• Login
  • Register
Kamis, 11 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Muslimat NU untuk Indonesia Maju

Muslimat NU akan terus berjuang bahwa sebelum ataupun setelah menikah, perempuan tetap mulia, boleh berkiprah dalam kegiatan sosial sebagaimana laki-laki

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
27/01/2019
in Featured, Publik
0
Harlah Muslimat NU

Sumber foto: nu[dot]or[dot]id

81
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pagi hari ini, Minggu, 27 Januari 2019, bertempat di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, salah satu Badan Otonom Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)–yang menaungi ibu-ibu–Muslimat NU, merayakan Hari Lahir (Harlah) yang ke-73.

Perayaan Harlah pada tahun ini terbilang sangat istimewa, bukan hanya karena telah dihadiri oleh lebih dari 100.000 orang dari seluruh pelosok Tanah Air, tetapi juga dalam momen Harlahnya ini, Muslimat NU berhasil menggondol dua penghargaan sekaligus dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas capaiannya berkenaan dengan penampilan 999 penari sufi santri dan 1.000 kali khatmil Qur’an.

Sungguh merinding. Acara yang dimulai dengan shalat tahajud bersama ini diikuti dengan khusyuk meskipun bumi Gelora Bung Karno diguyur hujan. Ini menunjukkan bahwa kecintaan ibu-ibu Muslimat NU kepada bangsa ini tak ternilai harganya.

Yenny Wahid selaku Ketua Panitia, Khofifah Indar Parawansa selaku Ketua Umum Muslimat NU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj selalu Ketua Umum PBNU, berikut juga Presiden Ir. H. Joko Widodo, secara bergantian memberikan sambutan, saling meneguhkan bahwa NU harus terus menjaga nilai-nilai Aswaja (Ahlus sunnah wal jamaah An-Nahdliyah) sebagai benteng keberagaman bangsa Indonesia.

Sedikitnya ada dua pesan universal yang saya tangkap dari perhelatan Harlah Muslimat NU yang ke 73 ini. Pertama, pesan kebangsaan dan kedua, pesan kesetaraan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (2)
  • Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (1)
  • Pentingnya Taaruf dan Peran Wali
  • Mengenal Perjanjian Perkawinan Menurut Ulama KUPI

Baca Juga:

Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (2)

Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (1)

Pentingnya Taaruf dan Peran Wali

Mengenal Perjanjian Perkawinan Menurut Ulama KUPI

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Indonesia sedang dihadapkan pada sejumlah tantangan berat yakni infiltrasi ideologi radikal dan politisasi Islam. Keduanya sangat membahayakan solidaritas keumatan dan kebangsaan.

Maka mau tidak mau, Muslimat NU harus terus berupaya untuk menjaga empat warisan founding fathers: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia adalah Negara-bangsa, bukan Negara-agama. Indonesia milik bersama, bukan milik agama tertentu saja.

Oleh karena itu, ibu-ibu Muslimat NU dan kita sekalian umumnya masyarakat bangsa harus selalu bersiap siaga dalam menangkal ideologisasi radikal dan politisasi Islam dengan terus mendakwahkan Islam wasathiyah, spirit Islam yang moderat dan toleran, Islam yang juga mampu menyelaraskan agama dan budaya.

Momen Harlah ini juga sekaligus menjadi bukti bahwa ibu-ibu Muslimat NU akan selalu setia pada NKRI dan akan siap melawan siapapun yang akan merusak NKRI, termasuk pihak-pihak yang selama ini melakukan propaganda Khilafah Islamiyah maupun kampanye NKRI Bersyariah, menyebar hoaks, hate speach dan fitnah.

Ibu-ibu Muslimat NU juga telah membuktikan bahwa mereka adalah para pengusung nilai kesetaraan. Bahwa Islam adalah memang agama kesetaraan. Agama yang sama-sama memuliakan perempuan maupun laki-laki. Islam yang membuka kesempatan yang sama bagi perempuan untuk membangun bangsa dan berlomba dalam kebaikan.

Muslimat NU akan terus berjuang bahwa sebelum ataupun setelah menikah, perempuan tetap mulia, boleh berkiprah dalam kegiatan sosial sebagaimana laki-laki. Dan teladan kesetaraan telah dibuktikan oleh Khofifah Indar Parawansa yang kini telah terpilih menjadi Gubernur Jawa Timur.

Muslimat NU dan saya pikir kita sekalian harus terus menyemai nilai-nilai kebangsaan dan kesetaraan. Karena hanya dengan dua nilai universal itu Indonesia akan maju. Ibu-ibu Muslimat NU yang datang dari daerah-daerah itu yang akan menjadi agen nyata kemajuan bangsa. Membangun kemajuan bangsa dari Desa, di segala bidang, entah itu pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya.

Tidak aneh jika kemudian Presiden Jokowi hadir dalam kesempatan Harlah Muslimah NU yang ke 73 selain untuk memotivasi ibu-ibu, juga mengajak agar ibu-ibu Muslimat NU bersama membangun kemajuan bangsa.

Dalam komitmen kebangsaan, kita harus belajar dari Negara-negara di Timur Tengah; Suriah, Irak, Yaman, Libya dan lain sebagainya yang kesemuanya porak-poranda karena ketidakmampuan dalam menjaga solidaritas kebangsaan. Mereka terlibat perang saudara, saling memfitnah, melakukan ujaran kebencian dan berbuat makar terhadap Pemerintah.

Akhirnya yang banyak menjadi korban adalah masyarakat sipil, umat Islam sendiri, terutama ibu-ibu dan anak-anak. Entah berapa banyak nyawa yang melayang akibat dari kejamnya perang saudara dan merebaknya fitnah-fitnah.

Akhirnya, kita harus mengambil hikmah dari momentum Harlah Muslimat NU ini agar sekarang dan ke depan, Indonesia semakin kuat dan maju. Tantangan yang mengarah pada disintegrasi bangsa pastilah ada, tetapi kita pastut bersyukur karena kita selalu mampu untuk mengatasinya.

Indonesia harus terhindar dari aksi-aksi intoleransi, selain juga perlakuan diskriminatif terhadap perempuan. Ingat, musuh kita bukanlah perbedaan agama, suku, etnis, orientasi seksual dan lainnya, musuh kita adalah korupsi, intoleransi, hoaks, fitnah dan ujaran kebencian.

Semoga Allah Swt senantiasa melindungi bangsa kita dengan nilai-nilai kebangsaan dan kesetaraan. Selamat Harlah Muslimat NU yang ke 73! Al-Faatihah! Wallaahu a’lam.[]

Tags: bangsaislamjokowikarupsimoderatMuslimatNegaraNURadikalismetoleransi
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Dakwah Wali Songo

Keterlibatan Perempuan dalam Kesuksesan Dakwah Wali Songo

9 Agustus 2022
Film Horor

Logika Ekonomi Hantu Perempuan di Balik Film-film Horor Indonesia

9 Agustus 2022
Dunia Kerja

Mengenal Istilah Extend di Dunia Kerja, dan Payung Hukum yang Menaunginya

8 Agustus 2022
Udara Bersih

Mari Kita Bersatu, Wujudkan Kualitas Udara Bersih

6 Agustus 2022
Moderasi Beragama

Mediasi Moderasi Beragama; Dari Ruang Kelas ke Ruang Publik

6 Agustus 2022
Pekerja Rumah Tangga

Sudahkah Pekerja Rumah Tangga Bekerja dengan Layak?

5 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Akad Nikah

    Mensyaratkan Pisuke sebelum Akad Nikah Bisa Hilangkan Hak Perwalian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (2)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Alasan Persoalan Sampah Wajib Disuarakan Gerakan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Halaqah Pra KUPI II, Langkah Awal Bangun Peradaban Damai, Adil dan Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Refleksi Kursus Metodologi Musyawarah Keagamaan Fatwa KUPI
  • Pandangan Islam dan Hukum Positif Tentang Perjanjian Perkawinan (2)
  • 5 Alasan Persoalan Sampah Wajib Disuarakan Gerakan Perempuan
  • Halaqah Pra KUPI II, Langkah Awal Bangun Peradaban Damai, Adil dan Setara
  • Maraknya Fenomena Second Account di kalangan Remaja, Apa yang Dicari?

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist