• Login
  • Register
Sabtu, 25 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al Adawiyah Part II

Rabi’ah mengatakan : “O. Tuhan, mereka mencemoohku, lantaran aku mengabdi hanya kepada-Mu. Demi Kemuliaan dan Keagungan-Mu aku akan mengabdi kepada-Mu dengan seluruh darah dan nafasku”.

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
01/05/2021
in Hikmah
0
Non Muslim

Non Muslim

179
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Rabi’ah Al Adawiyah adalah anak yang cerdas. Daya ingatnya kuat. Ayahnya mendidik dan mengajari anak-anaknya membaca dan menghafal  al-Qur’an. Di antara mereka Rabi’ah paling mudah dan cepat menghafalnya. Bacaannya sangat fasih dan “tartil”. Dia juga mengaji keilmuan Islam tingkat dasar: Ilmu Tauhid, Fiqih, Nahwu, Sharaf, Akhlaq dll.

Rabi’ah dan saudara-saudaranya tidak cukup lama hidup bersama ayahnya. Ayah Rabi’ ah meninggal dunia dengan meninggalakan seorang isteri dan 4 anak perempuannya yang masih muda dan sangat miskin. Rabi’ah saat itu menjelang usia 10 tahun. Iya menjadi yatim. Kakak-kakak nya juga yatim. Mereka sangat bersedih ditinggal ayah yang menjadi sandaran hidupnya itu.

Tak lama kemudian ibunya menyusul ayahnya. Wafat. Betapa berat hidup Rabi’ah dan saudara-saudaranya itu. Mereka tak lagi ada orang yang menopang hidup. Tak ada juga tempat bermanja dan mengadu.

Dalam kondisi kemiskinan yang demikian berat, keempat anak perempuan itu terpaksa mencari pekerjaan di kota Basrah, ibu kota Irak. Mereka tidak tahu mau kerja apa di kota besar itu. Mereka berempat menyebar di tempat yang berbeda. Di antara mereka Rabi’ah adalah anak yang paling cantik. Di tengah jalan Rabi’ah ditangkap orang, lalu dijual kepada pemilik sebuah tempat hiburan malam. Di tempat itu ia bekerja sebagai peniup “Ney”, suling, untuk beberapa waktu untuk pada akhirnya menjadi penyanyi. Di samping wajahnya yang cantik, Rabi’ah juga perempuan bersuara merdu.

Rumah hiburan itu tiba-tiba menjadi ramai pengunjung, dan pemiliknya mendadak menjadi kaya-raya. Para pengunjung merasa senang mendengar nyanyian-nyanyian Rabi’ah.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • 5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili
  • Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah
  • Inti Ajaran Islam Adalah Penghargaan Kepada Seluruh Makhluk Hidup

Baca Juga:

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah

Inti Ajaran Islam Adalah Penghargaan Kepada Seluruh Makhluk Hidup

Bila malam telah larut, dan suasana di sekitar tempatnya menginap telah sunyi sepi, Rabi’ah tak segera beristirahat. Ia justru segera mengambil air wudhu dan shalat tahajud berlama-lama, sambil menangis. Ia mengadukan hidupnya kepada Tuhan. Rabi’ah shalat, berdo’a dan bermunajat dengan seluruh jiwa raganya sepanjang malam hingga fajar merekah.

Cahaya Berpendar- pendar di kamarnya

Pada dini hari yang sunyi sepi, Rabi’ah bangun. Hatinya gundah gulana. Gelisah. Ia segera bangkit, mengambil air wudhu dan bermunajat kepada Allah. Ia menumpahkan seluruh duka lara dan kerinduannya yang menggamit relung kepada Allah.

إلهي.. أنا يتيمة معذَّبة في قيود الرِّق وسوف أتحمَّل كل ألم وأصبر عليه، ولكن عذاباً أشدّ من هذا العذاب يؤلم روحي ويفكِّك أوصال الصبر في نفسي. الهى انت مقصودى ورضاك مطلوبى اعطنى محبتك.ومعرفتك. هذا هو غايتى. يا الهى.

“Duhai Tuhanku. Aku ini perempuan yatim piatu yang menderita dalam belenggu perbudakan manusia. Aku rela menanggung sakit tubuh dengan seluruh kesabaran yang aku miliki. Biarlah. Derita ini tak seberapa berat dibanding dengan derita yang akan aku alami di akhirat kelak yang akan membakar ruhku dan melepaskan kesabaranku. Wahai Tuhanku. Kerelaan-Mu lah satu-satunya harapanku, Anugerahi aku rasa cinta kepada-Mu dan pengetahuan tentang-Mu. Wahai Tuhanku. Itulah puncak cita-citaku”.

Begitulah Rabi’ah bermunajat setiap malam. Hatinya selalu dilanda resah gelisah. Ia menjadi jarang tidur.

Nah, pada suatu malam, manakala Rabi’ah tengah khusyu bermunajat, kamar Rabi’ah berpendar cahaya. Lampu di atas kepalanya berputar-putar mengelilingi kepalanya. Tuan rumah melihat cahaya itu, dan ia terperangah dalam kekaguman yang luruh. Esok harinya, Rabi’ah dibebaskan dan menjadi orang merdeka. Majikan itu merendahkan diri di hadapannya sambil memohon maaf atas perlakuannya kepada Rabi’ah selama ini.

Rabi’ah selanjutnya menempuh hidup sebagai “abidah”, pengabdi Tuhan seperti biarawati dalam dunia Kristen. Tiap dini hari bermunajat dan menumpahkan rindu kepada-Nya. Ia menyusuri jalan cahaya, mengunjungi pengajian-pengajian para sufi di kota itu. DIikabarkan, Rabi’ah antara lain mengunjungi Hasan al-Basri, pemimpin para sufi terkemuka di zaman itu yang kepadanya hampir semua sufi sesudahnya berguru.

Banyak teman mengolok-olok sikap hidupnya itu. Mereka seperti tak setuju dengan jalan hidup barunya. Rabi’ah mengatakan : “O. Tuhan, mereka mencemoohku, lantaran aku mengabdi hanya kepada-Mu. Demi Kemuliaan dan Keagungan-Mu aku akan mengabdi kepada-Mu dengan seluruh darah dan nafasku”.

Ia menggubah puisi indah :

وكنتُ أناجيكَ يا مَنْ تَرَى

خفايا القلوبِ ولسْنا نَرَاكَ

Aku membisikkan rinduku pada-Mu

Duhai Yang Melihat rahasia-rahasia hatiku

Sedang, kami tak melihat-Nya

يَا ذَا الَّذِى وَعَدَ الرِّضَا لِحَبِيبِهِ

أَنْتَ الَّذِى مَا اَنْ سِوَاكَ أُرِيدُ

Duhai Yang berjanji menyambut dengan riang kekasih-Nya

Duhai, Kau Yang tak ada yang lain yang aku harapkan. []

Tags: HikmahislamKebijaksanaanKH Husein Muhammadsufi perempuantasawuf
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Konstitusi

Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

25 Maret 2023
Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

25 Maret 2023
agama

Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

25 Maret 2023
keragaman

Keragaman Alam Semesta Adalah Kehendak Tuhan untuk Manusia

24 Maret 2023
Hikmah Ramadan

Hikmah Ramadan, dan Momentum Berlomba dalam Kebaikan

24 Maret 2023
Toleransi

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

24 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist