• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Mubaadalah dalam Berteman

Wanda Roxanne Wanda Roxanne
23/01/2020
in Publik
0
mubadalah, berteman

Ilustrasi: Pixabay

59
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sebelum menulis ini, saya bertanya pada teman-teman melalui Instagram Story, “Kenapa kita butuh hubungan persahabatan/pertemanan?”. Menarik sekali karena jawabannya karena begitu beragam. Mereka menjawab bahwa persahabatan dibutuhkan karena; 1. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya, 2. Membutuhkan rasa aman, 3. Tempat berbagi kesepian, 4. Sendiri itu tak nyaman, 5. Salah satu alasan yang membuat kita tetap hidup, 6. Membutuhkan hubungan yang mampu mengurangi stres, 7. Hubungan jangka panjang untuk menjaga rasa dan kepedulian, 8. Persahabatan itu melengkapi hidup.

Menurut Hierarchy of Needs Abraham Maslow, manusia memiliki kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, self-esteem dan self-actualization. Hampir semua kebutuhan itu membutuhkan orang lain untuk mendapatkanya. Untuk itu manusia menjalin relasi atau berteman dengan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

Pada dasarnya manusia memang tidak sanggup hidup seorang diri tanpa lingkungan psikis dan rohaniahnya sekalipun manusia mampu memenuhi kebutuhan biologis-fisiologisnya. Bahkan sejak lahir pun manusia sudah membutuhkan orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan makhluk yang berhubungan secara timbale balik (resiprokal) dengan manusia lainnya. Manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya.

Konsep kesalingan dalam islam disebut juga dengan mubaadalah. Mubaadalah berasal dari bahasa arab yaitu “ba-da-la” yang berarti mengganti, mengubah, dan menukar. Dalam buku Qiraah Mubaadalah, Kyai Faqihuddin Abdul Kodir mengatakan bahwa kata mubaadalah sendiri adalah bentuk kesalingan (mufa’alah) dan kerja sama antar dua pihak (masyarakah), yang berarti saling mengganti, saling mengubah atau saling menukar satu sama lain. Mubaadalah adalah prinsip untuk menumbuhkan dan melakukan kebaikan bersama-sama dalam relasi.

Prinsip mubaadalah sangat relevan dengan hubungan persahabatan karena dalam persahabatan atau pertukaran sosial, yang dibutuhkan adalah kesalingan. Kita bersahabat untuk saling mendengarkan, saling menolong, saling mendukung, saling memberi kebaikan, saling melindungi, dan kesalingan lainnya.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Seperti disebutkan dalam surah at-Taubah [99]: 71, “Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, adalah saling menolong, satu kepada yang lain; dalam menyuruh kebaikan, melarang kejahatan, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan menaati Allah dan rasul-Nya. Mereka akan dirahmati Allah. Sungguh Allah Maha Kuat dan Maha Bijaksana.”

Mungkin kita tidak bisa menolong dan berhubungan yang dekat dengan semua orang. Karenanya kita akan membedakan teman dan sahabat, berdasarkan kualitas hubungan yang sedang dijalani. Tapi, seperti kata Aristoteles bahwa tidak ada seorang pun yang akan memilih hidup tanpa teman sekalipun orang tersebut memiliki semua hal baik dalam dirinya. Aristoteles membedakan persahabatan menjadi 3 yaitu; persahabatan berdasarkan utilitas, persahabatan berdasarkan kesenangan dan persahabatan berdasarkan kebaikan. Persahabatan berdasarkan kebaikan adalah yang paling sempurna karena dalam hubungan ini kedua belah pihak saling mendoakan, saling menginginkan kebaikan untuk yang laindan saling mencintai apa adanya. Kualitas hubungan persahabatan ini bukan karena kualitas incidental tapi hubungan permanen yang benar-benar dijaga kualitasnya.

Secara pribadi, saya yakin sampai kapan pun manusia membutuhkan relasi hangat seperti persahabatan. Kita akan merasa aman saat sedih, terpuruk dan putus asa, ada orang yang menawarkan bahunya untuk tempat bersandar. Pasti menenangkan ketika ada orang yang memahami situasi kita tanpa perlu banyak bicara. Akan menyenangkan jika ada orang yang bisa menemani kita melakukan hal-hal baik dan menyenangkan. Tapi mungkin kualitas persahabatan yang dijalani setiap orang akan berbeda-beda. Persahabatan yang hanya diusahakan oleh satu pihak, tentu akan timpang. Jika hanya satu pihak yang terus mendengarkan, terus peduli, menolong, dan memberi, akan menurunkan kualitas hubungan atau bahkan mengubahnya-dari persahabatan menjadi hubungan pertemanan biasa atau yang disebut Aristoteles sebagai persahabatan karena utilitas yang bersifat accidental.

Pada dasarnya setiap orang ingin hubungan yang resiprokal, mubaadalah dan kesalingan yang diharapkan kedua belah pihak untuk memenuhi kebutuhan bersama dan untuk menjaga kualitas hubungan untuk kebaikan bersama. Kita akan diperlakukan sebagaimana kita memperlakukan orang lain, begitu sebaliknya. Setiap manusia memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda, karenanya manusia secara alami akan cenderung menjalin hubungan dengan yang memiliki bahasa cinta yang sama atau yang mampu saling memahami bahasa cinta masing-masing pihak.[]

Wanda Roxanne

Wanda Roxanne

Wanda Roxanne Ratu Pricillia adalah alumni Psikologi Universitas Airlangga dan alumni Kajian Gender Universitas Indonesia. Tertarik pada kajian gender, psikologi dan kesehatan mental. Merupakan inisiator kelas pengembangan diri @puzzlediri dan platform isu-isu gender @ceritakubi, serta bergabung dengan komunitas Puan Menulis.

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version