• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Mengatasi Baby Blues Syndrome Menurut Islam

Hilya Aulia Husein Hilya Aulia Husein
25/11/2021
in Featured, Keluarga
0
Baby Blues Syndrome

Baby Blues Syndrome

338
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa ibu mengalami perubahan suasana hati secara mendadak pasca melahirkan, terkadang merasa sangat bahagia, kemudian sangat sedih atau menangis tanpa alasan yang jelas, merasa tidak berdaya, merasa cemas, merasa tidak sabar, sangat mudah tersinggung, resah, merasa kesepian ataupun perasaan-perasaan lain yang menyalahkan dirinya sendiri. Dan inilah yang dinamakan baby blues syndrome.

Kelahiran seorang bayi mungil di tengah-tengah keluarga merupakan kebahagian bersama, semua orang turut bersuka cita menyambut kehadirannya. Terlebih ibu yang selama ini hanya merasakan tendangan-tendangan kecil semasa di perut. Akhirnya bisa melihat secara langsung siapa penendang itu.

Semua fokus dengan tingkah lucu bayi mungil, sibuk mengasuh dan memberikan apapun yang dibutuhkan bayi, hingga terkadang mengesampingkan kondisi seorang ibu.

Padahal, kondisi badan dan aktifitas ibu masih dalam tahap menyesuaikan diri dengan berbagai hal yang baru, pun dengan kondisi psikologis ibu setelah persalinan yang terkadang masih belum stabil.

Data penelitian di berbagai belahan dunia secara tegas menunjukkan 2/3 atau sekitar 50-75% wanita mengalami baby blues syndrome. Sayangnya masih banyak orang yang menganggap bahwa baby blues syndrome hanya perasaan seorang ibu yang mengada-ngada atau ingin dimanja.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Dr. dr. Irawati Ismail Sp.Kj, MEpid, dari Bagian Psikiatri FKUI, menunjukkan bahwa baby blues syndrome adalah gangguan yang sering terjadi, tapi sayangnya jarang dirujuk ke ahli kejiwaan. padahal jika ini dibiarkan terus-menerus tanpa adanya penanganan, maka ini akan membahayakan bagi si ibu dan bayinya.

Baby blues syndrome biasanya terjadi karena faktor penurunan hormon, kelelahan dalam mengasuh, masih dalam proses adaptasi menjadi ibu, perubahan tubuh dan bisa juga karena komentar-komentar dari orang lain mengenai ibu, bayi ataupun cara pengasuhannya.

Seorang ibu yang mengalami baby blues seharusnya diberi pendampingan, support, terutama dari pasangan, orang tua dan orang-orang yang di sekitarnya. Ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, melahirkan dengan penuh perjuangan hingga mempertaruhkan nyawanya, Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Luqman, 14:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.

Demikian besar perjuangan ibu sampai Allah berwasiat dalam ayat tersebut agar kita dapat mengucapkan kata-kata yang lembut dan halus, bersikap merendahkan diri, menghormati, memuliakan, dan memikul bebannya, serta menjauhi sikap yang menyakitkannya, baik bentuknya ucapan maupun perbuatan kepada seorang ibu.

Jadi sudah seharusnya memberikan dukungan penuh baik secara mental dan fisik. Allah berfirman dalam Q.S At-Taubah, 71:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ

Artinya: “Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, adalah saling menolong, satu kepada yang lain”.

Menurut Dr, Faqihuddin Abdul Qodir, penulis buku Qiro’ah Mubadalah, ayat ini menegaskan kesalingan antara laki-laki dan perempuan. Dimana yang satu adalah penolong, penopang, penyayang, dan pendukung yang lain. Tidak ada yang lebih dominan, semua dilakukan bersama-sama.

Beberapa hal kecil yang sangat berarti bagi seorang ibu adalah ketika tanpa di minta pasangan berkenan membantu bergantian menggendong, menggantikan popok dan membiarkan “me time” beberapa saat. Pasangan dan orang terdekat juga seharusnya bersedia mendengarkan keluhan kesah ibu, memberikan saran dan sugesti positif, memotivasi ibu agar tetap semangat, ikhlas dan tulus dalam menjalani peran yang luar biasa, menjadi seorang ibu.

Nobody’s perfect, but every mom tries to do the best for her kids. Let’s support every mom!

Tags: baby blues syndromeBayiIbukeluargaKesalingan
Hilya Aulia Husein

Hilya Aulia Husein

Terkait Posts

Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Menjaga Kehamilan

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

8 Mei 2025
Ibu Hamil

Perhatian Islam kepada Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pengepungan di Bukit Duri

    Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB dalam Pandangan Fiqh
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl
  • Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan
  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version