siapakah yang diusung dari aliran agama yang menutup ruang gerak perempuan?.

Laki-laki juga sumber fitnah

Jika alasan yang digunakan untuk memblur foto perempuan adalah perempuan sumber fitnah, maka saya akan mempertanyakan mengapa laki-laki juga tidak diblur dan diganti kartun?. Apakah laki-laki bukan sumber fitnah?.

Dalam al-Qur’an, secara literalis dan tekstual sangat jelas diceritakan bahwa Zulaikha tergoda oleh Nabi Yusuf. Khalifah Umar juga pernah mengisolasi seorang pemuda karena dia berparas tampan dengan rambut yang menarik sehingga banyak perempuan tergila-gila. Khalifah Umar lalu mengisolasinya ke Basrah, Irak.

Bukankah ini menandakan bahwa laki-laki juga berkesempatan menjadi sumber fitnah?. Lalu mengapa laki-laki dalam BEM Fakultas Teknik UNJ dengan gagahnya memegang kerah, tersenyum seakan menghadapi masa depan yang akan cerah berbinar sementara perempuannya diblur bagaikan hantu. Ajaran agama apa yang menutup jalan eksistensi perempuan tetapi membuka seluas-luasnya untuk laki-laki?

Saya sangat meyakini, Allah maha adil, Allah tidak hanya menuntut perempuan dengan kewajiban-kewajiban kepadaNya namun melupakan hak-hak perempuan sebagai manusia. Maka, saya sangat mempertanyakan, kepentingan siapakah yang hanya membolehkan laki-laki maju dan hebat sementara perempuan harus terus menerus terpinggirkan dan menjadi bayangan? Sekali lagi, saya meyakini Allah adil.

Tags: auratGenderKesetaraan Gendermisoginis
Tia Isti'anah

Tia Isti'anah

Tia Isti'anah, kadang membaca, menulis dan meneliti.  Saat ini menjadi asisten peneliti di DASPR dan membuat konten di Mubadalah. Tia juga mendirikan @umah_ayu, sebuah akun yang fokus pada isu gender, keberagaman dan psikologi.

Terkait Posts

Kesalingan

Kala Kesalingan Mulai Memudar

13 Juli 2025
Harapan Orang Tua

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

12 Juli 2025
Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Praktik Kesalingan

    Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir
  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID