• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Meninjau Daycare untuk “Girls’ Vision for the Future”

Meski sudah terlambat, sebelum memulai tulisan ini, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Anak Perempuan Sedunia.

Alfiatul Khairiyah Alfiatul Khairiyah
14/10/2024
in Publik
0
Daycare

Daycare

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mari kita peringati hari anak perempuan dengan meninjau ulang fasilitas daycare hari ini. Meski sudah terlambat, sebelum memulai tulisan ini, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Anak Perempuan Sedunia. 11 Oktober kemarin, kita memperingati hari anak perempuan sedunia.

Kita semua mengamini bahwa anak perempuan harus memperoleh perlindungan, kesetaraan, dan penghormatan, tidak hanya perempuan dewasa. Anak perempuan juga harus mendapatkan pendidikan berkualitas, akses kesehatan yang baik, dan lingkungan yang berkelanjutan. Tidak hanya makan gratis yang esensinya masih menjadi perdebatan.

Berdasarkan misi pembangunan berkelanjutan, kita akan menuju suatu masyarakat tanpa kemiskinan dan kelaparan, memiliki kehidupan sehat dan sejahtera, mendapatkan pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, dan air bersih serta sanitasi yang layak.

Misi SDGs juga berlaku untuk anak perempuan dan didukung oleh berbagai pihak. Tentu, hal ini tidak kita peroleh hanya dengan program makan siang gratis oleh pemerintah. Tetapi, program-program lainnya yang mendukung secara esensial.

Hal ini disebabkan oleh berbagai berbagai krisis global yang akan anak perempuan hadapi. Hari ini, kita sudah banyak disuguhkan dengan konflik internasional, krisis iklim yang tak cepat tertangani dan eksploitasi semakin menjadi-jadi, kemiskinan, dan kekerasan. Tentu, kita harus membangun harapan anak perempuan dengan mulai berbenah. Salah satunya dengan memberikan layanan daycare terjangkau dan berkualitas untuk pekerja.

Baca Juga:

Vasektomi Sebagai Solusi Kemiskinan, Benarkah Demikian?

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

Menumbuhkan Relasi Kesalingan (Mubadalah) dari Rumah dan Sekolah

Kenapa Harus Daycare?

Sebenarnya, ada banyak hal yang harus kita perhatikan bersama terhadap anak perempuan, seperti ruang aman dalam dunia pendidikan bagi anak khususnya perempuan. Fenomena pekerja anak yang masih banyak terjadi, kekerasan seksual, dan fasilitas kesehatan yang tidak memadaai, serta lainnya. Tetapi, kali ini kita mulai dari fasilitas daycare terlebih dahulu. Mengapa begitu? Seperti yang Nancy Fraser katakan, bahwa sebagian besar penduduk di dunia adalah kelas pekerja.

Kita pikirkan saja, bagaimana orang-orang di sekitar kita adalah orang yang bekerja, entah menjadi karyawan, ibu rumah tangga, interpreneur, desainer, dan lainnya.

Pada abad 21 ini, kelas pekerja di dunia mencapai 2.8 miliar orang. 550 juta orang bekerja di sektor industri dan 850 juta di bidang jasa, sementara 1.4 miliar di sektor pertanian. Sedangkan di Indonesia sendiri, berdasarkan data BPS 2022 terdapat 63.880.500 orang pekerja. Namun, dalam perkembangannya pekerja di Indonesia mengalami informalisasi, yakni sekitar 59,11 persen.

Meski demikian, kelas pekerja baik formal maupun informal tetaplah memerlukan hak fasilitas yang baik dari perusahaan dan negara. Salah satunya adalah daycare yang berkualitas dan terjangkau oleh semua kalangan. Karena kelas pekerja yang mengalami liberalisasi ini tentu akan berpengaruh terhadap kualitas anak bagi pekerja yang sudah memiliki anak.

Di tengah arus kerja yang semakin mementingkan keamanan lapangan kerja dibanding keamanan/kepastian kerja membuat negara dan perusahaan lepas tangan pada hak para pekerja. Negara mengesampingkan hak pekerja dengan asumsi mengutamakan ketersediaan lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja. Padahal, hak pekerja harus tetap terpenuhi. Salah satunya dengan menyediakan daycare yang berkualitas dan terjangkau bagi pekerja.

Daycare sebagai Sebuah Awal

Dalam tulisan ini, kita singkirkan dulu pendapat orang-orang yang mengatakan bahwa perempuan yang menitipkan anaknya di daycare adalah bentuk ketidakbecusan menjadi orangtua. Sebab, kita tak pernah tahu pilihan dan pengalaman seorang ibu dan ayah.

Yang jelas, bekerja menjadi kebutuhan setiap orang untuk melanjutkan hidup. Untuk orang yang hidup di negara berkembang dengan kondisi ketimpangan yang besar, seseorang harus bekerja keras untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan layanan lainnya.

Untuk itu, kebutuhan anak dari seorang pekerja terhadap layanan daycare berkualitas tidak boleh seperti kita yang harus berjuang mati-matian untuk hidup. Anak para pekerja perlu mendapatkan jaminan daycare dari perusahaan dan negara. Di dalam prinsip ”no one left behind,” anak tidak boleh dikesampingkan. Bahwa mereka juga membutuhkan perlindungan dan layanan yang baik.

Kemudian apa hubungannya dengan anak perempuan? Anak perempuan merupakan subjek rentan yang seringkali mengalami pelemahan-pelemahan dalam kultur masyarakat kita. Kultur patriarki masih menganggap anak perempuan menjadi beban, menjadi objek pernikahan anak, tidak jarang juga objek seksual, dan kekerasan lainnya.

Sementara, ketika orangtua bekerja, anak perempuan akan lebih rentan. Daycare yang berkualitas dan terjangkau menjadi awal mula bentuk komitmen negara memberikan fasilitas perlindungan dan pendidikan yang baik terhadap anak, khususnya anak perempuan.

Hal ini tentu tidak hanya meningkatkan kualitas anak, tetapi orangtua dapat bekerja dengan baik tanpa dibayang-bayang beban ganda pada saat bekerja. Bukankah negara mengharapkah hal tersebut?

Bermula dari sini, setidaknya kita memberikan dan membantu anak perempuan di masa depan dengan berbagai hal yang akan mereka lalui yang tercantum dalam tema hari anak perempuan internasional “Girls’ Vision for the Future”. Hal ini menjadi salah satu dukungan untuk visi anak perempuan. []

Tags: Anak PerempuanDaycareHak anakhari anak perempuan internasionalperlindungan anak
Alfiatul Khairiyah

Alfiatul Khairiyah

Founder Pesantren Perempuan dan Mahasiswa Sosiologi Universitas Gadjah Mada

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version