Mubadalah.id – Secara teknis pelaksanaan keluarga berencana ialah melakukan pengaturan jarak kehamilan dan kelahiran. Serta memperhitungkan pada umur berapa perempuan sebaiknya mulai hamil dan pada umur berapa sebaiknya dia mengakhiri masa kehamilan.
Oleh sebab itu untuk mengurangi resiko kematian ibu karena hamil dan melahirkan dikenal rumus pemikiran menjauhi “4 terlalu” yaitu jangan :
Pertama, terlalu muda usia ibu waktu hamil. Kedua, terlalu tua usia ibu, masih hamil. Ketiga, terlalu dekat jarak kehamilan, dan keempat terlalu sering (banyak) melahirkan.
Al-Qur’an memberikan anjuran dalam hal menyapih anak yang disusui agar mencukupkannya selama dua tahun. Sejalan dengan dalam QS. Luqman ayat 14, Allah berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman ayat 14)
Dari ayat tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara kehamilan sebaiknya dua tahun, dan tidak menjadi soal jika jarak itu diperpanjang menjadi 3-4 tahun dengan tujuan mengatur kehamilan agar secara kesehatan ibu dan anak, secara ekonomi mapan, dan lain sebagainya.
Secara teknis medis, pengaturan kehamilan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara: dikenal dengan metode, alat, dan obat kontrasepsi.
Alat Kontrasepsi
Metode, alat, dan obat kontrasepsi tersebut ada yang bersifat tradisional seperti pantang berkala atau metode kalender seperti hormonal seperti pil, suntik, alat kontrasepsi bawah kulit (implan) yang kita kenal dengan susuk KB (keluarga berencana).
Non hormonal seperti kondom, alat kotrasepsi dalam rahim (AKDR) yang dikenal dengan IUD, dan cara operasi yang dikenal dengan Metode Operasi untuk Perempuan (MOW) atau Tubektomi, dan Metode Operasi Pria (MOP) atau Vasektomi.
Penggunaan metode, alat, dan obat kontrasepsi tidak boleh sekehendak sendiri, semuanya harus dalam pengawasan, bimbingan, dan anjuran dokter.
Karena tidak semua alat dan obat kontrasepsi cocok untuk semua orang. Maka pemeriksaan status kesehatan calon akseptor (peserta KB) oleh dokter atau bidan. Hal ini agar dapat mereka pilih alat dan obat kontrasepsi yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan akseptor. []