• Login
  • Register
Senin, 12 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Pengalaman Keguguran yang Tak Pernah Mudah

Perempuan masih menghadapi stigma dan rasa malu yang sangat besar ketika mereka kehilangan bayi

Zahra Amin Zahra Amin
21/02/2024
in Personal
0
Pengalaman Keguguran

Pengalaman Keguguran

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nikita Willy baru saja bercerita bahwa dirinya mengalami keguguran anak kedua di usia kandungan 7 minggu. Ia menuturkan, “Bulan lalu (Januari), kami kehilangan bayi kami yang berharga pada usia 7 minggu yang memilukan.”

Tulis Nikita Willy via Instagram, Selasa, 20 Februari 2024. Ia juga membagikan foto hasil USG hingga momen dirinya saat menghadapi pengalaman keguguran. Kejadian ini berlangsung beberapa waktu yang lalu.

Tentunya kabar ini terasa pahit untuk Nikita dan Indra Priawan. Terlebih, saat mendengar kabar kehamilan kedua, keduanya sudah sangat bahagia. Ia membagikan foto hasil USG hingga momen diri dia saat menghadapi keguguran.

“Minggu-minggu awal itu dipenuhi dengan antisipasi dan cinta, dan aku menghargai setiap momen.” Ungkap Nikita.

Dukungan Suami

“Membayangkan kehidupan yang tumbuh dalam diriku dan keluarga kami yang sedang berkembang. Sayangnya, aku harus mengalami keguguran hingga merasa bersalah.” Demikian Nikita mengungkapkan perasaannya.

Baca Juga:

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

5 Risiko Kekurangan Gizi Pada Masa Kehamilan

Mengapa Kartini Meninggal setelah Melahirkan?

Huang Zitao; Ex Idol K-pop Produksi Pembalut Demi Istri

“Indra telah menjadi pilar kekuatan yang menopangku ketika aku merasa bersalah dan hancur,” ujarnya.

Keguguran merupakan hal yang kerap dialami banyak ibu di luar sana. Dengan kondisi NIkita Willy yang sekarang, ia ingin menguatkan ibu-ibu lainnya.

Nikita bahkan menambahkan informasi mengenai keguguran dalam Islam.

Bagi orang tua yang mengalami keguguran 6 minggu dalam Islam ternyata mereka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Hal ini bisa diketahui dari beberapa hadis sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya janin yang keguguran akan membawa ibunya ke dalam surga bersama dengan ari-arinya; apabila ibunya mengharap pahala dari Allah SWT atas musibah tersebut.” (H.R. Ibnu Majah).”

Tulis Indra dalam pesan WhatsApp yang Nikita bagikan di media sosialnya.

Dalam reels Instagram yang sama, Nikita juga memberikan pesan dokter kandungannya. Dalam obrolan tersebut, ia diberi tahu bahwa keguguran merupakan cara alamiah tubuh untuk menyingkirkan kehamilan yang tidak normal. Dengan begitu, tubuh bisa kembali menyiapkan diri untuk hamil kembali dengan kondisi terbaik.

“Dan aku ingat kata dokterku, keguguran adalah cara tubuh menyingkirkan kehamilan abnormal yang tidak dapat bertahan hingga cukup bulan. Agar tubuh dapat hamil kembali dengan bayi yang sehat. Menakjubkan, bukan?” katanya.

Meski masih berselimutkan rasa duka, Nikita mencoba untuk bangkit agar bisa kembali ke kondisi semula dan mempersiapkan kehamilan selanjutnya yang lebih baik.

Pengalaman Biologis yang Tak Mudah

Apa yang dilakukan Nikita Willy untuk berbagi pengalaman kegugurannya, merupakan sesuatu yang patut kita apresiasi. Karena hingga hari ini masih banyak stigma negatif yang menimpa perempuan yang mengalami keguguran. Sehingga perempuan kerap merasa bersalah, dan menyalahkan diri sendiri atas peristiwa yang terjadi.

Sebab saya punya pengalaman serupa, mengalami keguguran di kehamilan anak ketiga pada usia kehamilan dua bulan. Ada perasaan bersalah yang tak mampu saya jelaskan, hingga saya sempat mengalami depresi. Tiba-tiba menangis sendirian. Cukup lama waktu yang saya butuhkan untuk bisa pulih kembali, dan bisa menerima kenyataan.

Melansir dari laman WHO, perempuan masih menghadapi stigma dan rasa malu yang sangat besar ketika mereka kehilangan bayi. Mereka sering kali tidak terdorong untuk menceritakan pengalaman dan kehilangan mereka. Hal ini dapat menyebabkan isolasi dan keterputusan, bahkan dari pasangan dan keluarga dekatnya. Artinya perempuan akhirnya terjebak dalam kesedihan pribadinya.

Tidak semua keguguran tidak bisa kita hindari. Kita memiliki beragam alat dan protokol yang jika kita terapkan dengan tepat dapat mencegah setidaknya 1,3 juta bayi lahir mati. Beberapa di antaranya termasuk memastikan diagnosis dini kehamilan, pemeriksaan yang tepat untuk kondisi medis apa pun yang mungkin berdampak negatif pada hasil kehamilan. Selain itu memantau detak jantung bayi pada waktu yang tepat selama kehamilan dan selama persalinan, mengobati infeksi seperti malaria dan sifilis, serta pengawasan yang baik selama persalinan.

Memastikan Kehamilan yang Sehat

Untuk memastikan kehamilan yang sehat, perempuan harus memiliki akses terhadap layanan antenatal yang efektif sejak awal kehamilannya. Selain itu perempuan dapat mengakses layanan di masyarakat. Jika memungkinkan, ada keberlangsungan layanan yang dipimpin oleh bidan.

Perawat dan bidan dapat menjadi sekutu penting bagi perempuan. Inilah salah satu alasan mengapa WHO menetapkan tahun 2020 sebagai Tahun Perawat dan Bidan, yang bertepatan dengan laporan Keadaan Keperawatan Dunia yang pertama. Di negara-negara berpendapatan rendah, meningkatkan pelayanan yang bidan berikan sebesar 10% saja dapat mengurangi jumlah bayi lahir mati hingga seperempatnya.

Hak asasi manusia adalah landasan penyediaan layanan kesehatan. Perempuan harus bertanggung jawab atas tubuhnya sendiri. Perempuan dan bayinya tidak hanya harus bertahan hidup selama kehamilan, mereka juga harus kita dukung untuk memastikan bayi mereka tumbuh dan berkembang secara maksimal.

Kehamilan harus menjadi pengalaman positif bagi ibu dan bayi. Jika hal ini tidak memungkinkan, maka perempuan berhak mendapatkan empati, rasa hormat, dan dukungan dari kita. []

 

Tags: Hak Kesehatan Reproduksi PerempuanKehamilanNikita WillyPengalaman biologis perempuanPengalaman Keguguran
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Umat Buddha

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

12 Mei 2025
Membaca Kartini

Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

10 Mei 2025
Kisah Luna Maya

Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

9 Mei 2025
Waktu Berlalu Cepat

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

9 Mei 2025
Memilih Pasangan

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

8 Mei 2025
Keheningan

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

8 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Paus Leo XIV

    Mengenal Paus Leo XIV: Harapan Baru Penerus Paus Fransiskus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dampak Tambang Ilegal di Merapi: Sumber Air Mengering, Lingkungan Rusak
  • Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha
  • Mengenal Paus Leo XIV: Harapan Baru Penerus Paus Fransiskus
  • Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha
  • Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version