• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengurus dan Melayani Ibu dapat Pahala seperti Orang Berjihad

Dengan perspektif mubadalah, makna utama dari teks-teks hadis di atas adalah bahwa melayani keluarga yang membutuhkan akan memperoleh pahala jihad

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
11/04/2022
in Hikmah
0
Ibu

Ibu

398
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Berjihad dalam peperang pada masa Nabi Muhammad Saw merupakan sesuatu yang biasa terjadi. Para sahabat baik laki-laki maupun perempuan kerap ingin menjadi bagian dari berjihad bersama Rasulullah Saw. Pasalnya, ketika para sahabat jatuh di medan perang dan kemudian meninggal, maka Allah SWT sudah menjanjikan surga yang akan menantinya kelak di akhirat nanti. Akan tetapi ada sebuah perilaku dan perbuatan yang pahalanya sama dengan dengan berjihad dijalan Allah SWT. Perilaku dan berbuatan itu adalah berjihad dengan mengurusi, melayani ibu serta menemaninya.

Di dalam sebuah teks kitab hadis Mushannaf ‘Abd al-Razzaq yang dikutip dari buku Qiraah Mubadalah karya Faqihuddin Abdul Kodir menyebutkan bahwa yang pertama kali datang adalah laki-laki yang ingin pergi berjihad, tetapi ibunya melarang dan memintanya untuk tinggal di rumah menemani dan melayani sang ibu.

Nabi Muhammad Saw menjawab kepada laki-laki tersebut, “Tinggal (menemani dan melayani) ibumu, kamu akan dapat pahala yang sama dengan pahala jihad.”

Yang kedua, barulah datang seorang perempuan yang juga meminta pahala yang sama (jihad) sekalipun tidak ikut pergi jihad, dengan kerja-kerja domestik di dalam rumah tangga.

“Dengan perspektif mubadalah, makna utama dari teks-teks hadis di atas adalah bahwa melayani ibu dan keluarga yang membutuhkan akan memperoleh pahala jihad,” tulis Kang Faqih.

“Yang melakukan bisa laki-laki kepada ibunya, bisa juga kepada ayahnya, anak-anaknya, juga istrinya,” tambahnya.

Baca Juga:

Kasih Sayang Seorang Ibu

Surat yang Kukirim pada Malam

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Bagaimana Mubadalah Memandang Fenomena Perempuan yang Menemani Laki-laki dari Nol?

Terlebih, menurut Kang Faqih, bisa juga berarti lebih luas lagi, bahwa kerja-kerja perawatan dan pelayanan, seperti di rumah sakit, panti asuhan anak yatim dan jompo adalah juga kerja-kerja jihad dalam Islam.

Sementara itu, Kang Faqih juga menegaskan bahwa, sahabat Utsman bin Affan yang merawat istri juga dijanjikan pahala jihad (Shahih Bukhari, no. 2167).

“Penyebutan pahala jihad bagi perempuan di ranah domestik hanyalah contoh belaka, yang sesungguhnya bisa bermakna lebih luas mengenai apresiasi kerja-kerja domestik dan sosial,” tegasnya. []

Tags: IbuJihadMubadalahpahala
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ayat sebagai

    Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID